Ancaman Kesehatan di Balik Renyahnya Gorengan Saat Berbuka Puasa, Ini Saran Pakar Gizi

8 April 2022, 10:27 WIB
Hindari Makan Gorengan Selama Ramadhan Agar Lambung Tak Jadi Korban /

PORTAL SULUT - Berbuka puasa tanpa gorengan, rasanya tak afdal untuk sebagian masyarakat Indonesia.

Namun ternyata, ada ancaman di balik renyahnya gorengan ini terutama bagi mereka yang bermasalah dengan lambung.

Hal ini diungkapkan Pakar Gizi Klinik dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Dr. dr Fiastuti Witjaksono MSc, MS, Sp.GK.

Baca Juga: 7 Hal Dasar yang Dibutuhkan Pria untuk Perawatan Diri

Dokter Fiastuti bahkan menyarankan, selama bulan Ramadhan makanan yang digoreng ataupun gorengan harus dihindari.

Goreng-gorengan, kata dia, dapat membuat proses pengosongan lambung menjadi lambat.

“Gorengan sebaiknya tidak dikonsumsi supaya lambung tidak merasa kurang nyaman. Lambungnya tidak enak, pengosongan lambung jadi lebih lambat," kata Fiastuti.

Selain gorengan, makanan yang mengandung lemak tinggi juga harus di hindari karena dapat merangsang asam lambung naik.

Menurut Fiastuti, asam lambung dapat terangsang naik, jika kita memakan makanan pedas, ataupun yang mengandung rasa asam terlalu tinggi.

Sehingga makanan tersebut harus dikurangi terutama di awal minggu puasa.

"Kalau sudah beberapa hari, biasanya saluran cerna sudah beradaptasi, bisa kembali menerima makanan biasa," kata Fiastuti seperti Portalsulut.com kutip dari Antara via Pikiran Rakyat.com, Selasa 5 April 2022.

Fiastuti juga menyarankan selama bulan Ramadhan, hindari makanan-makanan yang menghasilkan gas.

Seperti makanan berlemak, minuman bersoda, sayuran dan buah-buahan tertentu.

“Semisal kol dan sawi karena menghasilkan gas di lambung sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, kemudian buah-buah tertentu seperti nangka dan pisang ambon,” ujar Fiastuti.

Baca Juga: Simak Disini, 5 Langkah Mudah Mendeteksi Kebohongan Seseorang dari Bahasa Tubuh dan Gerakan Mata

Tidak hanya untuk makanan, beberapa minuman pun harus dihindari selama bulan Ramadhan, seperti kopi ataupun jus jeruk yang sangat asam.

"(Hal ini dilakukan) supaya puasa menghasilkan luaran yang lebih sehat tanpa dibebani beberapa kondisi yang ganggu lambung," ujar Fiastuti.

Selain itu untuk mencegah terjadinya dehidrasi selama berpuasa, Fiastuti meminta untuk bisa minum cairan sekitar 6-8 gelas per hari, selama berbuka puasa ataupun sahur.

"Cairan bisa air putih, bisa dikombinasi dengan susu," tutup Fiastuti.

DISCLAIMER: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Makanan Gorengan Tidak Disarankan jadi Menu Berbuka Puasa, Simak Penjelasan Dokter Berikut"***

Editor: Adisumirta

Tags

Terkini

Terpopuler