PORTAL SULUT – Ternyata seorang ahli Al-Quran akan dilimpahkan dengan dosa karena suatu sifat terang Gus Baha.
Gus Baha juga mengecam beberapa oknum yang meskipun ahli Al-Quran, tapi perilakunya seperti lintah darat atau rentenir.
Lebih baik jangan sampai ngaji seperti yang dilarang Gus Baha karena itu cara salah dan mengundang dosa dalam ngaji Al-Quran.
Akan tetapi apakah ngaji yang dimaksud Gus Baha? Simak keterangan lengkapnya di sini.
Baca Juga: Sebanyak Air Hujan Rezeki Allah Turunkan Saat Sholawat Ini Dibaca 10 Kali Beres Subuh serta Ashar
Salah satu ibadah yang tinggi derajatnya dalam Islam adalah mengaji Al-Quran.
Semua umat muslim tanpa terkecuali wajib untuk mengimani kitab suci ini karena merupakan bagian dari rukun iman.
Sebab selain iman kepada Allah, Nabi, malaikat, Qada dan Qadar, serta hari akhir, kitab suci Al-Quran adalah sendi penting Rukun Iman.
Bahkan kitab suci Al-Quran sering disebut sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW yang memuat rahasia dunia dan akhirat.
Belum ada yang bisa menulis kitab sebagaimana indah dan sempurnanya kitab suci Al-Quran ini.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang akrab disapa Gus Baha pun pernah mengecam orang-orang yang mengaji secara keliru.
Pada ceramah tersebut, mula-mula Gus Baha bicara tentang dosa riba yang merupakan salah satu dosa besar.
Salah satu contoh riba yang sering terlihat di dunia nyata sering kita juluki sebagai lintah darat atau rentenir.
Tidak sekadar rentenir, ada juga beberapa riba yang sederhana yang jarang kita sadari dalam aktivitas sehari-hari.
Tatkala memberi bantuan kepada orang lain dengan tujuan mendapat balasan yang lebih besar, maka tak ayal orang tersebut sudah tergolong dalam kategori riba.
“Memberi sesuatu dengan niat mendapatkan lebih banyak, itu namanya riba,” ungkap Gus Baha.
Baca Juga: Inilah yang Diinginkan Almarhum Ketika Mendiang Orangtua Hadir di Mimpimu Ujar Gus Miftah
Hal tersebut sebagiamana dinukil portalsulut.com dari Youtube Agri Nugroho diakses 5 Juli 2022.
Dari definisi yang dijelaskan murid kesayangan Mbah Moen ini, bisa dibilang riba bukan sekadar rentenir saja.
Segala jenis transaksi yang menghendaki nilai lebih banyak itu juga disebut dengan riba.
Contoh sederhananya adalah ketika menantu membelikan balsem untuk mertuanya yang sedang sakit.
Akan tetapi motif tersembunyi dari menantu ini antara lain agar mendapatkan tanah warisan.
Di samping itu orang yang mengaji banyak-banyak tapi jauh dalam hatinya menghendaki imbalan berupa surga.
Baca Juga: Hangus Pahalanya, Dosa Tambah Subur, Ustadz Khalid Basalamah Larang 2 Perkara Ini Saat Sholat
Jadi semua ibadah, semua amalan, serta semua hafalan ayat kitab suci Al-Quran justru dijadikan mata uang transaksi dengan pamrih.
Ini tidak lebih dari sifat pragmatis yang tidak dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan semata-mata untuk Allah.
Cara ngaji Al-Quran seperti inilah yang disebut transaksional, lebih keras lagi diibaratkan sebagai riba tegas Gus Baha.
“Ngaji tidak serius kok minta surga. Itu riba,” tegas Gus Baha memungkasi ceramahnya.
Demikianlah penjelasan lengkap Gus Baha tentang mengaji yang justru terhitung sebagai praktik riba.
Terima kasih.***