Mengapa Masyarakat Jawa Menganggap Bulan Suro sebagai Bulan yang Sakral? Ternyata ini Jawabannya

- 16 Juli 2023, 06:01 WIB
Mengapa Masyarakat Jawa Menganggap Bulan Suro sebagai Bulan yang Sakral? Ternyata ini Jawabannya
Mengapa Masyarakat Jawa Menganggap Bulan Suro sebagai Bulan yang Sakral? Ternyata ini Jawabannya /pexels.com/Alex Fu

PORTAL SULUT - Bulan Suro menjadi bulan yang dianggap sakral bagi masyarakat Jawa.

Dimulai dari malam tanggal 1 Suro, masyarakat Jawa menganggap sebagai malam yang penuh sakral dan keramat.

Belum lagi banyak pantangan-pantangan bagi orang Jawa di bulan Suro.

Baca Juga: Inilah 4 Weton yang Mendapatkan Keberuntungan dan Rezeki di Bulan Suro Tahun 2023

Lantas apa yang membuat bulan ini sebagai bulan istimewa bagi masyarakat Jawa?

Terlepas dari tujuan ritual dan tradisi atau anggapan sakral atau angker dari malam 1 Suro, bulan Suro dianggap suci oleh orang Jawa.

Masyarakat Jawa memiliki sistem penanggalan tersendiri yang mengacu pada penanggalan Hijriah negara-negara Arab. Tahun Baru Hijriah yang jatuh pada 1 Muharram oleh orang Jawa disebut malam 1 Suro.

Berbeda dengan Tahun Baru yang dirayakan dengan suka cita, malam 1 Suro sebenarnya berkaitan erat dengan malam yang sakral dan keramat.

Representasi kesucian malam 1 Suro ini bahkan sering digambarkan dalam sejumlah film horor, seperti Malam Satu Suro (1988) yang dibintangi oleh aktris horor legendaris, Suzanna.

Dalam film tersebut, malam 1 Suro digambarkan sebagai saat jin, setan, dan santet menunjukkan keberadaan mereka kepada manusia. Sangat menakutkan bukan?

Belum lagi berbagai mitos dalam bahasa Jawa tentang malam 1 Suro. Tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti menikah atau membangun rumah.

Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Pada Malam Satu Suro agar Terhindar dari Bahaya Makhluk Halus yang Mengintai

Ini adalah tabu besar karena dianggap pamali atau ra ilok bagi kebanyakan orang Jawa. Meski tidak jelas apa alasannya, banyak orang Jawa yang masih menganutnya agar tidak terluka.

Di beberapa daerah di Jawa, berbagai ritual dan tradisi digelar untuk menyambut malam 1 Suro, misalnya menggelar padusan, yaitu mandi bersama di sungai dalam rangka “membersihkan diri” untuk menyambut tahun baru.

Ada juga lek-lekan atau tidak tidur semalaman, acara tudurani, tirakatan, atau selamatan dengan mempersembahkan berbagai sesaji atau ubo rampe.

Terlepas dari tujuan ritual dan tradisi atau pengertian malam keramat atau angker 1 Suro, ini jelas menggambarkan betapa sakralnya malam itu.

Lalu pertanyaan selanjutnya, mengapa bulan Suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut alasan bulan suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa.

Dalam karya Muhammad Solikin dalam bukunya yang berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) menyebutkan, alasan utama mengapa bulan Suro begitu disakralkan adalah karena budaya keraton.

Dia menulis bahwa keraton cangkang mengadakan upacara dan ritual dalam memperingati hari-hari penting tertentu, dan terus diturunkan, kemudian diturunkan dari generasi ke generasi.

Berbeda dengan sekarang, malam 1 Suro oleh Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakara justru dianggap sebagai malam suci dan bulan penuh rahmat.

Bulan Suro adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membersihkan diri dari hawa nafsu melalui tirakat, lelaku, atau refleksi diri. Salah satunya adalah pengamanan selama seminggu penuh tanpa henti.

Prapto Yuwono, dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia, menjelaskan mengapa malam 1 Suro dianggap menakutkan. Menurutnya, inilah dampak politik budaya dari Sultan Agung Kerajaan Mataram Islam.

Kalender Jawa-Islam dibuat oleh Sultan Agung dengan pembaruan penanggalan Saka dari agama Hindu dan penanggalan Hijriah dari Islam.

Pada tahun 1628-1629, pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung gagal menyerang VOC di Batavia.

Setelah dievaluasi, ternyata salah satu penyebabnya adalah pasukan Mataram yang terpecah menjadi berbagai aliran siring dengan masifnya Islam di Jawa. Hal ini membuat pasukan Mataram tidak solid yang berujung pada kekalahan mereka melawan VOC.

Dalam upaya menyatukan kembali rakyat dan pasukan di bawah panji Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung akhirnya menciptakan sistem penanggalan baru yang dikenal dengan penanggalan Jawa.

Baca Juga: Bahaya Mengintai! 3 Weton Ini Harus Berhati-hati di Malam Satu Suro 2023, Lakukan Hal Ini Agar Selamat!

Dia menciptakan tahun baru yang menggabungkan tahun Saka Hindu dan tahun Hijriah Islam dengan harapan bahwa semua rasa sakit dari dua kekalahan berturut-turut melawan VOC di Batavia akan hilang.

Sultan Agung menyatakan pada malam awal tahun baru untuk prihatin, tidak melakukan sesuka hatinya dan tidak ada pesta. Orang harus diasingkan dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sebagai penghormatan kepada para leluhur, pada malam yang sama semua pusaka harus dicuci, dibersihkan, bersamaan dengan kehidupan spiritual yang disucikan.

Dari sinilah orang Jawa percaya bahwa malam 1 Suro adalah malam yang sakral. Dan dari sini pula, malam 1 Suro menjadi waktu pertemuan antara dunia manusia dan dunia gaib, karena pusaka dimandikan dan didoakan kembali.

Selanjutnya pertemuan dua dunia itu akhirnya ditakuti oleh masyarakat, orang Jawa percaya, bahwa ketakutan adalah sanksi magis jika tidak berbuat baik selama setahun terakhir.

Selain itu juga beredar cerita lainnya alasan bulan Suro dianggap sakral.

Masyarakat Jawa menyakini bahwa bulan Suro terkait dengan penguasa laut Selatan, yaitu Ratu Kidul.

Masyarakat biasanya menggelar upacara labuhan dan melarung barang-barang berharga dan sesajen ke laut di Parangkusumo.

Melansir dari kratonjogja.id, Parangkusumo merupakan tempat Panembahan Senopati memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar menjadi pemimpin yang baik.

Baca Juga: Jangan Disepelekan Inilah Pantangan yang Tidak Boleh Dilanggar di Bulan Suro Menurut Para Tetua Jawa

Konon, Senopati Ing Alaga tersebut bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul yang akhirnya turut membantu Senopati dan keturunannya.

Tradisi dan kepercayaan tentang kesakralan malam 1 Suro terus diproduksi melalui mitos secara turun-temurun.

Dari mulut ke mulut oleh orang tua, dan tak jarang cerita seram di layar lebar maupun di layar kecil turut menyuburkannya. Sekarang setelah Anda mengetahui alasan di balik malam 1 Suro, Anda tidak perlu takut lagi.

Itulah informasi mengenai alasan bulan suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa. Semoga bermanfaat!**

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah