Beginilah Proses Terjadinya Petir Sampai Bisa Mengeluarkan Api, Hingga Suara yang Keras, Berikut Penjelasannya

13 April 2022, 19:47 WIB
Beginilah Proses Terjadinya Petir Sampai Bisa Mengeluarkan Api, Hingga Suara yang Keras, Berikut Penjelasannya //pixabay/ 12019/

PORTAL SULUT – Alam penuh dengan segala macam fenomena yang menakjubkan dan menarik yang telah membuat manusia terpesona selama berabad-abad sampai hari ini.

Salah satu fenomena tersebut adalah petir. Kilatan pada petir menampilkan pola zig-zag yang biasanya memakan waktu kurang dari setengah detik untuk menghasilkan luminositas cahaya yang begitu terang hingga sekitarnya menyala dalam sekejap mata.

Meskipun ini merupakan pemandangan yang menarik. Namun, juga membuat rasa takut pada manusia.

Baca Juga: 5 Hari Lagi! Prediksi 3 Zodiak Ini Dapat Rezeki Nomplok Meluber

Dengan ledakan energi yang Intens itu, petir bisa menebang pohon, membuat kebakaran, dan bahkan menyebabkan kematian.

Rasa ketakutan ini bahkan dapat sangat diperkuat oleh suara keras pada Guntur.

Pada zaman dahulu, orang belum tertarik untuk membahas fenomena ini.

Manusia dari berbagai budaya seperti Yunani, Romawi, Dan Nordic, menganggap peristiwa ini berasal dari dewa yang memerintah bumi dengan penangkal petir atau Guntur.

Proses terbentuknya petir dimulai dari menguapnya air dari permukaan bumi, dari danau, tanah, sungai, laut, kolam, dan dari pohon, oleh proses transpirasi naik ke atmosfer dalam bentuk gas.

Udara yang naik ini, merupakan udara hangat yang kemudian membuat udara dingin bergerak dan bersatu dengan udara hangat.

Proses ini menyebabkan udara hangat meningkat pesat dan membentuk awan yang besar dan padat pada awan cumulonimbus atau awan badai.

Selama badai itu terjadi, curah hujan partikel di wilayah yang lebih tinggi dari awan kemudian akan bertabrakan satu sama lain karena mereka bergesekan satu sama lain dalam arus kuat udara.

Ketika udara naik dan turun di udara, akibatnya udara ini bertabrakan dan bergosok banyak butiran-butiran air dan kristal es, yang kemudian menciptakan muatan listrik statis yang mengandung muatan negatif dan positif dalam badai itu.

Baca Juga: Zodiak Cerdas Dan Pekerja Keras, Cocok Jadi Bos Besar

Beberapa kristal es dan butiran air karena itu akan menjadi bermuatan positif, sementara yang lain menjadi bermuatan negatif.

Semakin lama, potensi listrik yang bermuatan positif dan negatif di awan kemudian terpisah dari satu sama lain, dimana kristal salju bermuatan positif bergerak ke bagian atas.

Sementara bermuatan berat cristales negatif dan tetesan air turun ke bawah bagian awan.

Elektron atau muatan listrik negatif, ini akan mencari dan menuju muatan listrik positif.

Sehingga terbentuklah loncatan elektron yang berupa lidah api yang kita kenal dengan petir.

Karena bumi merupakan medan listrik yang amat besar dan tentunya mengandung muatan negatif dan positif.

Maka, elektron dari awan juga bisa meloncat menuju bagian permukaan bumi yang juga bermuatan listrik.

Loncatan elektron ini juga terjadi ketika kita mencoba mencolokkan barang elektronik kebagian listrik yang kadang muncul percikan api.

Setelah petir meloncat ke tanah dari awan, petir akan kembali dari tanah menuju awan mengikuti saluran yang sama dengan jalur yang dilaluinya.

Jalur kembalinya petir ini menimbulkan panas dan meningkatkan suhu udara di sekitarnya menjadi sekitar 27.000 derajat Celcius.

Baca Juga: 3 Weton Wanita Pembawa Rezeki, Buronan Lelaki!

Karena petir membutuhkan sedikit waktu untuk pergi dari titik A ke titik B, sementara udara panas tidak memiliki waktu untuk bergerak menyebabkan ruang pada udara menjadi terbelah.

Udara panas kemudian dikonversi meningkatkan udara dari 10-100 kali tekanan normal pada atmosfer.

Tekanan udara ini, akan meledak keluar dari saluran listrik, membentuk gelombang partikel yang dikompresi ke segala arah sehingga menyebabkan munculnya suara ledakan atau suara guntur.

berikut tadi informasi proses terjadinya petir dan suara guntur.***

Editor: Jaka Prasojo

Tags

Terkini

Terpopuler