Bahkan Rasulullah pernah disedekahi oleh salah seorang sahabat sebanyak seluruh hartanya. Nabi justru tak menerimanya.
Tapi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat justru fenomena yang berkebalikan.
“Kadang kyai ketika ada yang punya tanah seharga Rp1 miliar, ‘dibuat pondok saja, lebih berkah,’” contoh Gus Baha.
Kalau tanah seharga Rp1 miliar itu dibuat pondok, maka anak cucunya yang miskin akan melihat pondok tersebut dengan sedih.
“Gara-gara ini lho aku tidak punya warisan!” guyon Gus Baha.
Kata kyai dari Rembang tersebut, kemaslahatan agama tidak sekadar di madrasah dan pondok saja.
Berbuat baik mesti dibatasi. Semisal, kebaikan kita dibatasi oleh kebutuhan anak dan cucu kita.
Ketika ada seorang sahabat nabi yang mewakafkan seluruh hartanya, maka Rasulullah pun menegur.
“Kamu meninggalkan warisan agar anak cucumu kaya lebih baik daripada mereka miskin dan meminta-minta,” kutip Gus Baha.