Cerita Orang Tua Denis Bayi Asal Bolmong Yang Perutnya Terus Membesar

- 22 Oktober 2020, 18:41 WIB
Kondisi bayi Denis yang mengalami kelainan pada bagian perut saat ini sementara dirawat di RSUD Kotamobagu. (foto: pantau24.com)
Kondisi bayi Denis yang mengalami kelainan pada bagian perut saat ini sementara dirawat di RSUD Kotamobagu. (foto: pantau24.com) /




PORTAL SULUT- Denis Tunai bayi malang asal Desa Matayangan, Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara yang baru berusia 12 hari, saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kotamobagu.


Denis dilarikan ke rumah sakit pada Rabu, 21 Oktober 2020, sekitar pukul 18.00 Wita lantaran mengalami kelainan pada organ dalam tubuh, yang mengakibatkan perutnya membesar.


Kedua orang tua Denis Eman Tunai (38) dan Nurmi Paputungan (37), tak mengantongi kartu jaminan kesehatan. Baik kepesertaan secara mandiri maupun dari pemerintah. Sehingga bayi Denis dirawat di RSUD Kotamobagu tercatat sebagai pasien umum.

Baca Juga: Hore, Facebook Kembali Buka Pendaftaran Bantuan Untuk UKM Seluruh Indonesia. Ini Caranya

“Pemerintah desa yang memfasilitasi kami datang ke rumah sakit. Begitu juga dengan sumbangan dari pemerintah Desa Matayangan. Ada juga sumbangan dari beberapa masyarakat di sana (Matayangan),” kata Eman Tunai, ayah kandung bayi Denis, saat ditemui di RSUD Kotamobagu, Kamis 22 Oktober 2020 seperti dikutip dari Pantau24.com

Sementara itu Nurmi Paputungan. Ibu dari bayi Denis itu menambahkan, kondisi perut Denis mulai terasa membesar sejak sepekan terakhir. “Beberapa kali diperiksa oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Doloduo yang membawahi wilayah Kecamatan Dumoga Barat,”ungkapnya.

Baca Juga: Hore, Facebook Kembali Buka Pendaftaran Bantuan Untuk UKM Seluruh Indonesia. Ini Caranya

Oleh petugas kesehatan, menyarankan agar Denis dibawa ke dokter anak atau langsung ke rumah sakit. Tapi, lagi-lagi, kedua orang tua sang bayi tak punya biaya untuk berobat.

“Saya hanya ibu rumah tangga. Suami juga hanya buruh tani harian. Sekali bekerja kadang diupah 50 hingga 100 ribu. Itupun tidak setiap hari. Sementara, tanggungan suami di rumah selain saya, juga masih ada kedua orang tua dari suami. Penghasilan suami saya hanya cukup untuk makan sehari-hari saja,”tutur Nurmi.

Baca Juga: Kapan Prakerja Gelombang 11 Dibuka?

Eman dan Nurmi belum tahu persis penyakit yang diderita sang bayi. Termasuk kemungkinan biaya yang harus digelontorkan untuk kesembuhan sang buah hati mungil yang mereka dambakan sejak menikah enam tahun lalu.

“Kami belum tahu kalau penyakit apa, karena belum diperiksa. Menurut perawat, masih menunggu dokter spesialis anak,”ungkap mereka berdua.


 

Editor: Fandri Mamonto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x