اسْتَبَّ رَجُلاَنِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ عِنْدَهُ جُلُوسٌ، وَأَحَدُهُمَا يَسُبُّ صَاحِبَهُ، مُغْضَبًا قَدِ احْمَرَّ وَجْهُهُ،
Ada dua laki-laki di samping Nabi ﷺ sedangkan kita sedang duduk-duduk. Salah satu di antara mereka mencaci temannya, marah, wajahnya memerah.
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً، لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ "
Kemudian Nabi ﷺ bersabda “Sesungguhnya aku ini mengetahui ada sebuah kalimat yang jika dibaca, kemarahan itu akan hilang yaitu jika dia membaca “a’ûdzu billâhi minas syaithânir rajîm” (HR. Bukhari)
Kedua, berwudhu. Rasulullah ﷺ
إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Artinya: “Kemarahan itu dari setan, sedangkan setan terbuat dari api. Api hanya bisa padam dengan air. Jika di antara kalian marah, berwuduulah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud).
Ketiga, Duduk. Dalam sebuah hadits, Rasul bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
Artinya: “Apabila di antara kalian ada yang marah dalam keadaan berdiri, duduklah!. Jika marah tidak bisa hilang, Bertidur miringlah!.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)