PORTAL SULUT — Mendengar kalimat membakar menyan, pasti dibenak kita terbayang ritual-ritual tertentu memanggil mahluk halus.
Sebagian kalangan membakar menyan adalah salah satu syarat dalam melakukan ritual tertentu.
Sehingganya membakar menyan tidak bisa lepas dari pelaksanaan ritual-ritual tertentu yang biasa kita saksikan.
Baca Juga: Baca Doa Ini Sebelum Sujud saat Tahajud, 37 Ribu Malaikat Mencatat, Permintaan Hajat Cepat Terkabul
Lalu bagaimana hukumnya membakar menyan dalam pandangan Islam?
Seperti ceramah singkat, Habib Novel Alaydrus, dilansir portal sulut. pikiran-rakyat.com dari YouTube Habib Novel Alaydrus, Minggu 14 Agustus 2017.
Habib Novel Alaydrus menjelaskan, membakar menyan adalah kebiasan memberikan nuansa harum.
“Menyan merupakan bahasa jawa, tapi kalau bahasa moderennya aroma terapi. Membakar sesuatu, menghasilkan asap dan asap itu memiliki aroma tersendiri,” terang Habib Novel Alaydrus.
Menurut Habib Novel Alaydrus, hukum membakar menyan atau aroma terapi, tergantung niat karena hal itu hanya wewangian.
Baca Juga: Hati-hati! Jangan Pernah Tertawa Seperti Ini, Bila Perlu Dihindari kata Ustadz Khalid Basalamah
“Kalau niatnya melaksanakan, sunnah Nabi SAW maka itu suatu yang sangat bagus, karena disunnah kan Nabi SAW, kita seorang muslim hendaknya dalam keadaan harum, dan Islam mencintai keharuman dan kebersihan,” jelas Habib Novel Alaydrus.
Sehingga kata Habib Novel Alaydrus, jika membakar menyan untuk mengharumkan ruangan, maupun mengharumkan dirinya sendiri maka hukumnya sunnah.
“Sehingga ketika berdoa, disatu majelis dia membakar menyan, dia bakar gaharu, diabakar dupa, atau membakar buhur dalam bahasa arab,itu agar lebih khusyuk berdoa agar Malaikat senang, maka itu sunnah sangat dianjurkan,” ucap Habib Novel Alaydrus.
Baca Juga: Ternyata Perilaku Pelit Seperti Ini Membawa Berkah dan Bisa Menjadi Kaya, Ungkap Gus Baha
Habib Novel Alaydrus mengatakan, sehingga jangan melihat orang membakar menyan lalu disangka berbuat musyrik, bakar menyan menyekutukan Allah.
“Dimana letak diatelah menyekutukan Allah, tidak ada. Karena niatnya adalah untuk melakukan sunnah Nabi SAW, agar harum, lebih khusyuk dan hati pun merasakan kenyamanan,” ujar Habib Novel Alaydrus.***