Tak Usah Ngeluh jika Harus Naik Turun Tangga, Ternyata Bagus untuk Kesehatan Mental

16 Mei 2022, 06:48 WIB
NAIK-turun tangga bisa bikin kesehatan mental meningkat. /Ilustrasi: PIXABAY/Free-Photos/pixabay

PORTAL SULUT - Suka mengeluh saat harus naik turun tangga? Jangan lagi, deh. Manfaatnya ternyata bagus untuk kesehatan mental.

Para ilmuwan bahkan menyarankan kita untuk lebih banyak menaiki tangga agar lebih sehat secara fisik dan mental.

Apalagi, di masa pandemi Covid-19 yang belum usai kendati saat ini pembatasan sudah lebih longgar, aktivitas seperti menaiki tangga bisa menyehatkan.

Baca Juga: Biang Kerok Sakit Punggung dan Mudah Capek, Kata dr. Zaidul Akbar Waspadai Bagian Tubuh Ini

Ya, mengutip PMJ News, kegiatan harian seperti berjalan dan naik turun tangga turut berperan dalam meningkatkan kesehatan mental.

Aktivitas fisik sederhana ini memberikan dorongan yang cukup besar untuk kesehatan mental.

Penelitian membuktikan orang yang rentan terhadap masalah kejiwaan tampaknya mendapat manfaat lebih dari aktivitas.

Kegiatan harian tersebut juga bisa dilakukan di dalam ruangan selama pandemi Covid-19.

"Pembatasan ketat dalam kehidupan publik dan kontak sosial dapat berdampak buruk pada kesejahteraan," ujar Profesor Heike Tost.

"Agar merasa lebih baik, mungkin akan membantu kalau Anda lebih sering menaiki tangga," sambung salah satu penulis studi itu seperti dikutip dari laman Spring pada Minggu, 15 Mei 2022.

Kesimpulan tersebut diambil setelah peneliti mengamati 67 orang yang aktivitas sehari-harinya dilacak bersama keadaan emosional mereka dari waktu ke waktu.

Peserta studi diketahui merasa lebih waspada dan penuh energi setelah melakukan aktivitas sederhana, seperti berjalan menaiki tangga atau berjalan santai.

Baca Juga: Kamu Sering Stres dan Overthinking? Ini Cara Mengelolanya ala Rasullullah SAW Kata dr. Zaidul Akbar

Pemindaian otak juga dilakukan pada kelompok terpisah yang terdiri dari 83 orang untuk memeriksa proses yang terlibat.

Ini menunjukkan bahwa area otak yang disebut korteks cingulate subgenual.

Tost menjelaskan, orang dengan volume materi otak abu-abu yang lebih kecil di wilayah itu dan punya risiko gangguan kejiwaan yang lebih tinggi merasa kurang berenergi ketika mereka tidak aktif secara fisik.

Namun, lanjut dia, setelah aktivitas sehari-hari yang dilakukan orang-orang ini merasa lebih dipenuhi energi daripada orang dengan volume otak yang lebih besar.

Prof Andreas Meyer-Lindenberg, penulis studi lain dalam tim, menyimpulkan bahwa aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat bagi kesejahteraan mental.

Terutama, pada orang yang rentan terhadap gangguan kejiwaan.

Namun peneliti menekankan, perlu penelitian lebih jauh untuk mempelajari apakah aktivitas sehari-hari dapat mengubah kesejahteraan dan volume otak.

"(Juga) bagaimana hasil ini dapat membantu mencegah dan mengobati gangguan kejiwaan," ungkap salah satu peneliti, Urs Braun.***

 

 

Editor: Adisumirta

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler