Persiapan Sebelum Hamil agar Anak Cerdas dan Tinggi serta Cegah Resiko Stunting

30 November 2022, 04:43 WIB
ILUSTRASI Persiapan Sebelum Hamil agar Anak Cerdas dan Tinggi serta Cegah Resiko Stunting /Freepik/

PORTAL SULUT - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi ini bisa terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir.

Akan tetapi biasanya kondisi stunting baru terlihat setelah bayi berusia 2 tahun.

Baca Juga: Ide Snack Sehat untuk Bayi, Jangan Sampai Salah Pilih ya Moms!

Tidak hanya postur bayi yang lebih pendek stunting juga dapat menyebabkan perkembangan kognitif, motorik, dan verbal yang tidak optimal, IQ bayi lebih rendah, peningkatan resiko terkena penyakit saat balita, serta untuk dampak jangka panjangnya postur tubuh lebih pendek.

Produktivitas bayi dan kapasitas kerja yang tidak optimal, meningkatnya resiko menderita obesitas, diabetes dan penyakit bawaan lainnya, serta menurunnya kesehatan reproduksi.

Dikutip Portalsulut.Pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Emasuperr pada 30 November 2022.

Ketika anak sudah mengalami stunting di atas usia 2 tahun maka akan sangat sulit untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Makanya sangat-sangat sangat diperlukan pencegahan terutama 1000 hari pertama kehidupan bayi.

Pencegahan stunting dimulai sejak sebelum hamil karena awal pertumbuhan janin itu membutuhkan cadangan nutrisi dari ibu terutama zat besi dan asam folat.

Zat besi dan asam folat sangat penting bagi janin untuk produksi sel darah merah serta pembentukan otak dan saraf janin.

Ibu yang mengalami anemia sejak sebelum hamil hingga awal kehamilan dapat menghambat pertumbuhan janin, meningkatkan resiko bayi stunting di kemudian hari.

Karena itu sangat penting sekali untuk menjaga berat badan Ibu jangan sampai kurang.

Periksa kondisi tubuh ibu hamil jangan sampai anemia terutama setelah menstruasi, serta jangan lupa memberikan tablet penambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu dalam mempersiapkan kehamilan.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Nama untuk Bayi Perempuan Cerdas Dalam Bahasa Arab Moms

Pastikan istri hamil di usia yang matang di atas 20 tahun, temani dan ingatkan istri untuk melakukan pemeriksaan antenatal care minimal 6 kali selama kehamilan, yaitu dua kali di trimester pertama, satu kali trimester kedua dan tiga kali di trimester ketiga dengan minimal dua kali ke dokter.

Berikan ibu hamil nutrisi yang seimbang dan tablet penambah darah sesuai dengan dosisnya, pastikan ibu hamil memiliki buku KIA yang terbaru dan pelajari tanda-tanda bahaya kehamilan agar dapat segera membawa ke fasilitas kesehatan jika tanda bahaya itu muncul.

Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan ibu hamil hingga melahirkan di usia cukup bulan yaitu 39-40 minggu.

Setelah bayi lahir pastikan mendapatkan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini, ini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan.

Jadi bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri dan melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya.

 IMD bermanfaat untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi, sangat membantu dalam keberlangsungan untuk pemberian Air susu ibu eksklusif dan lama menyusui.

Air susu ibu mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi.

Dehingga pemberian air susu ibu eksklusif dapat mengurangi resiko kematian pada bayi.

Kolostrum pada dasarnya berwarna kekuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.

Hari keempat sampai hari ke-10 Air susu ibu mengandung imunoglobulin, protein, dan laktosa yang lebih sedikit dibandingkan kolostrum, tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu yang lebih putih.

Jadi peran suami sangat penting untuk membantu ibu memberikan air susu ibu eksklusif selama 6 bulan.

 Jangan khawatir kalau air susu ibu masih sedikit karena lambung bayi saat awal lahir hanya sebesar kelereng.

Perhatikan dulu kenapa produksi air susu Ibu itu sedikit, apa karena kurangnya refleks menetek pada bayi, salah perlekatan saat menyusui, ibu yang kurang nutrisi atau karena ibu yang kurang bahagia, hal ini bisa membuat produksi air susu Ibu menjadi sedikit.

MPASI atau makanan pendamping air susu Ibu. makanan ini diberikan pada bayi usia 6 bulan ke atas dengan gizi seimbang.

Perhatikan juga tekstur dan nutrisinya sehingga dengan ASI dan MPASI bisa meningkatkan berat badan bayi sesuai dengan usia.

Baca Juga: Tumbuhan Ini Obat Kolesterol Paling Ampuh, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Selain itu jangan lupa untuk membawa bayi rutin ke Posyandu setiap bulan untuk mengukur status nutrisi serta berbagi ilmu dengan kader tentang tumbuh kembang bayi.

Bayi juga wajib melengkapi imunisasi untuk mencegah penularan penyakit berbahaya.

Pogram imunisasi ini penting diikuti sesuai usia bayi, dengan imunisasi itu bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga bisa lebih sehat lagi.

Karena bayi yang sakit tentu saja akan menghambat pertumbuhannya dan meningkatkan resiko stunting.

Cegah stunting dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat salah satunya menyediakan akses ke air bersih, jangan buang air besar sembarangan, jaga lingkungan agar terbebas dari asap rokok, serta lakukan kebiasaan gerakan cuci tangan pakai sabun.

 cara-cara ini dapat menghindarkan kita terinfeksi penyakit berbahaya sehingga dapat menurunkan resiko kejadian stunting.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler