PORTAL SULUT – Ustadz Adi Hidayat melarang kita melihat pasangan dengan cara tertentu.
Sebab cara melihat pasangan seperti ini bisa membuat doa-doa kepada Allah justru macet.
Rahmat dan barokah pun Allah tak berikan hanya perkara melihat pasangan terang Ustadz Adi Hidayat.
Namun demikian cara melihat seperti apakah yang dimaksud? Ikuti uraian lengkap UAH hanya di artikel berikut.
Allah telah menciptakan semua makhluk secara berpasang-pasangan, tak ada yang sendirian.
Langit dipasangkan dengan bumi, siang dipasangkan dengan malam, dan laki-laki dengan perempuan.
Hubungan antara laki-laki dan perempuan pun disempurnakan dalam ikatan pernikahan.
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan tentang cara memperlakukan pasangan dalam pernikahan.
Ada cara yang membuat tindakan seseorang terhadap pasangannya menjadi maksiat.
Adapun cara melihat pasangan yang Allah tak suka adalah melihat istri tapi tanpa rasa tertarik sama sekali.
“Anda melihat pasangan di rumah tidak punya ketertarikan,” terang Ustadz Adi Hidayat.
Hal tersebut sebagaimana dinukil portalsulut.com dari TikTok @D_Anna Keysha diakses 10 Februari 2023.
“Tapi lihat pasangan orang lain lebih banyak tertariknya. Ada yang salah dalam diri Anda,” imbuhnya.
Melihat pasangan orang lain dengan hati terpikat adalah hal yang bertentangan dengan nilai Islam.
Pasalnya zina mata seperti ini sangatlah dilarang Allah, bahkan tergolong sebagai perilaku maksiat.
Lebih jauh lagi zaman media sosial ini fenomena melihat pasangan orang lain jadi lebih mungkin terjadi.
“Istri sendiri dilihat tidak menyenangkan, istri orang kayaknya enak dilihatnya,” tutur Ustadz Adi HIdayat.
“Anda lihat apa selama ini? Coba cek apa yang Anda lihat di HP Anda?” lanjutnya.
UAH berharap agar menghindari melihat hal-hal demikian karena itu akan menghambat rahmat dari Allah SWT.
“Begitu Anda lihat teman-teman sekalian, dan langsung palingkan yang tidak baik, ini tidak bagus,” ujar UAH.
“Astaghfirullah buang! Iman Anda artinya bagus,” sambung ulama asal Pandeglang, Banten tersebut.
Namun demikian Ustadz Adi Hidayat tak henti-hentinya mengingatkan soal maksiat mata.
Meskipun ini dosa kecil, tapi bila menjadi kebiasaan maka tumpukan dosa kecil ini akan menjelma sebagai dosa besar.
“Ada maksiat di mata itu. Nah, pelan-pelan maksiat kecil masih halus, semakin banyak, banyak bertumpuk jadi besar,” tegas UAH.
Dosa besar dalam bahasa Arab sendiri berarti kabir, jika dilakukan terus maka ia menjadi kabair.
Kabair merupakan dosa-dosa yang sudah menjadi besar, yang terakumulasi.
Sehingga kabair ini menjadi alasan terhambatnya rahmat dari Allah serta doa-doa tak kunjung dikabulkan-Nya.
“Bahayanya itu menghambat rahmat turun kepada kita, juga menangkal doa-doa untuk dikabulkan Allah,” tandasnya.
Wallahualam.***