Umat Muslim Wajib Tahu, Waktu Tidur yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

- 15 April 2021, 13:40 WIB
Jangan Cuman Tidur Seharian Ketika Berpuasa
Jangan Cuman Tidur Seharian Ketika Berpuasa /Pexels/Andrea Piacquadio.

PORTAL SULUT – Satu bulan berpuasa di bulan Ramadan, sebaiknya diisi dengan kegiatan-kegiatan positif.

Tidak makan dan tidak minum, bukan berarti kita hanya malas-malasan apalagi tidur sepanjang hari sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Perihal tidur, beberapa ulama telah menjelaskan dan tegas menyatakan waktu tidur dan dianjurkan dan tidak dianjurkan.

Baca Juga: Ramalan Primbon Jawa, Inilah 2 Weton Diprediksi Kejatuhan Rezeki di Bulan Ramadhan 2021

Dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari akun Instagram @nu_online id pada Kamis 15 April 2021, berikut penjelasan soal waktu tidur yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by NU Online (@nuonline_id)

 

Porsi tidur yang ideal bagi manusia dalam sehari semalam adalah kisaran enam sampai delapan jam, dengan menyertakan tidur qailulah (tidur sebentar) di siang hari. (Jalaluddin as-Suyuthi, Ar-Rahmah fi at-Thib wa al-Hikmah, hal. 20)

Meski demikian, ada waktu-waktu tertentu yang tidak dianjurkan bagi seseorang untuk tidur.

Pertama, tidur setelah shalat subuh sampai terbitnya matahari. Tidur di waktu ini dipandang akan menjadikan orang yang melakukannya terhalangi mendapatkan berkahnya rezeki dan umur. Sebab waktu-waktu tersebut merupakan waktu diturunkannya keberkahan rezeki pada seseorang. Hal ini seperti dijelaskan oleh Habib Zain bin Smith:

النوم بعد الصبح يذهب بركة الرزق والعمر لأن بركة هذه الأمة فى البكور وهو بعد صلاة الفجر إلى طلوع الشمس.

“Tidur setelah subuh menghilangkan berkah rezeki dan berkah umur, sebab berkahnya umat ini ada di waktu pagi, yakni waktu setelah shalat subuh sampai terbitnya matahari” (Habib Zain bin Smith, Fawaid al-Mukhtarah, Hal. 590)

Baca Juga: Delapan Orang Rumah Positif, Ussy Sulistiawaty: Covid-19 Bisa Menghantam Mental

Kedua, tidur setelah masuk waktu ashar. Tidur pada waktu ini berisiko mengurangi daya aktif akal pelakunya. Dalam salah satu hadits dijelaskan:

مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

“Barang siapa tidur setelah waktu Ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri” (HR Ad-Dailami).

Sedangkan waktu tidur yang dianjurkan oleh syara’ adalah tidur di waktu qailulah. Dalam hadits dijelaskan:

قِيلُوا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَقِيلُ

“Tidurlah qailulah (siang hari) kalian, sesungguhnya Syetan tidak tidur di waktu qailulah” (HR ath-Thabrani)

Halaman:

Editor: Rensa Bambuena

Sumber: Instagram @movreview


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x