Biografi Yuta Watanabe, Kepingan Penting Yang Selama Ini Dicari Brooklyn Nets

21 Desember 2022, 08:03 WIB
Biografi Yuta Watanabe, Kepingan Penting Yang Selama Ini Dicari Brooklyn Nets /Tangkapan Layar pada akun resmi Yuta Watanabe di IG /


PORTAL SULUT - Yuta Watanabe adalah pemain basket dari Jepang yang bermain untuk Brooklyn Nets, Yuta yang dulunya adalah penghuni bangku cadangan tiba-tiba saja berubah menjadi pemain kunci di Brooklyn Nets.

Bagi yang penasaran dengan kisahnya simak biografinya.

Dilansir Tim Portal Sulut dari Kanal Youtube INA Basketball, Yuta Watanabe lahir di Yokohama, Jepang pada tanggal 13 Oktober 1994. Yuta Wanabe terlahir dari keluarga pemain basket.

Ayahnya yaitu Hideyuki Watanabe adalah seorang mantan pemain basket professional yang pernah bermain di Liga Basket Jepang sementara ibunya, yaitu Kumi Kubota merupakan seorang mantan pemain tim Chanson V-Magic dan juga pemain Tim Nasional Basket Perempuan Jepang.

Baca Juga: Ini Jadwal Piala AFF 2022, Mulai Selasa Besok

Karena terlahir dari orang tua yang mencintai basket, semenjak kecil Yuta Watanabe sudah jatuh cinta dengan olahraga basket dan juga semenjak kecil ia sudah bermain basket bersama orang tua dan teman-temannya, ia juga suka menonton pertandingan basket baik itu basket Jepang maupun basket NBA.

Pada Tahun 2004, ketika ia masih berusia 10 tahun sebuah momen penting terjadi dalam hidupnya. Saat itu seorang pemain Jepang, Yuta Tabuse tampil di NBA. Yuta Tabuse saat itu menjadi pemain Jepang pertama yang berhasil tampil di NBA, ia menjadi sosok inspirasi sekaligus pembuka jalan bagi seluruh orang Jepang yang saat ini berada di NBA.

Yuta Watanabe berkata bahwa ia sangat senang ketika melihat Yuta Tabuse di TV, ia juga berkata ingin menjadi seperti Yuta Tabuse yang bisa masuk ke NBA.

“Saya sedang menonton TV, dan saya sangat bersemangat. Itu seperti momen yang luar biasa bagi saya. rasanya aku ingin seperti dia. Saya hanya ingin menjadi seperti pemain NBA seperti dia.” Ucap Yuta Watanabe

Pada saat SMA, ia bersekolah di Jinsei Gakuen High School, yaitu sebuah SMA yang berlokasi di Kota Zentsuji. Ia tampil amat baik di SMA tersebut, pada dua tahun terakhirnya disana, ia berhasil membawa sekolahnya mencapai babak final.

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Prancis vs Argentina Final Piala Dunia 2022 Qatar, Ini Tim yang Diunggulkan

Setelah lulus dari Jinsei Gakuen High School pada tahun 2013, ia pun membela Tim Nasional Basket Jepang di East Asian Basketball Championship. Turnamen tersebut merupakan turnamen yang amat berharga bagi Yuta sebab turnamen ini merupakan turnamen pertama Yuta bersama Timnas Senior Jepang.

Ia tampil bagus pada turnamen senior pertamanya ini, meskipun saat itu ia hanya menjadi pemain cadangan tapi ia yang pada saat itu masih berusia 18 tahun berhasil tampil apik dengan rataan sekitar 5 poin dan 1 rebound.

Usai turnamen tersebut ia pun “terbang” ke Amerika untuk mengejar mimpinya menjadi pemain NBA. Sebelum dapat bermain di NBA. Ia terlebih dahulu harus masuk ke NCAA dan sebelum ia bisa masuk ke NCAA, ia terlebih dahulu harus bersekolah satu tahun di SMA yang berada di Amerika Serikat. Pada tahun 2013 tersebut ia pun masuk ke St. Thomas More School.

Yuta mengalami masa-masa awal yang sulit di Amerika Serikat, ia mengalami culture shock dan ia juga mengalami kesulitan berkomunikasi karena ia tidak begitu mahir berbahasa Inggris.

Meski mengalami semua kesulitan tersebut, namun ia tetap berusaha. Ia terus belajar belajar bahasa dan basket untuk bisa mengejar mimpinya menjadi pemain NBA.

Baca Juga: Siapa Juara Piala Dunia 2022, Argentina atau Prancis? Ini Ramalan Sejumlah Paranormal: Tidak Ada Adu Pinalti

Yuta tampil hebat pada satu tahunnya di St. Thomas, sebagai anak baru ia langsung tampil memukau dengan rataan sebesar 13 poin dan 6 rebound, ia juga saat itu berhasil membawa timnya melaju ke babak final. Pada final tersebut ia tampil baik dan berhasil mencetak 12 poin dan berhasil membawa timnya menang, ia juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai salah satu pemain terbaik di turnamen tersebut.

Saking bagusnya Yuta bermain di St. Thomas, pada saat ia lulus tahun 2014, ia sampai mendapatkan tawaran beasiswa dari beberapa kampus ternama di Amerika Serikat. Dengan tawaran ini ia menjadi pemain kelahiran Jepang pertama yang mendapatkan beasiswa basket NCAA divisi 1. Dari banyaknya tawaran yang ia dapatkan, akhirnya ia memilih untuk berkuliah di George Washington University.

Yuta mengawali musim perdananya di George Washington dari bangku cadangan. Ia tampil solid di musim perdananya di NCAA, saat itu sebagai pemain cadangan di George Washington, ia berhasil mencetak rataan sekitar 7 poin dan 4 rebound. Ia tak hanya tak tampil baik dalam offense tapi ia juga tampil baik dan defense. Karena ia berhasil tampil baik pada musim pertamanya tersebut yaitu musim 2014-2015, ia mendapatkan beberapa penghargaan dari NCAA.

Pada tiga musim berikutnya ia sudah dipercayakan sebagai starter, ia makin hebat setelah dijadikan starter, ia menjadi mesin offense dan defense yang hebat untuk George Washington. Penampilan terbaik Yuta di level basket kuliahan adalah pada tanggal 28 Februari 2018, saat itu ia tampil selama 36 menit berhasil mencetak statistik tinggi yaitu 31 poin, 4 rebound, dan 3 assist. Ia sendiri total berkuliah selama empat tahun di George Washington, dalam 4 tahun tersebut, ia berhasil mendapatkan banyak penghargaan mulai dari Atlantic 10 Defensive Player of The Year, 13 All Atlantic of The Year, dan Atlantic 10 All Defensive Team.

Setelah empat tahun berkuliah, pada tahun tahun 2018 ia memutuskan mengikuti NBA Draft, meskipun ia adalah pemain hebat di level kuliahan, sayangnya ia bukan berasal dari kampus yang populer, dan ia juga tak memiliki statistic yang begitu mentereng. Sehingga pada NBA Draft 2018 ia pun berakhir sebagai pemain yang undrafted, meski tidak terpilih oleh tim manapun tapi ia masih mendapatkan kesempatan untuk masuk ke NBA.

Pada Juli 2018, ia direkrut oleh Brooklyn Nets untuk bermain di Summer League, ia tampik amat baik di Summer League, ia berhasil mencetak 9.4 PPG, 4.2 RPG, dan 1.6 BPG. Karena performanya yang gemilang, ia mendapatkan two way contract dari Memphis Grizzlies.

Meski tampil apik di preseason, ia tidak terlalu dipakai di musim regular. Saat musim reguler di mulai, ia jarang dimainkan oleh pelatihnya, ia lebih sering duduk di bangku cadangan, dan walaupun ia dimainkan ia hanya mendapatkan waktu bermain yang amat singkat. Sebenarnya ia bukanlah pemain yang cupu hanya saja pelatih dari Grizzlies saat itu tidak tahu cara memaksimalkan kemampuan Yuta, sehingga ia pun akhirnya tidak bisa tampil maksimal di Grizzlies.

Baca Juga: Final Piala Dunia 2022 Argentina vs Prancis, Lionel Messi: Ini Piala Dunia Terakhir Saya

Pada offseason 2019, ia pun membela Jepang pada FIBA World Cup 2019. Yuta tampil hebat di FIBA World Cup saat itu ia berhasil menjadi pemain terbaiknya jepang di turnamen tersebut. Meski tampil apik dalam turnamen ini, ia tak bisa membawa timnya meraih kemenangan dan mereka pun berakhir di tempat terakhir. Setelah turnamen selesai ia pun menjalani musim keduanya di Grizzlies. Pada musim keduanya ini performanya terus menurun.

Pada 2020, Yuta pun kemudian mendapatkan two way contract dari Toronto Raptors. Ia tampil apik di musim barunya bersama Raptors. Pelatih Raptors, Nick Nurse tahu bagaimana memaksimalkan potensi Yuta sehingga Yuta bisa tampil apik di musim ketiganya ini. Ia selalu berhasil tampil hebat saat ia diberi kesempatan untuk bermain, ia selalu tampil hebat dalam offense maupun defense.

Pada 20 Februari 2021 sebuah momen memalukan menimpa Yuta, pada saat pertandingan melawan Minnesota Timberwolves, Yuta mencoba menghadang Slam Dunk dari Anthony Edwards dan berujung terkena poster. Kejadian itu benar-benar epic dan semejak itu Yuta dikenal sebagai pemain yang terkena poster dari Anthony Edwards. Meski sudah pernah terkena poster, tapi Yuta tak jera untuk menghadang Dunk dari pemain lain.

Yuta merupakan seorang Defender bermental baja, baginya defense merupakan hal penting yang harus selalu dipraktekan di lapangan. Saking bagusnya permainan Yuta di Raptors, ia mendapatkan regular contract.
Pada offseason 2021, Yuta Kembali ke Jepang untuk mengikuti Olimpiade 2021. Olimpiade tersebut menjadi turnamen yang bersejarah bagi Yuta karena turnamen tersebut merupakan turnamen pertamanya dan dilaksanakan di Jepang. Pada Olimpiade kali ini Jepang memiliki komposisi pemain terbaik sepanjang masa mereka. Meski sudah memiliki komposisi pemain terbaik sepanjang masa. Mereka hanya bisa finish diperingkat terakhir.
Usai gagal membawa Jepang ke prestasi yang baik, Yuta pun lanjut bermain di musim keempatnya, yaitu musim 2021-2022, ia tetap tampil hebat pada musim ini, tapi entah mengapa setelah pertandingan melawan Cleveland Cavaliers performa Yuta malah terus menurun.

Setelah bebas agen, pada Agustus 2022, Yuta kemudian bergabung dengan tim yang penuh sensasi yaitu Brooklyn Nets. Nets merupakan tim bertabur bintang yang dipenuhi banyak drama, seperti Kevin Durant yang minta di Trade, Ben Simmons yang sering mengeluh sakit punggung, dan Kyrie Irving yang sering absen tanpa sebab yang jelas.

Pada awal musim pertamanya di Brooklyn Nets, Yuta jarang mendapatkan menit bermain dari pelatihnya yaitu Steve Nash yang merupakan seorang Legend di NBA. Pada 1 November 2022, Steve Nash hengkang dari Brooklyn Nets dan kemudian asisten pelatih Nets, Jacque Vaughn menjadi kepala pelatih baru dari Brooklyn Nets.

Berbeda dengan pelatih sebelumnya, Vaughn memberikan banyak menit bermain untuk Yuta, Vaughn tahu bahwa Yuta sudah bekerja keras dan terus berlatih selama off season oleh sebab itu ia memberikan Yuta menit bermain yang banyak.

Yuta bermain sangat solid usai mendapat menit bermain yang banyak. Yuta berhasil tampil produktif dan efektif, ia juga berhasil mencatatkan statistik yang sangat bagus, saking bagusnya pemain bintang Nets, Kevin Durant sampai jadi suka dengan permainan Yuta.

Bahkan dulu mereka berdua tak saling mengenal satu sama lain, dan sekarang mereka menjadi teman yang akrab di lapangan.
Yuta menjadi pemain yang sangat penting untuk Nets, ia berhasil memberikan banyak hal seperti membuka ruang untuk offense, jago menembak, jago defense, sangat gigih, tak kenal takut, dan bisa menjadi jembatan penghubung antara pemain bintang dan pemain cadangan di Nets yang tak mengenal satu sama lain.

Yuta berhasil membawa Nets menang di tiap pertandingan musim ini. Saat ini Nets bukanlah tim terburuk di liga. Walaupun rekor mereka memang masih belum baik, tetapi rekor mereka sudah berangsur-angsur membaik. Kekompakan pemain bintang dan pemain bangku cadangan juga sudah terlihat.

Yuta sedang dalam peforma terbaiknya saat ini, ia berhasil menunjukan kepada kita bahwa kerja keras tak akan mengkhianati hasil.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler