Kontroversi Piala Dunia Qatar
Para pekerja migran yang membangun stadion Piala Dunia Qatar diduga mengalami diskriminasi dan jam kerja yang panjang.
Baca Juga: Viral #MenolakAndinKw di Twitter, Ada Apa dengan Amanda Manopo? Ini Kata Penulis Ikatan Cinta
Selain itu kondisi kerja yang tidak menguntungkan, pencurian upah, dan pelanggaran lainnya karena majikan mereka menghindari tanggung jawab.
Hal tersebut menurut laporan setebal 75 halaman yang diterbitkan minggu ini oleh kelompok pegiat hak asasi yang berbasis di London, Equiderm.
Menyusul pengawasan internasional yang intens, Qatar telah menerapkan sejumlah reformasi perburuhan yang telah dipuji oleh Equidem dan organisasi hak lainnya.
Meskipun demikian, pegiat hak asasi mengeklaim bahwa pelanggaran masih meluas.
Namun, Qatar selalu membantah klaim bahwa keselamatan dan kesehatan 30.000 pekerja konstruksi yang membangun infrastruktur Piala Dunia dalam bahaya.
Ambet E. Yuson, Sekretaris Jenderal Serikat Buruh Bangunan dan Kayu Internasional, pun melakukan pembelaan.
Dia mengakui pekerja lain di Qatar mungkin tidak memiliki tingkat perlindungan yang sama, namun pekerja migran yang dipekerjakan pada proyek pembangunan Piala Dunia terlindungi.***