TERUNGKAP! Virus Covid 19 Ternyata Sudah Diramalkan Sejak Dahulu di Dalam Primbon, Simak Penjelasannya!

- 4 Maret 2022, 06:45 WIB
Covid 19 ternyata sudah diramalkan sejak dahulu
Covid 19 ternyata sudah diramalkan sejak dahulu /Pixabay/TheDigitalArtist/

PORTAL SULUT - Hingga saat ini, Corona Virus atau Covid 19 masih menjadi wabah yang menghantui seluruh masyarakat di dunia.

Bahkan, virus Covid 19 telah menelan banyak korban dan menjangkiti seluruh orang di dunia.

Di lain sisi, orang Indonesia telah lama mengamati pertanda alam khusunya yang terkait dengan wabah penyakit melalui Primbon.

Baca Juga: Rezeki tak Mau Menjauh, 5 Pohon ini Pembawa Kekayaan, Cepat Tanam Sebelum Banyak Yang Tahu, Asli Primbon Jawa

Dilansir dari akun Instagram @swm_ui, Jumat 4 Maret 2022, di dalamnya terdapat salah satu kajian budaya yang didasarkan pada kitab Primbon.

Menurut budaya Jawa dan juga Bali, wabah ini dapat diprediksi melalui ilmu titen atau ilmu mengamati alam yang tertuang dalam beberapa serat, Primbon, dan lontar.

Peristiwa gempa yang terjadi pada tanggal 10 & 12 maret 2020 lalu, dipercaya sebagai pertanda datangnya wabah penyakit. Dalam kalender Jawa, peristiwa tersebut terjadi di bulan Rajab.

Pada kalender matahari Jawa dan Bali yang biasa dipakai untuk menghitung pranatamangsa, hari terjadinya gempa itu masuk ke dalam Sasi Kasanga yaitu bulan ke-9.

Baca Juga: Tak Lolos Kartu Prakerja Gelombang 23? Segera Lakukan Ini Sekarang, Sebelum Kartu Prakerja Gelombang 24 Dibuka

Dalam tradisi lisan tentang Palelindhon, gempa yang terjadi siang hari pada bulan Rajab dianggap memberi pertanda wabah penyakit, kesulitan, dan kesengsaraan rakyat di suatu daerah.

Ternyata, dalam buku Primbon Betaljemur Adammakna, gempa tersebut juga memberi isyarat adanya wabah penyakit pada hewan ternak.

Sedangkan manuskrip lontar dari Bali yang berjudul Pawukon Taliwangke koleksi FSUI pun menyebutkan bahwa gempa ini sebagai pertanda bahaya, karena terjadi di Sasi Kasanga.

Disebutkan bila gempa terjadi di Sasi Kasanga sebab "Bhațarī Dūrga mayoga". Di lontar Palalindon Palintangan koleksi Pusdok Bali, disebutkan bahwa gempa tersebut sebagai "hudan apuy" atau hujan api.

Baca Juga: Jadwal, Kuota dan Syarat Kartu Prakerja Gelombang 24, Ternyata Ini 4 Alasan Tak Lolos Gelombang 23

Ilmu titen atau mengamati pertanda alam yang tertulis pada primbon-primbon di atas memberi kita sedikit informasi.

Yang perlu kita baca, bahwa leluhur kita bangsa Indonesia sebetulnya telah merumuskan cara membaca alam untuk mengantisipasi banyak kejadian.***

Editor: Ralki Sinaulan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah