Ortu Gak Perlu Panik, ini 7 Cara Ampuh Tangani Anak Tantrum

20 Juni 2022, 05:02 WIB
Ilustrasi Ortu Gak Perlu Panik, ini 7 Cara Ampuh Tangani Anak Tantrum /PIXABAY/AMARPREET25/

PORTAL SULUT - Sebagai orang tua, kita pernah menyaksikan anak kita menangis, menjerit, mengamuk, bahkan berguling-guling di tanah.

Biasanya mereka mengamuk karena tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan atau tidak bisa mengerjakan sesuatu.

Kondisi ini secara ilmiah disebut Tantrum.

Baca Juga: Usir Penyakit Wasir Dengan Rutin Konsumsi Resep Herbal Ini Terang dr. Zaidul Akbar

Tantrum memang terkadang menjengkelkan apalagi bila terjadi di tempat umum. Namun, ternyata hal ini normal lho dan merupakan proses tumbuh kembang anak yang alami.

Berikut penjelasan seputar tantrum pada anak, mulai dari pengertian, penyebab, sampai cara mengatasinya, sebagaimana telah disarikan dari berbagai sumber.

Apa itu tantrum?

Dilansir Verywell Family, Tantrum adalah ketika anak menunjukkan ledakan kemarahan dan frustrasi yang tidak terkendali. Tantrum, yang kadang-kadang disebut temper tantrum, mungkin melibatkan teriakan, menginjak, menendang, atau menjatuhkan diri sendiri ke tanah.

Lantas, apa penyebabnya?

Meski sama-sama menangis dan mengamuk, ternyata penyebab tantrum bisa dibedakan berdasarkan jenisnya lho.
1. Tantrum manipulatif
Tantrum manipulatif adalah tindakan yang dilakukan oleh anak-anak ketika keinginannya tidak terpenuhi dengan baik atau adanya penolakan. Ini adalah tantrum yang dibuat-buat oleh anak-anak untuk membuat orang lain memenuhi keinginannya.

Baca Juga: Mulai Sekarang Hentikan Bungkus Makanan Panas Pakai Kantong Plastik, dr. Zaidul Akbar: Fatal Akibatnya!

2. Tantrum frustasi
Umumnya tantrum frustasi yang terjadi disebabkan karena anak belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Anak dengan berusia 18 bulan rentan alami kondisi ini akibat merasa kesulitan mengatakan dan mengekspresikan apa yang dirasakan pada orang lain.

Tantrum seperti ini disebabkan ketidaknyamanan fisik seperti kelelahan, kelaparan, tidak enak badan atau gagal melakukan sesuatu.

Contoh Perilaku Tantrum

Kemungkinan besar anak-anak yang sedang tantrum menunjukkan beberapa perilaku berikut:
• Memukul diri sendiri atau orang lain
• Melempar benda
• Membenturkan kepala
• Menahan nafas
• Menggigit diri sendiri atau orang lain
• Memukul dinding

Cara menangani Tantrum

Diane Ryals, edukator keluarga di University of Illinois menjelaskan bahwa tantrum akan menjadi masalah besar saat orang tua menyerah terlalu cepat atau terlalu sering.
Tantrum harus berangsur-angsur hilang seiring berjalannya waktu saat anak Anda mempelajari keterampilan baru dan memperoleh kedewasaan. Berikut adalah beberapa cara terbaik untuk menangani Tantrum, diantaranya:

1. Abaikan
Menurut Kids Health, salah satu cara terbaik mengurangi perilaku tantrum manipulatif adalah dengan mengabaikannya dan tidak memberi anak perhatian yang justru akan semakin meningkatkan kemarahannya. Ketika anak Anda mengetahui bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian Anda, mereka mungkin menjadi termotivasi untuk mempelajari cara lain untuk mengekspresikan diri.

Tindakan mengabaikan ini baik dilakukan selama anak tidak berada dalam situasi membahayakan dirinya. Diamkan anak sejenak. Tinggalkan dia. Datangi kembali beberapa waktu kemudian.

Baca Juga: Jangan Abaikan, Ini 10 Tanda Anak Perlu Bantuan Psikolog

2. Tangani perilaku agresifnya
Jika anak Anda melakukan sesuatu yang sifatnya agresif, misalnya menendang, memukul, membanting, melempar, dan sebagainya, tangani perilaku itu dengan segera. Jika anak sudah tenang, beritahukan dengan cara lembut bahwa menyakiti orang lain adalah tindakan yang tidak baik dan tidak disukai semua orang. Dalam kondisi ini, orangtua dilarang menggunakan tindakan keras yang menyakitkan, karena tidak akan efektif untuk mengatasi tantrum.

3. Tahan, jangan teriak
Ketika menenangkan anak, sebaiknya orangtua menghindari tindakan kekerasan pada anak agar anak merasa dihargai. Jika Anda sendiri mengalami tantrum, anak Anda akan belajar bahwa berteriak atau menendang adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Orangtua adalah panutan bagi anak, jadi sebaiknya lakukan perilaku yang bisa dijadikan pelajaran untuk anak karena anak adalah imitator yang ulung.

4. Biarkan dia marah
Terkadang anak hanya perlu melampiaskan amarahnya. Jadi, biarkan saja dia marah, orang tua bisa membawa anak ke tempat yang lebih tenang, pantau anak dan awasi, bebaskan dia untuk melakukan apa yang dia mau untuk bisa meluapkan emosinya selama tidak melakukan hal yang membahayakan diri mereka.

Cara ini diyakini dapat membantu anak-anak belajar melampiaskan amarah dengan cara yang tidak merusak dan mengendalikan diri tanpa harus adu mulut dengan orangtuanya.

5. Beri dia perintah dengan kalimat singkat dan jelas
Anak-anak terkadang sulit memahami ucapan orangtuanya yang bertele-tele, apalagi saat terjadi tantrum. Salah satu cara untuk mengalihkan perhatiannya adalah dengan mengajaknya melakukan sesuatu di luar amarahnya. Tapi, ajakan itu harus disampaikan dengan kalimat yang lugas. Misalnya, "ayo mewarnai gambar!", "ayo menyiram bunga", dan sebagainya.

6. Bantu anak lakukan yang tidak bisa ia lakukan, sehingga membuatnya marah
Tantrum bisa diakibatkan oleh hal sederhana. Misalnya, seorang anak ingin mengenakan sepatu, tapi ia gagal melakukannya, karena memang kemampuannya belum sempurna. Jika hal itu yang membuatnya marah, sebagai orang tua, ajari anak untuk meminta pertolongan kepada orang tua atau orang lain yang anak kenal. Tidak ada salahnya sesekali memberikan pujian kepada anak jika dia berhasil melakukan sesuatu tanpa tantrum. Saat anak meminta pertolongan berikan pertolongan dengan lembut dan kasih sayang.

Baca Juga: Minuman Herbal ala dr. Zaidul Akbar Panangkal Kanker, Kolestrol, dan Asam Urat

7. Peluk
Ini mungkin menjadi cara terakhir yang bisa Anda lakukan untuk meredakan tantrum pada anak. Pelukan dapat meredakan amarah yang tengah meluap dalam diri si buah hati.
Berikan dekapan erat yang tegas, bukan pelukan sayang untuk menidurkan. Hindari mengatakan apapun selama Anda mendekap si kecil. Pelukan yang Anda berikan akan melahirkan rasa aman pada anak dan memberi tahu mereka bahwa Anda tetap menyayanginya sekali pun tidak setuju dengan apa yang dilakukannya.

Kapan harus menghubungi psikolog?

Tantrum merupakan perilaku yang umumnya berhenti sendiri seiring perkembangan anak.
Akan tetapi, kalau anak Anda mengalami beberapa hal di bawah ini, Anda perlu segera berkonsultasi dengan psikolog.
• Orangtua sering merasa marah atau hilang kendali saat menghadapi anak yang sedang tantrum.
• Hubungan dengan anak menjadi tidak harmonis atau renggang.
• Tantrum jadi lebih sering, intens, atau bertahan lebih lama.
• Anak Anda sering menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
• Anak Anda tampaknya sangat tidak menyenangkan, banyak menuntut, dan hampir tidak pernah bisa diajak bekerja sama.

Segera konsultasikan dengan psikolog bila anak mengalami hal di atas.

Semoga artikel ini bermanfaat.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler