Amalan ini dianggap memiliki banyak keutamaan bagi umat Islam yang melakukannya.
Mbah Moen memberikan motivasi dengan kata-kata sederhana,
"Iki Rejeb, sampean mulaiaake, seng urung puoso yo kudu pusoso besok.
Wong kapan puoso wulan rejeb, sedino wae dijanji melbu suargo, iku mulane wulan rajab."
Dalam penjelasannya, Mbah Moen juga menekankan bahwa berpuasa pada bulan Rajab akan mendatangkan berbagai kenikmatan dari Allah.
Beliau menyebutkan, "Man shoma yauman min rajaba syaqoullahu syaroban ahma miasal wa abyado millaban.
Aathyba minal misk, wong gelem puoso sedina Wulan Rejeb sosok dombeni ombe-ombe lewih manis timbang madu, lebih putih timbang susuh, lewih wangi timbang minyak misk."
Selain berbicara mengenai puasa sunnah, Mbah Moen juga menganjurkan para muslim yang mampu untuk menunaikan ibadah haji.
Semua anjuran dan amalan ini diterangkan dengan bahasa Jawa halus dan lembut, sesuai dengan karakteristik Mbah Moen.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa bulan Rajab bukan hanya menjadi waktu persiapan menjelang Ramadan, tetapi juga bulan yang penuh dengan amalan-amalan kebaikan.