5 Falsafah Jawa Presiden Soeharto Yang Kamu Belum Tahu, Menurut Pakar Spiritual Jawa

- 14 Oktober 2021, 17:38 WIB
Mantan Presiden Soeharto
Mantan Presiden Soeharto /Instagram/@hputrasoeharto

Artinya adalah menjunjung tinggi dan menanam dalam-dalam. Jadi ini adalah wujud bakti seorang anak.

Seorang anak harus selalu menjaga nama baik kedua orangtua serta keluarganya.

Memendam dalam-dalam, artinya apabila orangtua punya kesalahan, maka harus dimaafkan. Jangan diungkit-ungkit.

5. Sugih tanpo bondo

Falsafah lengkapnya adalah ‘sugih tanpo bondo, digdoyo tanpo aji, wuruk tanppo bolo, menang tanpo ngasorake’.

Kalau dijabarkan, orang kaya adalah orang yang selalu dalam keadaan ikhlas menerima apa yang sudah ada dengan syukur.

Digdoyo tanpa aji artinya kita mesti punya prinsip yang sangat kuat dalam menjalani kehidupan.

Wuruk tanpo bolo, artinya tidak menjadi kuat hanya karena bisa mengalahkan seseorang. Menundukkan orang lain tidak harus memakai militer, tapi bisa dengan prinsip yang kuat.

Menang tanpo ngasorake, meskipun kelihatan kita menang tapi orang yang dikalahkan tidak merasa dikalahkan. Akhirnya terjadi hubungan yang baik dan damai di atas bumi manusia.***

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x