7 Fakta Unik Gunung Semeru, Dari Gas Beracun Hingga Tempat Tingal Flora dan Fauna

- 15 Desember 2021, 18:29 WIB
Ilustrasi Foto Udara Letusan Gunung Semeru
Ilustrasi Foto Udara Letusan Gunung Semeru /Pixabay/


PORTAL SULUT – Gunung Semeru adalah puncak tertinggi di tanah Jawa yang menyimpan fakta unik. Gunung terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu belum lama ini mengalami erupsi pada Sabtu 4 desember lalu.

Dari Peristiwa tersebut, diinformasikan telah menyebabkan korban berjatuhan.

Diketahui, Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran atau disebut APG.

Warga sekitar Gunung Semeru pun berlarian panic menyelamatkan diri dengan menghindari gumpalan awan pana. Dampaknya selain memakan korban, beberapa pemukiman mengalami gelap gulita karena listrik mati.

Baca Juga: MENGERIKAN! Inilah Penampakan Sosok Cahaya Merah Gunung Semeru, Ada Pertanda Baik

Di balik peristiwa yang menimbulkan banyak korban, ternyata Gunung Semeru menjadi salah satu gunung berapi paling terkenal di Indonesia.

Gunung yang menyimpan banyak hal unik dengan keasrian dari adat budaya setempat.

Berikut adalah 7 fakta unik di Gunung Semeru:
1. Puncak tertinggi Pulau Jawa
Gunung Semeru atau juga disebut Gunung Meru oleh beberapa kalananga, merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan tinggi puncaknya Mahameru yang mencapai 3.676 meter dari permukaan laut.

Gunung ini tercipta dari terbentuknya subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.

2. Gunung Dengan Kawah Gas Beracun
Kawah di puncak Gunung Semeru yang bernama Puncak Mahameru, dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Di Puncak Mahameru tersebut,

Sangat tyidak disarankan bagi para wisatawan atau pendaki untuk menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang melewati jalur sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun, awan panas, dan aliran lahar.

Gas beracun dan awan panas ini diberi nama sebagai wedhus gembel yang dalam bahasa Jawa berarti kambing gimbal yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal karena penampakannya yang mirip.

Diketahu bahwa letusan wedhus gembel setiap 15-30 menit pada puncak Gunung Semeru yang masih aktif.

Tidak disarankan terlalu lama di ketinggian mahameru, karena arah angin menuju puncak sangat berbahaya, karena gas beracun dan letusan mengarah ke sana.

Baca Juga: Gawat! Letusan Semeru Hanya Pembukaan dari Rentetan Bencana, Paranormal Mbah Shohib: Ada 3 Gunung Lagi

3. Terjadi Letusan Sejak Tahun 1800-an
Menurut catatan yang ada, bahwa Semeru pernah meledak pertama kali pada 8 November 1818.

Pada rentang 1829-1878 juga ada beberapa kali letusan sampai pada tahun 1913, Kurangnya informasi yang terdokumentasikan, memaksa para ilmuan hanya menetapkan letusan pertama terjadi pada tahun 1800.

Selanjutnya semeru meletus kembali pada abad ke-19 Masehi itu terjadi pada tahun 1829, 1830, 1832, 1836, 1838, 1842, 1844, 1845, 1848, 1851, 1856, 1857, 1860, 1864, 1867, 1872, 1877, dan 1878. Bahkan, gunung ini kembali meletus tahun 1884 hingga 1899.

4. Gunung dengan topi awan
Fenomena tersebut terbilang unik,Tepat pada Desember 2018, masyarakat sempat dibikin geger oleh penampakan Gunung Semeru yang seperti memakai “topi”. topi itu merupakan awan yang disebut sebagai fenomena Altocumulus Lenticular.

5. Habitatnya para flora dan fauna
Semeru juga telah masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 hektar.

Ada beberapa gunung di dalam Kaldera Gunung Tengger antara lain: Gunung Bromo (2.392 m), Gunung Batok (2.470 m), Gunung Kursi (2.581 m), Gunung Watangan (2.662 m), dan Gunung Widodaren (2.650m). Selain itu, terdapat empat buah danau (ranu) cantik yaitu Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, dan Ranu Darungan.

Dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru banyak menyimpan jenis flora dan fauna, tercatat ada 1.025 jenis flora dan 38 jenis fauna yang semuanya dilindungi lewat Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang terdiri dari 24 jenis aves, 11 jenis mamalia, 1 jenis reptil, dan 2 jenis insekta.

Tumbuhan yang berada di sekitar Gunung Semeru memiliki banyak beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominiasi oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominasi oleh kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan edelwiss putih. Edelwis juga banyak ditemukan di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Terdapat pula beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Gunung Semeru bagian selatan.

Baca Juga: Inilah 4 Amalan Pak Roh, Pemilik Rumah Utuh Meski Dihantam Erupsi Gunung Semeru Desember 2021

Sedangkan hewan yang menghuni Gunung Semeru antara lain macan kumbang, budeng, luwak, kijang, kancil, dan lain lain. Tidak hanya itu, di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.

6. Punya danau Yang Indah
Semeru juga mempunyai Danau yang terletak di ketinggian 2.389 mdpl. Ranu Kumbolo menjadikannya Salah satu spot yang paling populer di Gunung Semeru, Danau ini dikelilingi perbukitan hijau. Para pendaki yang berkemah di sini dapat menyaksikan pemandangan matahari terbit di antara dua bukit.

7. Habitat ideal bagi elang Jawa
Di area Kawasan TNBTS secara keseluruhan adalah habitat idel bagiu elang jawa. Hal itu juga disebut dengan Nisaetus bartelsi, untuk berkembang biak. “Berdasarkan kajian habitat, TNBTS merupakan habitat ideal untuk pengembangbiakkan elang Jawa,” Ucap Plt Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardani,

Pemerintah lewat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui TNBTS rutin melepasliarkan beberapa ekor elang Jawa dan seekor elang ular bido di kawasan TNBTS.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah