Mengenal Alat Poligraf yang Mendeteksi Kebohongan Ferdy Sambo

- 15 Desember 2022, 06:43 WIB
Ilustrasi lie detector atau poligraf.
Ilustrasi lie detector atau poligraf. / Freepik/standret/

PORTAL SULUT - Alat pendeteksi kebohongan poligraf yang mendeteksi kebohongan Ferdy Sambo kini banyak menjadi bahan perbincangan warganet.

Poligraf merupakan alat yang sering digunakan untuk mengungkap suatu kebohongan dan kejujuran dari kasus-kasus besar, dan salah satunya digunakan kepada Ferdy Sambo dan beberapa orang lainnya yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Brigady J.

Dalam hasil tes poligraf, diketahui Ferdy Sambo telah memberikan keterangan yang tidak benar soal peristiwa pembunuhan Brigadir J. 

Baca Juga: Sudah Lama Menjadi Penghuni Balai Kota Jakarta, Kucing-kucing Ini Diberi Nama Mantan Gubernur DKI

Meski begitu, sebelumnya Ferdy Sambo menolak hasil tes poligraf dengan alasan hasil deteksi poligraf tidak bisa dijadikan sebagai pembuktian di pengadilan.

Dilansir Portalsulut.com dari channel YouTube Sains Bro, Bagaimana cara kerja alat pendeteksi kebohongan (Poligraf).

Lie detector atau poligraf adalah alat yang memantau reaksi fisiologis seseorang.

Meski banyak yang mengatakan bahwa alat ini tidak sepenuhnya bisa mengungkapkan kebohongan seseorang, melainkan mendeteksi tanda-tanda bahwa seseorang bisa melakukan penipuan kepada pewawancara.

Poligraf biasanya sering digunakan oleh Badan Intelijen, Kepolisian, dan lembaga penegakan hukum lainnya.

Alat pendeteksi poligraf yang super canggih ini pertama kali ditemukan oleh Jamss Mckenzie pada tahu 1902, kemudian dikembangkan kembali pada tahun 1921 oleh petugas kepolisian Berkeley, Jhon Larson.

Baca Juga: 4 Bansos Dihapus di Tahun 2023, 6 Macam Pengantinya Menggiurkan Masyarakat, Ini Rinciannya

Alat pendeteksi kebohongan atau poligraf yang mendeteksi kebohongan Ferdy Sambo Atas kematian Brigadir J ini, juga didasarkan pada tes tekanan darah sistolik yang dikembangkan oleh psikolog Harvard, William Mouton Marston yang kemudian dikenal sebagai mesin pendeteksi kebohongan.

Marston meyakini bahwa perubahan tekanan darah dapat menunjukkan apakah seseorang sedang berbohong atau tidak.

Sementara poligraf modern tak hanya mengukur tekanan darah, tetapi juga berbagai perubahan fisik seperti denyut nadi dan pernapasan.

Hingga saat alat pendeteksi kebohongan poligraf terus dikembangkan oleh Negara-negara yang menggunakannya.

Dengan adanya Poligraf, memudahkan bagi penegakan hukum untuk mengungkapkan kebohongan suatu peristiwa.

Di Indonesia sendiri, poligraf mejadi banyak perbincangan masyarakat ketika digunakan untuk mendeteksi kasus pembunuhan brigadir J yaitu Ferdy Sambo.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x