Ancaman Tsunami di Seluruh Wilayah di Indonesia, Ini Langkah BMKG

5 Desember 2020, 04:40 WIB
Plang pengumuman peringatan tsunami yang terpasang di kawasan obyek wisata pantai Pangandaran. / /Pikiran-rakyat.com/AGUS KUSNADI/


PORTAL SULUT - Sebagai wilayah yang rawan terjadi bencana, khususnya tsunami, berbagai langkah terus dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisila (BMKG).

Salah satunya memastikan alat monitor gempa bumi dan tsunami di beberapa daerah terjaga dan menghasilkan data yang akurat sebagai upaya mendukung mitigasi bencana.

"Alhamdulillah, meskipun batas waktu penggunaannnya rata-rata hanya 10 tahun, sensor-sensor tersebut masih beroperasi dengan baik hingga saat ini dan selalu dikalibrasi secara rutin," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu 5 Desember 2020 seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Kabar Baik Buat Peserta Prakerja. Cek Dasboard Periksa Jadwal Pencairan Insentif

Rita menyebutkan beberapa fasiltas monitoring gempa dan tsunami di beberapa daerah sudah dicek, seperti di Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Papua, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Jatim, Jabar, serta wilayah-wilayah di Sumatera dan lainnya.

Pengecekan alat, kata dia, seiring dengan kegiatan kalibrasi terhadap sensor-sensor seismograf, akselerometer, serta intensitymeter yang telah terpasang dan beroperasi sejak 2009.

Baca Juga: Jangan Kaget! Pencairan Insentif Prakerja Berubah

Rangkaian perangkat itu berfungsi untuk merekam sinyal gempa bumi dalam sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS).

Untuk pengamatan yang semakin luas dan akurat, lanjut dia, sebanyak 39 titik di berbagai lokasi di Indonesia segera memiliki alat seismograf.

Dalam kurun 2008 hingga 2018, peringatan dini tsunami disebarkan BMKG ke tengah masyarakat melalui BNPB dan BPBD dengan kecepatan 5 menit setelah guncangan gempa terekam seismograf.

Dengan asumsi tsunami tiba selama 20 menit sejak pertama kali gempa terdeteksi maka tersisa waktu untuk proses evakuasi masyarakat selama 15 menit.

Baca Juga: Astaga! Manajemen Kartu Prakerja Ucapkan Perpisahan. Bagaimana Kabar 2021?

Sejak 2019, kata dia, BMKG mulai mengembangkan Warning Receiver System New Generation (WRS-NG) sehingga dapat memberikan informasi gempa bumi pada menit kedua setelah gempa dan peringatan dini tsunami mulai menit ketiga sampai keempat setelah gempa terekam, seperti halnya di Jepang.

"Secara otomatis seketika peringatan dini tersebut dapat disebarluaskan melalui berbagai kanal komunikasi, baik melalui SMS blasting, media sosial @infoBMKG, telegram, Aplikasi Mobile Phone Info BMKG, YouTube, televisi, dan website," katanya.

Baca Juga: Siapa Calon Kepala Daerah 'Terkaya' dan 'Termiskin'? Ini Jawabannya

BMKG terus mengupayakan peringatan bisa lebih cepat sehingga bisa memberi informasi kepada masyarakat lantaran beberapa kali terjadi tsunami yang tidak lazim seperti di Palu pada tahun 2018. Tsunami kala itu terjadi pada menit kedua dan ketiga.

"Disiapkan tambahan kanal komunikasi khusus melalui HT agar peringatan dini dapat tetap tersebar ke tengah masyarakat meskipun jaringan internet, telepon selular, ataupun listrik lumpuh saat terjadi gempa bumi," katanya.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler