Network
PORTAL SULUT - Berikut ini arti telapak tangan kiri dan kanan gatal menurut Primbon Jawa.
Pasalnya, masih banyak yang tidak sadar tentang arti dari kedua telapak tangan gatal.
Walaupun, banyak yang mengatakan bahwa bisa jadi itu pertanda baik.
Dalam kitab Primbon Jawa menyebutkan bahwa telapak tangan gatal dianggap merupakan sebuah pertanda akan terjadi sesuatu kepada tidak lama lagi.
Di sisi lain, sebagian orang mungkin tidak percaya dengan pandangan ini, apalagi orang-orang di abad sekarang.
Penasaran bagaimana arti sesungguhnya dari telapak tangan kiri dan kanan gatal menurut Primbon Jawa?
Sebagaimana yang dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari berbagai sumber pada Senin, 7 Maret 2022, berikut ulasannya:
1. Telapak tangan kiri gatal
Arti telapak tangan kiri gatal merupakan tanda keberuntungan bagi yang mengalaminya.
Baca Juga: Minta Ampun Kayanya! 4 Weton akan Sukses dan Bejaya, Namun Harus Sabar dalam Menghadapi Cobaan Hidup
Hal itu telah disebutkan primbon mujarobat, yakni peninggalan masa kesultanan Islam Jawa.
Dikatakan bahwa, jika telapak tangan kiri gatal maka dalam waktu dekat dia akan mendapatkan uang.
Selain itu, juga akan mendapatkan keuntungan atau rezeki nomplok tanpa diduga-duga.
Percaya atau tidak dengan anggapan ini, itu adalah hak masing-masing.
Namun ada sebagian orang yang masih percaya dan mengaku bahwa hal ini punya korelasi positif.
2. Telapak tangan kanan gatal
Berbeda dengan telapak tangan kiri yang gatal, jika telapak tangan kanan yang gatal maka dalam Prombon Jawa disebut merupakan pertanda buruk.
Baca Juga: Jutawan Baru! 4 Zodiak Saldo Rekening akan Melesat seperti Roket Februari Hingga Maret 2022
Disebutkan bahwa jika telapak tangan kanan yang gatal, maka pertanda akan ada pengeluaran atau dari sisi keuangan.
Baik itu pengeluaran karena belanja, membeli apa saja atau mungkin pengeluaran mendadak.
Demikian ulasan mengenai arti telapak tangan kiri dan kanan gatal menurut Primbon Jawa.
Disclaimer: artikel ini hanya memberikan sedikit gambaran dengan tujuan bisa menambah pengetahuan. Sehingga, tidak diperkenankan untuk diyakini sepenuhnya.***
|
| |
