Ortu Betrand Peto Minta Maaf ke Sarwendah Pakai Adat Manggarai-NTT, Begini Prosesinya

- 23 April 2021, 13:46 WIB
Pertemuan Ruben Onsu dengan orang tua kandung Betrand Peto
Pertemuan Ruben Onsu dengan orang tua kandung Betrand Peto /The Onsu/

PORTAL SULUT – Polemik yang sedang melanda keluarga Ruben Onsu belakangan ini, berakhir Bahagia. Ini setelah orang tua Betrand Peto dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur, memohon maaf kepada istri Ruben Onsu, Sarwendah dan keluarganya.

Bahkan, papa dan mama kandung Betrand menyampaikan permohonan maaf mereka secara langsung, dan melalui prosesi adat Manggarai-NTT.

Prosesi permohonan maaf secara adat Manggarai itu, berlangsung di kediaman pribadi Ruben Onsu.

Baca Juga: Dikabarkan Hamil, Sule dan Nathalie Tak Jadi Bercerai? Netizen: Fix Jodoh

Prosesinya dibawakan langsung oleh Ferdy Peto, ayah kandung Betrand. “Saya dengan ibunya Onyo (panggilan sayang Betrand) dari NTT, Manggarai, akan membawakan sebuah acara adat,” katanya seperti dilihat portalsulut.pikiranrakyat.com dari kanal Youtube The Onsu Family, Jumat 23 April 2021.

“Maksud dan tujuan acara adat ini, saya atas nama orang tua Onyo dari Manggarai begitu juga ibunya, mau menyampaikan ucapan terima kasih dan mohon maaf untuk Bunda (Sarwendah) secara khusus,” jelas Ferdy.

“Kemudian kepada kedua orang tua Bunda, Yeyeh Naynay, melalui prosesi adat dan bahan-bahannya sesuai kebutuhan adat di NTT,” tambahnya

Prosesi permintaan maaf secara adat NTT itu, berlangsung di salah satu ruangan di kediaman Ruben Onsu.

Mereka duduk di sofa dengan formasi leter L. Duduk dari ujung kiri mama kandung Betrand, Ferdy Peto, Sarwendah, Betrand, lalu Yeyeh Naynay dan Hendry Klow –masing-masing ibu dan ayah Sarwendah.

Baca Juga: Prahara Rumah Tangga Sule dan Nathalie Holscher Belum Berakhir, Rizky Febian dan Putri Delina Rindu Sosok Mama

Ferdy Peto membawakan sendiri prosesi adat permintaan maaf itu. Tangan kirinya terlihat memegang sebotol bir yang masih tertutup rapat. Di bawah botol bir ada sebungkus rokok, juga masih tersegel.

Selanjutnya Ferdy Peto mulai bertutur kata dalam bahasa daerah Manggarai. Selama empat menit lamanya ia berbicara, menyampaikan permohonan maaf tersebut.

Tepat di menit keempat sejak memulai prosesi adat tersebut, Ferdy kemudian memberikan botol bir kepada Sarwendah.

Bir itu rupanya harus diminum, sebagai tanda permintaan maaf diterima.

Namun Sarwendah meminta kepada mereka, untuk meminum bir itu pada saat makan siang.

Setelah itu, Betrand menyampaikan terima kasihnya satu persatu kepada mereka yang hadir di situ.

"Terima kasih buat Bapak, buat Mama terima kasih. Bunda terima kasih. Terima kasih buat Naynay Yeyeh," ucap Betrand.

Ferdy Peto kembali berbicara. Kali ini, ia menerjemahkan rangkaian prosesi adat yang dibawakannya dalam bahasa Manggarai.

Bahwa maksud dan inti dari pembicaraan adat tersebut, karena selama ini di media sosial seperti Facebook dan Youtube, banyak orang-orang memojokkan Sarwendah, orang yang dianggap Ferdy sebagai adiknya.

Baca Juga: Ramalan Jumat 23 April 2021: Capricorn Berlimpah Rezeki

“Banyak orang telah mencemoohkan adik saya ini, ibu Sarwendah, menghina dia, hanya karena cintanya kepada buah hatinya, Betrand,” ucap Ferdy.

“Atas dasar itu, Yeyeh Naynay selaku orang tua dari ibu Sarwendah, yang menghadirkan ibu Sarwendah ke muka bumi ini, tentu juga mereka turut merasa sakit hati. Apalagi notabene Betrand bukan kandung mereka. Tetapi oleh karena Betrand, sehingga ada ikatan batin,” tandasnya.

“Nah hari ini mereka diejek, dihina oleh orang. Secara khusus yang memulai ini , kami dari NTT atau Manggarai,” aku Ferdy.

“Ibu Sarwendah merasa sakit hati, tentu orang tua yang menghadirkannya di muka bumi ini lebih sakit hati,” ujarnya.

Atas dasar itu, Ferdy pun meminta maaf kepada ibunda Sarwendah, Yeyeh Naynay, juga secara khusus ibu Sarwendah. Ia meminta, supaya masalah tersebut jangan disimpan di dalam hati.

“Buang semua itu jauh-jauh. Biar itu diterpa angin dan dibawa oleh air laut. Tidak boleh simpan di dalam hati,” pinta Ferdy.

Baca Juga: Ikatan Cinta 23 April 2021: Nino Terpukul Dengar Penjelasan Dokter Soal Elsa

“Semua kesalahan kami selama ini, akibat perbuatan kami selama ini, ibu juga Yeyeh Naynay merasa tersakiti. Maka atas dasar itu, berbicara adat ini saya hadirkan roh kami dari NTT Manggarai, untuk menyaksikan proses adat ini,” ungkapnya

Sarwendah yang mendapat giliran berbicara, menyampaikan bahwa kalau namanya cinta seorang ibu, mau dikatain apapun gakpapa. “Yang penting anaknya tidak apa-apa,” ujarnya.

“Apapun itu, yang penting kita sebagai keluarga bersatu, tutup kuping tutup mata. Itu tutup semuanya. Yang penting kita semuanya yang bersama dan kitanya yang kuat,” tandasnya.

Ayah Sarwendah juga turut berbicara di situ. Ia menyatakan bahwa Betrand adalah memang cucu pertamanya.

"Betrand ini cucu paling gede kami," tambah Yeyeh Naynay, ibunda Sarwendah.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x