Network
PORTAL SULUT – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, angkat suara soal Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
Pemerintah akan menaikkan anggaran penyaluran KUR kepada bank BUMN seperti BNI, BRI, dan Mandiri pada 2023.
Adapun kenaikan anggaran KUR terhadap bank berkaitan mencapai angka Rp 450 triliun, angka yang lebih besar daripada tahun 2022.
“KUR tahun depan akan kita naikkan dari Rp 370 triliun menjadi Rp 450 triliun,” terang Airlangga Hartarto.
Hal tersebut sebagaimana dinukil portalsulut.com dari Antara diakses 16 Februari 2023.
Pemerintah pun bakal mengurangi subsidi bunga KUR Mandiri dan BNI dengan rincian sebagaimana berikut:
- Suku bunga KUR Super Mikro dengan limit pinjaman Rp 1 juta sampai Rp 10 juta 3 persen per tahun
- Suku bunga KUR Mikro, Kecil, TKI, dan khusus dengan limit pinjaman Rp 11 juta sampai Rp 400 juta adalah 6 persen per tahun.
“Suku bunga untuk Super Mikro yang di bawah Rp 10 juta itu 3 persen, Rp 10 juta sampai Rp 500 juta 6 persen,” ungkap Airlangga.
Baca Juga: Pinjaman KUR BRI Rp 50 Juta dan KUR Mandiri Rp 50 Juta, Pilih Mana? Ini Tabel Angsuran dan Tenor
Cara kerja pengurangan subsidi suku bunga KUR di bank BRI, Mandiri, dan BNI ialah meningkatkan bunga acuan pada pinjaman kedua dan seterusnya.
Sebagai contoh, suku bunga pinjaman KUR BRI 2023 pertama adalah 6 persen.
Lalu apabila debitur mengajukan pinjaman KUR kedua kalinya suku bunga pun naik menjadi 7 persen.
Apabila debitur masih mau top up KUR BRI 2023, pinjaman ketiga ini pun akan naik suku bunga sebesar 8 persen per tahun.
Dan seiring meningkatnya bunga tahunan ini secara otomatis akan naik juga bunga angsuran per bulannya.
Baca Juga: Daripada Tunggu KUR BRI 2023 Mending Pinjam Uang di M Banking BCA Tanpa Agunan 2023
Demikianlah keterangan lengkap Airlangga Hartarto mengenai suku bunga KUR BRI, BNI, dan Mandiri tahun 2023.
Semoga bermanfaat.***
