9 Karomah Mama Aang Nuh Gentur, Sosok Kiai yang Sholat Tahajud di Atas Air

- 2 Desember 2021, 17:50 WIB
FOTO: Mama Aang Nuh (mengenakan peci putih dan salempang merah)/Tangkap layar/YouTube Jejak Para Wali
FOTO: Mama Aang Nuh (mengenakan peci putih dan salempang merah)/Tangkap layar/YouTube Jejak Para Wali /

PORTAL SULUT — Mama Aang Nuh Gentur Cianjur Jawa Barat merupakan sosok ulama karismatik sekaligus paku tanah Jawa Barat pada masanya.


Nama lengkapn Mama Aang Nuh adalah Abdul Haq Nuh bin Syekh Ahmad Syathiby Gentur bin Syekh Muhammad Said bin Syekh Abdul Qodir Cihaneut, Ciawi Tasikmalaya bin Syekh Nur Hajid bin Syekh Nur Katim bin Sembah Dalem Bojong bin Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (jalur Ibu) yang tembus sampai pada Rasulullah SAW.

Mama Aang Nuh merupakan putra dari Mama Ajengan Kaler Syekh Ahmad Syathibi Gentur, sosok yang merupakan guru besar ulama tanah Pasundan pada masanya sebab dari tangan beliaulah terlahir banyak ulama yang tersebar di berbagai penjuru nusantara hingga dunia.

Baca Juga: Diserang Rejeki Habis-habisan di Akhir Tahun 2021, Pemilik 6 Weton Ini Siap-siap Jadi Miliarder

Mama Aang Nuh adalah salah satu ulama kebanggaan tanah Pasundan yang Al Alim, Al Alamah, Al Kamil, dari Pondok Pesantren Gentur Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

Siapa yang tak kenal akan sosok yang begitu terkenal dengan ketinggian akan ilmu agamanya ini?

Bahkan dari segi karomah pun sudah banyak orang yang membuktikan menyaksikannya.

Beliau berguru ke beberapa ulama ternama di antaranya yaitu ayahnya sendiri Mama Ajengan Kaler Syekh Ahmad Syathibi, Mama Ajengan Kidul Syekh Muhammad Qurthuby, Mama Cijerah Syekh Muhammad Syafi'i, dan beberapa ulama ternama lainnya.

Semasa hidupnya Aang Nuh begitu masyhur sebagai ulama yang sangat harum namanya.

Bahkan, setelah wafatnya pun banyak dari kalangan masyarakat, pejabat, hingga ulama, silih berganti manusia lagi makamnya.

Terlebih saat haul Aang Nuh tiba, kaum muslim dari penjuru nusantara hingga dunia begitu antusias menghadiri untuk mengenang dan mendoakan sosok kharismatik ini.

Selain menjadi kebanggaan tanah Jawa Barat juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia sebab terkenal sebagai ulama ilmu agama tinggi sekaligus Kyai dengan beribu karomahnya.

Itulah sebabnya jika semasa hidupnya beliau dijuluki sebagai jawara se-Indonesia.

Dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Jejak Para Wali, pada 2 Desember 2021, berikut ini beberapa karomah Mama Aang Nuh.

1. Bertemu dengan Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Al Aydrus.

Di waktu beliau melakukan ziarah ke makam Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Al Aydrus di Luar Batang, Jakarta, beliau langsung bertemu langsung dengan Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus dan disambut baik sambil keluar dari dalam kuburnya.

Kemudian dibaiat langsung oleh Al Imam Al Habib Husein bin Abubakar Al Aydrus pemilik makam keramat, Luar Batang, masyaallah itu semua adalah kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

2. Suatu ketika Aang Nuh naik ke atas sambil ditembaki, namun tidak mempan, lalu tiba-tiba saja beliau langsung berada di rumahnya.

3. Ada orang yang sedang melamun lalu ditempeleng Aang Nuh dan beliau memerintahkan orang itu agar jualan peuyeum ubi, kemudian orang tersebut mendadak kaya raya.

4. Menaburkan daun pisang kering ke kolam, seketika daun tersebut berubah menjadi ikan mas kecil di kolam.

5. Pernah terjun dari air terjun yang tinggi yang di bawahnya ada batu runcing dengan posisi kepala terlebih dahulu, namun anehnya tidak terjadi apa-apa pada Aang Nuh.

Setelah itu, beliau lalu berkata kepada santri-santrinya, “Kalau belum waktunya meninggal dia tidak akan meninggal.”

6. Pernah suatu ketika, beliau menendang tiang masjid yang tak kunjung usai pembangunannya, sambil berkata “Ini masjid apa kandang hewan?”

Tidak lama dari kejadian itu, ada mobil yang mengirim bahan-bahan bangunan dan masjid pun rampung didirikan.

7. Ada sebuah kisah yang sangat mengherankan., saat Aang Nih pergi haji bersama beberapa muridnya.

Tiba-tiba ada dua orang pria yang menghampiri dan mencium tangan Aang Nuh, bingunglah murid-muridnya sebab kedua pria itu asing bagi mereka dan baru pertama kali melihatnya.

Lalu salah seorang murid mengejar kedua pria itu dan bertanya dengan bahasa Arab, “Mengapa Anda berdua tiba-tiba mencium tangan guru saya?” kata murid dari Aang Nuh.

Kedua pria itu lalu menjawab, “Tadi kami didatangi seseorang dan orang itu menunjuk kepada guru Anda, lalu ia berkata ciumlah tangan beliau karena beliau termasuk tentara Imam Mahdi di akhir zaman.”

8.Ada sebuah kisah yang disaksikan langsung oleh seorang kakek, ketika dahulu tahun 1978 saat si kakek mengawal Aang Nuh berziarah ke makam kakeknya yaitu Syekh Abdul Qodir Cihaneut, Ciawi, Tasikmalaya.

Ada keajaiban saat itu yakni si kakek melihat langsung Aang melakukan Salat Tahajud di atas air. Air yang dipijak Syekh Aang Nuh seperti sajadah yang menahan tubuh beliau.

9. Ada kisah berkait karomah Aang Nuh dengan karomah Mama Gelar beliau berdua merupakan dua ulama masyhur dari Cianjur.

Suatu ketika saat Mama Gelar mengadakan sebuah acara di pondok pesantren Gelar. Beliau mengundang Aang Nuh untuk hadir lalu pada hari yang telah dijadwalkan acara pun berlangsung dengan dihadiri banyak ulama lainnya.

Baca Juga: Siapa Sangka 6 Tanaman Ini Bisa Membawa Sial Menurut Feng Shui, Jangan-jangan Kamu Punya

Saat itulah, karomah Aang Nuh yang tinggi ini terlihat. Saat itu Aang Nuh memukulkan tangannya ke kolam ikan, atas izin Allah SWT, seketika saja ikan-ikan yang ada di kolam itu pun naik ke daratan.

Lalu, Mama Gelar juga ikut memukulkan tangannya ke kolam atas izin Allah SWT seketika saja ikan-ikan yang ada di kolam itu pun naik ke darat dengan kondisi sudah matang.

Mama kelar lalu berkata, “Itulah bedanya orang yang merokok dengan yang bukan.”

Itulah biografi serta beberapa karomah dari Mama Aang Nuh Gentur Cianjur Jawa Barat yang dalam menjalani kehidupannya penuh kewibawaan serta membuat masyarakat sangat menghormatinya.
Penampilan yang sangat bersahaja membuat orang yang melihatnya bergetar. Beliau tutup usia pada tahun 1990.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x