Istri Nelayan dan Pedagang Ikan di Bolmut Perlu Diberdayakan di Tengah Pandemi

- 14 September 2020, 12:42 WIB
Salah satu pedagang ikan di pasar Boroko. (Foto Fandri Mamonto)
Salah satu pedagang ikan di pasar Boroko. (Foto Fandri Mamonto) /





PORTAL SULUT- Dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Dr Alfi S Baruadi S.Pi, M.Si mengatakan yang harus dilakukan oleh nelayan dalam situasi pandemic covid 19. Pertahankan profesi nelayan untuk tetap menjalankan roda ekonomi rumah tangga nelayan.

"Sebagai penghasil pangan khususnya protein hewani bagi masyarakat, maupun sebagai penyumbang dana dari retribusi hasil perikanan,”ungkapnya.



Lanjutnya, memang pukulan berat bagi nelayan saat pandemic covid 19 adalah pintu ekspor tidak seperti dulu bahkan ditutup dibeberapa Negara. “Pukulan berat lain ada akibat pertumbuhan ekonomi saat ini semakin terpuruk akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat akan produk perikanan,”tuturnya.

Baca Juga: Di Bolmut Melanggar Perbup Tentang Covid-19 Siap-siap Didenda Dari Rp25 Ribu Sampai Satu Juta



“Akan tetapi dibandingkan dengan profesi lain, maka perikanan khususnya perikanan tangkap masih kuat untuk bertahan dalam situasi pandemic covid 19. Karena alasan ketersediaan sumber daya ikan kita masih banyak dan sumberdaya manusia yaitu nelayan berpengelaman,”ujar dosen jurusan manajemen sumberdaya perikanan UNG ini.



Soal bantuan, menurut Baruadi dirinya menuturkan, jika mengutip beberapa pendapat nelayan. “Torang jangan kase bantuan makanan pak, karena abis makan torang somo tidor (Kami jangan diberikan bantuan makanan, karena abis makan kami tidur). Sehingga saya menyarankan bantuan biaya operasional yang bisa dibarter  dengan ikan hasil tangkap,”katanya.



“Mengapa? Karena ini yang menjadi masalah saat ini karena biasa operasional yang tidak cukup bahkan sudah tidak ada  biaya pengeluaran sama harga jual tidak berimbang. Bantuan biaya operasional dibarter dengan ikan dan sisanya atau keuntungan dari jual ikan diberikan tunai. Bisa bekerja sama dengan koperasi atau lembaga yang bisa berperan baik dan pengalaman,”harapnya


Untuk bentukan jangka panjang menurut Baruadi lebih disarankan kepada bantuan armada penangkapan dan alat penangkapan. “Perlu juga lembaga perikanan yang merupakan wadah mereka. Hati-hati kalau wadah tersebut dimanfaatkan oleh oknum yang membawa atas nama nelayan,”jelasnya.

Baca Juga: SABAR, Hanya Karyawan yang Miliki Syarat ini yang Cair BLT Subsidi Gaji Senin 14 September Hari Ini

Sementara itu pelopor sekaligus pembina organisasi  Deheto Hulonthalo (laut Gorontalo) Sandry Djunaidi M.Si  mengatakan dalam situasi pandemi seperti ini istri nelayan bisa diberdayakan. “Agar bisa dilihat bagaimana kedepannya kontribusi dari istri nelayan saat pandemic seperti ini,”ujarnya.






Dirinya menuturkan hal ini mencegah jika hasil ikan melimpah, dan dalam situasi pandemic ikan tidak habis terjual. “Sehingga dengan diberdayakan istri nelayan bisa menjadi nilai tambah bagi kehidupan nelayan, karena lebih bervariasi dan menarik minat,”tambah tenaga pendidik di laborotarium hidrobioekologi dan Biometrik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Negeri Gorontalo ini.


Baginya, pemerintah daerah bisa membantu para nelayan dan pedagang melalui bantuan ke UMKM. “Sehingga melalui UMKM yang ada para nelayan bisa terbantukan soal penjualan ikan mereka,”tambah pria asal Bolmut ini.



“Untuk pedagang ikan, mungkin bisa dibantu dengan cara penjualan online dengan ada yang mendampingi mereka,”harapnya.

Editor: Fandri Mamonto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x