Penonton Ungkap Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan: Mencekam di Dalam dan di Luar Stadion

2 Oktober 2022, 12:50 WIB
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc


PORTAL SULUT - Pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya berakhir ricuh. Terjadi kerusuhan usai tim tuan rumah kalah dari Persebaya.

Sebanyak 127 orang tewas dalam kerusuhan tersebut, dan puluhan lainnya luka.

Apa yang terjadi sebelum kerusuhan tersebut? Salah satu penonton menjelaskan kronologinya.

Baca Juga: Update Terbaru Tragedi BRI Liga 1 Pasca Arema Malang vs Persebaya: 182 Orang Meninggal Dunia

Melalui akun twitter @RezqiWahyu_05, ia mencertakan asal mula terjadinya kerusuhan pada pertandingan tersebut.

Awalnya ia membuka dengan tulisan turut berduka cita atas banyaknya korban dalam insiden tersebut.

"Assalamualaikum sebelumnya saya turut berduka cita sedalam"nya terhadap korban insiden yg terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya. Yg kedua syukur alhamdulillah, sy di beri keselamatan sampai dirumah.. Dan Bisa menceritakan kronologi versi sya pribadi disini," tulisnya.

"Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di kanjuruhan 1 Oktober 2022. Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00," tulis twitter @RezqiWahyu_05.

"Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun.. Yg ada hanya supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya," sambungnya.

Kericuhan mulai terjadi pada babak kedua.

"Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang. Babak ke-2 berlanjut dan tim persebaya berhasil mencetak gol.nya yang ke-3 Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.

Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya...," tulisnya.

"Hingga peluit akhir dibunyikan arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan
Disinilah awal mula tragedi dimulai... Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa...," jelasnya menceritakan pertandingan tersebut.

"Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter..

Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka..

Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat john alfarizie mencoba memberi pengertian kepadan oknum" tersebut..

Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain..," ceritanya.

Baca Juga: Penonton Bagikan Cerita Mencekam Saat Tragedi di Stadion Kanjuruhan Terjadi Usai Laga Arema FC vs Persebaya

"Diikuti dengan lempar" berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali.. Ahirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.

Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan...

Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," tulisnya.

"Tpi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif...

aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan.

Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.

Yang akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak"an gas air mata ke arah supporter," jelasnya.

"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetial sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata... Ada juga yang langsung dk tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.

Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata.

Banyak ibu" wanita" orang tua Dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion.

Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata.... Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet..

Didalam stadion mereka sesak krna gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah.

Sedangkan untuk keluar stadionpun gak bisa karena macet Penuh sesak di pintu keluar.

Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.

Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat yang Dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata.

Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion.. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Kanjuruhan," jelasnya.

Kondisi diluar stadion juga diceritakannya.

"Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam.. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita.. supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata" makian dan amarah... Batu batako, besi dan bambu berterbangan," tulisnya.

Diakhir pengakuannya, ia mengaku jika ia telah mengenal Arema sejak tahun 2007.

"Dan selama saya jadi supporter arema... Saya dikenalkan arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini...

Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter. Saya masih belum percaya menyaksikan saudara" saya dengan kondisi seperti ini.

Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, Disini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi..

Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini.. Dan semoga kejadian ini adalah yang terahir di semua cabang olahraga & hiburan, khususnya di sepak bola," akhir dari ceritanya.

Buntut kerusuhan Kanjuruhan yang menewaskan 127 orang dan puluhan lainnya luka, kompetisi Liga 1 diberhentikan selama sepekan.

Direktur PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita mengumumkan bahwa BRI Liga 1 2022/23 resmi dihentikan sementara.

Baca Juga: Buntut Kerusuhan Kanjuruhan, Liga 1 Libur Sepekan, Ini Jadwalnya

Kompetisi ini akan diliburkan selama satu pekan untuk memberikan penghormatan bagi insiden tersebut dan juga untuk melakukan investigasi atas kejadian tersebut.

"Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," ungkap Akhmad Hadian Lukita, Minggu 2 September 2022 dini hari.

"Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kami semua," imbuhnya.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler