10 Peribahasa Jawa yang Patut Untuk Direnungkan, Bijak dan Penuh Pelajaran Hidup

- 10 Mei 2022, 15:10 WIB
Ilustrasi orang Jawa  tangkapan layar YouTube.com/Dna MotobikE
Ilustrasi orang Jawa tangkapan layar YouTube.com/Dna MotobikE /

PORTAL SULUT - Berikut ini 10 peribahasa Jawa yang akan membuat hidup lebih bermakna, bijak dan penuh pelajaran hidup.

Peribahasa Jawa atau Paribasan Jawa hingga saat ini masih terjaga dengan baik dan kental dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Peribahasa Jawa adalah salah satu kekayaan sastra budaya di Masyarakat Jawa, mengandung pesan-pesan bijak dan nilai-nilai positif di dalamnya.

Baca Juga: Apakah Boleh Bersedekah Dengan Uang Pinjaman? Begini Penjelasan Buya Yahya

Berikut 10 peribahasa Jawa yang bijak dan penuh pelajaran hidup yang dikutip dari kanal YouTube Berilmu pada Selasa, 10 Mei 2022.

1. "Duwur Wekasane, Endhek Wiwitane"

Artinya adalah untuk bisa sampai di atas semua pasti dimulai dari bawah, peribahasa Jawa ini juga bisa diartikan dengan memang cita-cita atau impian kita terlihat besar dan sangat tinggi.

Tetapi itu semua bisa tercapai dengan mencoba melakukan hal-hal kecil untuk mencapai impian itu.

Setiap perjalanan yang jauh pasti dimulai dari langkah pertama, yang perlu kita lakukan untuk mencapai cita-cita adalah mulai dari sekarang.

2. "Mburu Uceng Kelangan Deleg"

Artinya memburu hal yang kecil tapi malah kehilangan sesuatu yang besar, ini adalah pelajaran bagaimana kita mengambil prioritas dalam hidup.

Terkadang perhatian kita terhadap cita-cita yang besar sering dialihkan dengan hal yang kecil.

Kadang pula upaya mengejar cita-cita dan impian harus kandas, karena kita sibuk melakukan sesuatu yang memberikan kenikmatan sesaat.

3. "Weruh Ing Grubyuk, Ora Weruh Ing Rembug"

Ikut-ikutan tapi tidak paham permasalahan. Banyak sekali orang terutama di media sosial yang habis-habisan berdebat kusir dan berdiskusi kosong atas sebuah permasalahan.

Entah tentang perspektif agama, politik atau pemerintahan. Tetapi sejatinya mereka tidak paham tentang permasalahan yang ada.

Atau adapula orang yang suka asal share sebuah berita, asal judulnya heboh langsung di share kemana-mana tanpa di cek terlebih dahulu.

Ikutilah sesuatu itu dengan ilmu, jika kita tidak punya ilmunya lebih baik pasang telinga untuk mendengarkan.

4. "Durung Pecus, Keselak Besus"

Belum punya kemampuan tapi sudah berkeinginan macam-macam. Punya impian dan cita-cita itu memang baik dan sangat penting.

Tetapi kita juga harus berpikir realistis, dengan melakukan usaha yang sesuai dengan besarnya impian itu sendiri.

Kebanyakan orang bermimpi besar tetapi malas untuk melakukan sesuatu, jadi imbangi impian besar kita dengan usaha yang besar pula.

5. "Jer Basuki Mawa Beo"

Setiap keberhasilan ada harga yang harus dibayar. Pepatah Jawa tersebut sebenarnya punya nilai yang jauh dari sekedar materi.

Nilainya sungguh luhur, yakni bahwa untuk mendapatkan sesuatu ada proses yang harus dilalui, ada pengorbanan yang harus diberikan, kerja keras, keringat yang harus dikucurkan.

Dan inilah kesejatian hidup yang kita jalani, tanpa bekerja keras hidup akan sia-sia, tanpa bertindak hidup tidak akan menjadi apa-apa.

6. "Urip Iku Urup"

Artinya hidup itu menyala. Hidup memberikan manfaat untuk sekitar kita, jangan menjadi orang yang ada atau tidaknya sama saja.

Atau dengan kata lain, keberadaan kita tidak dianggap atau bahkan keberadaan kita dianggap orang lain mengganggu.

Jadilah orang yang menyala, jadilah orang yang memberikan manfaat sekecil apapun kontribusi yang bisa kita berikan.

7. "Ojo Keminter Mundak Keblinger, Ojo Cidra Mundak Ciloko"

Jangan menjadi orang yang sok pintar atau merasa pandai agar tidak tersesat, dan jangan berbuat curang atau berkhianat agar tidak celaka.

Jadilah orang yang rendah hati, jadilah orang yang pandai mendengar, jadilah orang yang pandai mengambil hikmah, jangan jadi orang yang sok tahu.

Terlalu banyak bicara dan congkak, orang yang sok tahu dan congkak niatnya ingin dihormati orang lain, tetapi bukan penghormatan yang di dapat justru orang akan menjauh dan tidak mau menolong.

8. "Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan"

Artinya jangan mudah sakit hati ketika musibah menimpa dan jangan terlalu sedih ketika kehilangan sesuatu.

Kita harus sadar bahwa hidup penuh cobaan dan masalah, tetapi yakinilah bahwa setiap cobaan dan hambatan adalah tangga baru untuk menaikkan level derajat dan kedewasaan kita.

9. "Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti"

Artinya segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya akan bisa dikalahkan dengan kasih sayang atau kebaikan.

Jangan melawan amarah dengan amarah, jangan melawan sikap keras hati dengan sikap yang sama, lawanlah keras hati dengan sikap kasih sayang.

Tolonglah mereka yang masih terpasung dalam sikap benci dan amarah dengan memberikan cinta dan kasih sayang.

Baca Juga: Hewan yang Anda Pilih Mendefinisikan Karakter dan Kepribadian Anda Sebenarnya

10. "Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara"

Hidup adalah mengusahakan kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan dunia dan seisinya, dan juga memerangi sifat angkara murka, serakah dan merusak.

Kita diciptakan Tuhan di dunia ini membawa dua tugas, yang pertama adalah untuk merawat kebaikan.

Kebaikan untuk semuanya, hewan, tumbuhan, manusia dan termasuk hubungan kita dengan Tuhan.

Yang kedua adalah untuk memerangi kerusakan, melawan segala hal yang berusaha merusak kebaikan.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah