Perubahan Iklin Bikin Katak Kawin Lebih Cepat, Anak Mereka Bisa Bernasib Nahas

- 3 Juni 2022, 17:46 WIB
Perubahan iklim memengaruhi musim kawin katak menjadi lebih cepat.
Perubahan iklim memengaruhi musim kawin katak menjadi lebih cepat. /Gonzo69/Pixabay

PORTAL SULUT - Perubahan iklim memengaruhi musim kawin katak menjadi lebih cepat.

Hal tersebut berdampak buruk juga pada ketahanan anak mereka untuk menahan polusi.

Demikian hasil penelitian ilmuwan dari Binghamton University, State University of New York, yang diterbitkan di Frontiers in Zoology.

Baca Juga: Jejak Kota Kuno yang Hilang di Amazon Ditemukan, Punya Teras Seluas 30 Lapangan Bola

Perubahan iklim membuat musim semi di timur laut Amerika Serika kini awal.

Suhunya pun lebih bervariasi daripada sebelumnya. Perubahan ini tentu berdampak pada ekosistem.

Di antara yang paling parah terkena dampak adalah amfibi yang berkembang biak di musim semi seperti katak kayu.

Mereka terpikat keluar dari lumpur untuk kawin terlalu dini.

Saat musim dingin datang kembali, katak kayu dewasa kemungkinan besar akan bertahan dari cuaca dingi, tetapi tidak dengan telur mereka.

Mereka lebih berisko untuk mati.

Mereka tidak hanya harus bertahan pada suhu dingin ditambah kemungkinan hantaman badai, tapi juga efek dari garam jalan yang menjadi polutan umum.

Demikian menurut kandidat doktor Nicholas Buss, asisten riset Profesor Lindsey Swierk dan Associate Professor Jessica Hua.

Baca Juga: Golongan Darah Binatang, Kucing Hanya Dua Kemugkinan, Ternyata Sapi Sangat Rumit

Penelitian ini berfokus pada beberapa populasi katak kayu daerah barat daya dari Binghamton.

Musim kawian katak ini biasanya mulai pada pertengahan Maret dan pertengahan April.

Penelitian tersebut juga membahas terkait pengaruh polutan lingkungan yang umum tetapi terkadang diabaikan, garam.

Setiap musim dingin, 10 juta metrik ton garam jalan ditabur ke jalan raya di Amerika Utara.

Mereka kemudian tersapu oleh salju yang mencair dan hujan musim semi.

Buss menjelaskan, limpasan ini dapat meningkatkan salinitas lahan basah di dekatnya dan terbukti beracun bagi spesies air tawar seperti amfibi.

Amfibi adalah komponen penting dari ekosistem lahan basah. Sebagai berudu, amfibi memakan alga, meningkatkan kejernihan air dan kualitas lahan basah.

Kecebong juga berfungsi sebagai mangsa bagi banyak spesies invertebrata air, menjadikannya kontributor penting untuk siklus nutrisi dalam ekosistem lahan basah.

Para peneliti menduga bahwa katak yang berkembang biak lebih awal terkena stres akibat suhu.

Baca Juga: Hindari Pelecehan, Burung Kolibri Jacobin Betina Ubah Warna Bulu Mirip Jantan

"Hormon stres yang meningkat secara kronis dapat berdampak pada hormon lain, seperti yang terkait dengan homeostasis, pertumbuhan atau reproduksi," kata Swierk dikutip dari Phys.***

Editor: Adisumirta

Sumber: Phys


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah