Network
Sedangkan dalam kitab Mizan Kubro, etika para nabi yakni memuliakan anak. Namun adab ini tak populer di Jawa kata Gus Baha.
Jangan sampai orang lain merapalkan kalimat tauhid yang kita hormati, tapi seorang anak saja tidak kita hormati.
Hanya karena secara hierarkis anak berada di bawah posisi orang tua, bukan berarti sang anak tidak layak menerima hormat kita.
Padahal anak merupakan amal jariyah. Tatkala anak beramal saleh, maka kiriman pahala pun akan kecipratan kepada orangtua.
Baca Juga: Hati-hati, Ini Pesan Gus Baha Terhadap Pengguna WhatsApp: Nangis Saya Melihat Kelakuan Mereka
Dahulu kala nabi Ibrahim terobsesi mengabadikan kalimat tauhid sampai anak cucunya hingga hari kiamat.
Obsesi orang tua zaman kini bukan tauhid, melainkan supaya anak mau membalas jasa orangtua lalu merawatnya.
Kata Gus Baha dalam bahasa Jawa, “Anakku tak rumat cah ben sok ben ngerumat aku, ini kapitalistik,” pungkasnya.***
