Baru Tahu! Jasa Kartini Tidak Hanya Habis Gelap Terbitlah Terang, Tapi Juga Usul Tafsir Qur’an Bahasa Jawa

- 20 April 2023, 23:13 WIB
Ilustrasi/Baru Tahu! Jasa Kartini Tidak Hanya Habis Gelap Terbitlah Terang, Tapi Juga Usul Tafsir Qur’an Bahasa Jawa, Begini Kisahnya!
Ilustrasi/Baru Tahu! Jasa Kartini Tidak Hanya Habis Gelap Terbitlah Terang, Tapi Juga Usul Tafsir Qur’an Bahasa Jawa, Begini Kisahnya! /

PORTAL SULUT – Artikel kali ini akan membahas tentang jasa pahlawan wanita Indonesia dalam pengembangan Islam di Indonesia.

Ternyata jasa RA Kartini terhadap bangsa Indonesia tidak hanya dalam buku habis gelap terbitlah terang, tetapi juga tapi usul tentang tafsir Al Quran berbahasa Jawa.

Dalam tausiyah KH. Achmad Chalwani membeberkan jasa Raden Ajeng Kartini tentang usul tafsir Al-Quran kedalam bahasa Jawa.

Baca Juga: Niat Mandi Idul Fitri 2023, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Bukan hany habis gelap terbitlah terang jasa Kartini, tetapi jauh lebih besar jasanya, yaitu tentang asal usul tafsir Al-Quran kedalam bahasa Jawa.

Hal itu disampaikan KH. Achmad Chalwani dalam tausiyahnya sejarah Kartini dan Tafsir Al-Quran kedalam bahasa Jawa yang diunggah Youtube NU Online, tanggal 21 April 2020.

KH. Achmad Chalwani mengatakan berawal ketika Kartini baru berusia 13 tahun, Kartini mengaji Al Quran di pesantren KH. Sholeh Darat, mengusulkan agar Al- Qur’an dibuatkan tafsir dalam bahasa Jawa.

KH. Achmad Chalwani menceritakan ada dialog antara Kartini dan Kiai Sholeh.

Baca Juga: Sempurnakan Ibadahmu dengan Amalan Subuh Hari Raya Idul Fitri, Segala Dosa akan Terhapus Seketika!

Ketika Kartini diajari tafsir al-qur'an pakai bahasa Jawa, Kartini bilang,” Kiai tolong kiai, tadi saya diajari tafsir Al-Qur'an pakai bahasa Jawa, hati saya tentram,”

“Kiai tolong  tafsirkan Al-Qur’an seluruhnya kedalam bahasa Jawa, biar untuk pedoman putri-putri tanah Jawa,” Ungkap KH. Achmad Chalwani menirukan Kartini.

KH. Achmad Chalwani menuturkan waktu itu Kartini tidak mengatakan Putri Indonesia, Kenapa?,” pada zaman Kartini, nama Indonesia belum lahir yang ada Jawadwipa nusantara,” ucapnya.

“ Kalimantan belum ada yang ada Borneo, Sulawesi belum ada yang ada Celebes, Sumatera belum adai yang ada Andalas, Jakarta belum ada yang ada Sunda Kelapa,” paparnya.

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1444 H

KH. Achmad Chalwani kembali mengisahkan, Kiai Sholeh menjawab Kartini,” Nafsir Alquran tidak gampang, tidak sembarang orang diperbolehkan menafsiri Al-Qur'an,” Kata Kiai Sholeh.

 “ Orang diperbolehkan menafsirkan Al-Qur'an dengan syarat mempunyai ilmu baku tafsir yang lengkap, dari gramatika Arab, nahwu shorof dan lain sebagainya baru diperboleh menafsirkan Al-Qu’an,” ungkap Kiai Sholeh yang ditirukan KH Achmad Chalwani.

“ Gak gampang Kartini,” tegas Kiai Sholeh

Lanjut KH Achmad Chalwani, Kartini berkata Kiai, saya punya usul sama Kiai untuk menafsirkan Al-Qur'an ke bahasa Jawa,” Saya berkeyakinan semua ilmu sudah kiai miliki, Kartini bilang begitu kepada Kiai Sholeh,” ucap KH Achmad Chalwani.

Baca Juga: Mbah Moen Ungkap Amalan Rahasia di Malam Hari Raya Idul Fitri

“ Kiai Sholeh mendudukkan kepala mencucurkan air mata, menangis, kok ada anak putri kecil yang kayak gini cerdasnya usul bikin taksir Al’qur’an” tutur KH. Achmad Chalwani menirukan Kiai Sholeh.

KH Achmad Chalwani melanjutkan ceritanya, akhirnya Kartini dipanggil oleh Kia Sholeh,” Kartini doakan saja mudah-mudahan saya bisa menafsirkan al-qur'an 30juz pakai bahasa Jawa,” ucap Kiai Sholeh kepada Kartini.

KH. Achmad Chalwani menyampaikan, dimulailah penafsiran Alquran ke dalam bahasa Jawa,” Baru selesai 13 juz dicetak pertama di Singapura dengan judul Faid al-Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam Malik al-Dayyan karya Shaleh Darat Semarang usul Raden Ajeng Kartini,” ucapnya.

Baca Juga: Sambut Idul Fitri 1444 Hijriyah, Inilah Lafal Takbir Lengkap Arab, Latin dan Artinya

“Bahkan Litbang Kementerian Agama mengatakan tafsir Faid al-Rahman karya Kiai Sholeh usul Kartini adalah tafsir pertama-tama di Asia Tenggara,” tegasnya.

KH. Achmad Chalwani mengatakan sayang sejarah Kartini ngaji Al – Qur’an tidak pernah dicetitakan di sekolah, “ Maka ketika Kartini melangsungkan pernikahan, Kiai Sholeh, sang guru datang kondangan bawa kado, kadonya tafsir Al-Qur'an berbahasa Jawa 13 juz ini yang dipelajari oleh Kartini,” tutupnya.***

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x