Network
"Jadi biasa gini, nanti sore kita ketemu di lapangan ya, kita berantem ya. Walaupun berantemnya beneran. Memang kebanyak nonton (kartun) akhirnya suka berantem.
Walaupun beneran berantemnya, tapi kita anggap itu ya olahraga saja," imbuhnya.
Ariel baru menyadari jika perbuatan yang ia lakukan masa kecil itu sudah termasuk bentuk bullying kepada teman.
"Sebenernya itu sifat bully, tapi dulu enggak ngerti. Karena punya satu temen yang kalau diajak berantem mau. Kalau yang lain enggak mau jadi jatuhnya bully," katanya.
Setelah masuk Sekolah Dasar (SD), Ariel pun pindah ke Bandung bersama orang tuanya.
Di Bandung kenakalan Ariel yang suka mengajak teman berkelahi masih terus ada. Ia pun mencari siapa teman suka diajak berkelahi.
Baca Juga: Al Syok, Ternyata Reyna Adalah Nindy, Sinopsi Ikatan Cinta 25 Februari 2021
“Tapi pas pindah ke Bandung agak beda. Disangkain masih kayak gitu. Dicariin mana yang bisa diajak berantem. Ternyata ada satu yang kelihatan, itu preman kata temen suka malakin, suka bully,” ungkap Ariel.
Ajakan Ariel diladeni teman sekolahnya itu. Tapi vokalis Noah itu tak menyangka ia akan babak belur.
“Bedanya kalau di sana (Aceh) berantem satu lawan satu. Pas datang ke sana kiraian sendirian ternyata berlima. Digulung. Oh jadi kalau di sini rame-rame berantemnya. Jadi mulai dari situ jadi males berantemnya. Masa berantem bukan satu lawan satu,” ucapya.
Pada saat SMP dan SMA, Ariel mengaku kenakalannya standar-standar saja seperti anak lainnya yakni bolos sekolah.
Selain itu ada juga makan di kantin makan tiga bayar satu.
