PORTAL SULUT – Menurut dr. Ema Surya Pertiwi beberapa hal bakal terjadi pada tubuh saat terkena stroke.
Dikatakan dr. Ema Surya Pertiwi, penderita stroke akan mengalami kelemahan dan kelumpuhan sebagian anggota tubuh, sulit berbicara, gangguan keseimbangan dan beberapa hal lainnya.
Strok adalah kondisi medis akibat buruknya aliran darah ke otak.
Baca Juga: Sangat Beruntung Rumah yang Seperti Ini, Allah Titipkan Magnet Rezeki dan Berkah Kata Buya Yahya
Hal ini dapat terjadi karena berkurangnya aliran darah akibat penyumbatan atau adanya pendarahan.
Di Indonesia, strok terjadi pada 12 dari 1.000 orang dan satu dari 7 pasien yang mengalami strok meninggal dunia.
Berikut gejala dan perubahan pada tubuh saat seseorang terkena stroke menurut dr. Ema Surya Pertiwi, seperti dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Emasuperr.
Kelemahan atau kelumpuhan
Otak berfungsi untuk mengirimkan pesan kepada area tubuh kita, jadi ketika otak mengalami kerusakan pesan tidak tersampaikan dengan semestinya atau terkadang bagian tangan ataupun kakinya ini mengalami spasticity.
Jadi tiba-tiba tegang dan kaku sekali, dan benar-benar tidak bisa dibuka sama sekali.
Karena pesan dari otak yang tidak tersampaikan dengan baik kepada otot-otot tangan maupun kaki.
Sulit berbicara
Pasien stroke biasanya bagian koordinasi berbicaranya terganggu ataupun sulit untuk menyusun kata-kata yang baik.
Terkadang pasien stroke ingin mengucapkan kata-kata tapi sulit untuk menyusun kata-kata tersebut, ini disebut Dysarthria.
Hal ini terjadi ketika stroke mengenai koordinasi otot pada wajah, leher, ataupun tenggorokan.
Sulit menjaga keseimbangan
Biasanya pasien stroke sudah bisa berdiri namun dia masih sulit untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Jadi ketika berjalan rentan terjatuh atau ketika berjalan tiba-tiba lemah di salah satu sisi tubuh.
Oleh karena itu sering sekali dokter menyarankan ketika sudah terkena stroke apalagi yang bagian keseimbangannya rusak, tidak disarankan untuk kemana-mana sendirian, seperti naik motor, jalan sendiri, itu tidak disarankan karena ditakutkan tiba-tiba keseimbangannya terganggu dan bisa terjatuh ditengah jalan.
Kemampuan untuk kencing dan buang air besar
Pasien stroke terkadang sulit untuk mengontrol buang air besar atau air kecil.
Hal ini disebabkan karena otak tidak mampu mengontrol gerakan pada area otot-otot kandung kemih.
Kesulitan menelan
Kesulitan menelan bisa dialami oleh 40 sampai 50 persen pasien storke.
Hal ini sering disebut disfagia. Ini bisa menjadi berbahaya jika tidak disadari karena tubuh tidak mampu membedakan kira-kira makanan ini masuk ke arah lambung atau ke area paru-paru.
Jadi yang berbahaya ketika makanan ataupun minuman itu masuknya ke area paru-paru dan tidak disadari sama sekali.
Ini bisa meningkatkan resiko infeksi pada paru-paru.
Gejalanya pasien sulit untuk menelan, rasanya tenggorokannya kering, atau sering batuk-batuk saat makan.
Ketika makanan masuk ke arah paru-paru, pasien akan batuk-batuk. Ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan makan ataupun minuman yang masuk ke area paru-paru.
Terkadang pasien juga bisa makan-makanan padat, dan tidak batuk-batuk, tapi ketika minum air terkadang langsung batuk-batuk keras.
Hal ini karena ketika kita makan makanan padat memberikan waktu lebih lama pada otak untuk menyampaikan kepada kerongkongan kita dan lambung kita bahwa akan ada makanan yang masuk, akhirnya bisa dimasukkan pelan-pelan ke area lambung.
Namun air minum akan lebih cepat masuknya, jadi otak belum sempat untuk memberikan informasi ke area saluran cerna, tiba-tiba sudah langsung.
Ini membuat cairan tersebut masuk ke area paru-paru dan akhirnya berefek batuk-batuk.
Solusinya yang pertama bisa dirubah tekstur makanannya. Kalau makan padat masih batuk-batuk maka bisa dilembutkan, meminum cairan maka tekstur cairannya dirubah menjadi lebih kental.
Dengan cara ini bisa membantu pasien untuk melatih menelan dan meminimalkan resiko batuk-batuk.
Atau solusi lainnya adalah pasang selang NGT atau nasogastric Tube untuk mencegah makanan masuk ke area paru-paru, namun biasanya pasien sadar jarang mau diberi Selang makan.
Batuk juga bisa disebabkan karena posisi sering berbaring.
Karena ketika sering berbaring tidak sengaja masuk ke area pernafasan.
“Solusinya jangan terlalu sering berbaring atau saat tidur, posisi kepala harus lebih tinggi untuk mencegah masuknya cairan yang tidak disadari ke area paru-paru,” ujar dr. Ema Surya Pertiwi.
Baca Juga: Asam Urat? Jangan Konsumsi Makanan yang Mengandung 4 Bahan Ini Saran dr. Zaidul Akbar
Sering mengantuk dan kelelahan
Hal ini biasa terjadi 1-2 Minggu awal saat pasca stroke karena kerusakan otak. Otak perlu waktu dan tenaga lebih banyak untuk memulihkan jaringan-jaringan yang rusak.
Mengantuk dan kelelahan ini jangan terus menerus dibiarkan karena ini bisa menghambat kesembuhan pasien dan bisa menjadi pertanda depresi pada pasien.
Sebaiknya saat baru bangun pagi, pasien dibawa keluar, diberikan sinar matahari pagi untuk meningkatkan hormon kesadarannya sehingga lebih terjaga dan lebih aktif saat pagi.
Atau diberikan aktivitas-aktivitas latihan, diberikan hiburan, ditemani untuk mengurangi jam tidur dan rasa lelahnya.
Selain itu mengantuk dan lelah ini juga bisa disebabkan karena obat-obatan. Terkadang orang-orang yang mudah stres dan emosi sama dokter diberi obat-obat penenang untuk mengistirahatkan otaknya, jadi agar dia tidak terlalu banyak berpikir.
Karena semakin stres akan semakin meningkatkan tekanan darah tinggi yang meningkatkan resiko munculnya stroke kedua.
Perubahan sensasi pada area tubuh
Ketika merusak bagian persepsi pada otak, itu biasanya penderita bisa sangat-sangat sensitif terhadap warna, cahaya, sentuhan, gerakan, suara ataupun getaran, panas, suhu. Dan itu wajar terjadi.
“Hal ini bisa akibat dari kerusakan otak bagian sensasi,” kata dr. Ema Surya Pertiwi.
Jadi ketika disentuh, merasa sentuhan ini adalah pukulan maupun cubitan yang menyebabkan kerusakan pada sensasinya.
Nyeri
Biasanya berefek pada bagian yang mengalami kelumpuhan atau kekakuan pada tubuh. Bisa juga di area punggung ataupun leher terasa kaku dan nyeri sekali.
Apalagi kalau itu menyerang ke sensasi nyeri seseorang. Akhirnya membuat pasien benar-benar merasakan nyeri teramat sangat padahal tidak ada masalah pada tubuh.
Gangguan penglihatan
Stroke bisa menimbulkan berbagai masalah pada penglihatan.
Seperti penglihatan ganda, penglihatan redup, silau, atau terkadang hilang salah satu penglihatan atau hemianopia.
“Misalnya mata sebelah kiri bisa melihat tapi sebelah kanan tidak bisa melihat,” kata dr. Ema Surya Pertiwi.
Gangguan fungsi berpikir
Terkadang memori jangka panjang, jangka pendek, konsentrasi, persepsi, atau pemikirannya tiba-tiba bisa terganggu.
Memori jangka pendek misalnya, lupa makan padahal sudah makan. Memori jangka panjang, misalnya lupa hari tanggal ulang tahun, atau kemampuan untuk melakukan aktivitas sederhana.
“Misalnya disuruh berhitung, tidak bisa berhitung atau misalnya disuruh membaca jarum jam tapi tidak bisa,” kata dr. Ema Surya Pertiwi.
Gangguan emosional
Pasien stroke bisa sangat besar kemungkinannya untuk mengalami depresi, rasa sedih, amarah, emosi, merasa putus asa, menangis terus.
Terkadang sulit untuk dipahami perasaannya. Pasien sering meracau, mengomel itu sangat wajar sekali terjadi saat strokenya mengganggu pada area emotional penderita.
“Jadi perlu dipahami dan dimaklumi jangan malah dimarahi pasien stroke ini,” kata dr. Ema Surya Pertiwi.
Itulah perubahan yang terjadi pada pasien stroke menurut dr. Ema Surya Pertiwi. Semoga bermanfaat.***