Bukan Cedera, Pertarungan Terberat Prancis di Piala Dunia Qatar Melawan Kutukan Juara

21 November 2022, 22:05 WIB
Pelati Timnas Prancis Didier Deschamp/Marca /

PORTAL SULUT - Percaya atau tidak, faktanya empat juara Piala Dunia dari lima edisi terakhir tak mampu keluar dari grup di babak penyisihan.

Bahkan Prancis pun pernah mengalami rasanya tak lolos dari babak penyisihan setelah menjadi juara Piala dunia.

Jelang Piala Dunia Qatar, juara bertahan Prancis harus kehilangan sejumlah pemain andalan karena cedera.

 Baca Juga: Kurangi Risiko Obesitas dengan Mencukupi Protein Saat Sarapan

Sebut saja Paul Pogba, Presnel Kimpembe, Christopher Nkunku, N'Golo Kante, dan terakhir yang menyakitkan, Karim Benzema.

Namun Prancis harus melawan sesuatu yang jauh lebih kuat dari gempuran cedera yang menimoa para pemain; kutukan sang juara.

Hanya dua negara yang berhasil mengulang sebagai juara Piala Dunia sepanjang sejarah.

Yang pertama adalah Italia (1934 dan 1938) dan yang terakhir, Brasil (1962 dan 1966).

Kutukan juara yang telah berlangsung selama 56 tahun tanpa ada yang memecahkannya.

Dalam lima edisi terakhir, kutukan itu seolah lebih kejam. Hanya satu tim yang berhasil lolos dari penyisihan grup.

  • Prancis (2002) - Penyisihan grup
  • Brasil (2006) - Perempat final
  • Italia (2010) - Penyisihan grup
  • Spanyol (2014) - Penyisihan grup
  • Jerman (2018) - Penyisihan grup

Hanya Brasil yang lolos dari penyisihan grup dan mereka kalah di perempat final tahun 2006.

Baca Juga: Simbol Reuni Cina dan Taiwan Mati di Kebun Binatang Taipei, Tuan Tuan Alami Tumor Ganas 

Kutukan pemenang Piala Dunia

Prancis (1998-2002)

Les Bleus memenangkan turnamen di kandang dan mengalahkan Brasil (3-0) di final yang akan selalu dikenang.

Saat itu, Ronaldo mengalami kejang-kejang dan dua gol sundulan Zinedine Zidane bawa Prancis juara untuk kali pertama.

Prancis menegaskan kembali dominasinya dengan memenangkan Euro 2020 dan tiba di Korea Selatan dan Jepang sebagai favorit besar.

Namun, Zidane, Djorkaeff, Thuram, Desailly, Henry dan Trezeguet dikalahkan.

Kekalahan 1-0 dari debutan Senegal di pertandingan pembukaan diikuti dengan hasil imbang 0-0 dengan Uruguay dan kekalahan 2-0 dari Denmark.

Faktanya, Les Bleus meninggalkan Piala Dunia di dasar Grup A dengan hanya satu poin dan tanpa mencetak gol!

Italia (2006-2010)

 Baca Juga: Kondisi Langka, Perempuan Ini Bertahan Hidup hanya dengan 10 Biskuit Setiap Hari

Azzurri ke Jerman 2006 dalam skandal 'calciopoli'. Ada begitu banyak keributan sehingga hampir tidak ada yang mengungulkan Italia.

Setelah mengalahkan Australia (1-0) di babak 16 besar dengan gol dari Totti melalui penalti di menit ke-95, Italia berkembang.

Di final yang ditandai dengan tandukan Zidane ke Materazzi, mereka akhirnya mengalahkan Prancis (5-3) dalam drama adu penalti.

Di Afrika Selatan 2010, mereka lebih optimis, tetapi keluar dengan langkah cepat.

Grup ini terlihat sangat mudah, tetapi Italia asuhan Lippi hanya bisa bermain imbang dengan Paraguay (1-1) dan Selandia Baru (1-1).

Di matchday terakhir mereka kalah dari Slovakia (3-2) dan mengatakan 'arrivederci'.

Spanyol (2010-2014)

La Roja melampaui prestasi Prancis dan menyelesaikan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola.

Spabyol adalah tim pertama yang memenangkan tiga turnamen berturut-turut dari 2008 hingga 2012.

 Baca Juga: Tak Tersisa, Hadiah Lotere Rp2,6 Miliar Dibawa Kabur Istri dengan Selingkuhan

Di Afrika Selatan 2010, setelah kekalahan awal dari Swiss, hampir semuanya berjalan sesuai rencana.

Portugal (1-0) di babak 16 besar, Paraguay (0-1) di perempat final, Jerman (0-1) di semifinal dan Belanda ( 0-1) di final dengan gol tak terlupakan dari Iniesta.

Del Bosque mempercayai grup pemain yang sama di Brasil 2014 dan Belanda membalas dendam dengan kemenangan 5-1 di laga pembuka.

Kekalahan melawan Chile (0-2) membuat juara dunia Spanyol tersingkir secara matematis pada matchday kedua.

La Roja menutup Piala Dunia dengan kemenangan hiburan atas Australia (0-3) dalam perpisahan yang membuat mereka finis ketiga di Grup B.

Jerman (2014-2018)

Jerman juga mengalami gangguan yang signifikan. Pada tahun 2014, mereka menaklukkan dunia sepak bola dengan otoritas penuh.

Gol Gotze di menit ke-113 sudah cukup untuk mengalahkan Argentina (1-0) di final namun kemenangan 7-1 dari Brasil di semifinal tetap menjadi kenangan yang menonjol.

Empat tahun kemudian, Jerman asuhan Joachim Low justru tak menjadi matang.

 Baca Juga: Tahun 2030, NASA Sebut Manusia Sudah Bisa Tinggal di Bulan

Di Rusia 2018 mereka tertinggal sejak awal. Mereka kalah di pertandingan pertama melawan Meksiko.

Mereka menang melawan Swedia dengan gol hebat dari Kroos di menit ke-95.

Di hari terakhir, mereka kebobolan dua gol Korea Selatan (2-0) di waktu tambahan. Kekalahan itu membuat mereka tertahan di peringkat terakhir Grup F.***

Editor: Adisumirta

Sumber: Marca

Tags

Terkini

Terpopuler