Alkisah, Ahli Tahajud Yang Rugi Di Mata Allah SWT

- 17 Agustus 2022, 15:57 WIB
Ilustrasi ahli tahajud
Ilustrasi ahli tahajud /PIXABAY/@purwakawebid


PORTAL SULUT - Sholat Tahajud adalah sholat yang dikerjakan pada waktu malam hari yang didahului dengan tidur terlebih dahulu.

Waktu utama mengerjakan salat tahajud adalah pada sepertiga malam dan hukumnya adalah sunnah, artinya jika dikerjakan kita akan mendapat pahala yang besar di mata Allah, akan tetapi jika tidak dikerjakan pun kita tidak akan mendapatkan dosa.

Selain sebagai ibadah tambahan supaya doa kita lebih cepat dikabulkan oleh Allah, sholat Tahajud juga mempunyai keutamaan tersembunyi yang sangat besar bagi umat muslim yang menunaikannya.

Baca Juga: Laki-laki Tapi Pelihara Rambut Panjang Seperti Wanita, Apakah Haram? Abi Quraish Shihab Jawab Begini

Diantaranya adalah diantaranya adalah rezeki yang berlimpah, harmonisan rumah tangga, ketentraman dalam hidup, mampu menjaga kesehatan tubuh dan lain sebagainya.

Sebagaimana dilansir portalsulut.com dari kanal YouTube @Jamaah Nurul Qolbi pada tanggal 17 Agustus 2022.

Berikut hal yang perlu diperhatikan agar sholat Tahajud diterima dan tidak termasuk pada golongan orang-orang yang merugi di mata Allah SWT, selengkapnya dalam artikel ini,

Salah satu yang menyebabkan sholat Tahajud tidak diterima Allah yakni merasa bangga dengan diri sendiri atau bisa dikatakan Riya' dengan apa yang diberikan Allah tanpa memperdulikan sekitar.

Apabila seperti itu yang ada dalam benak kita semua,  maka kita tergolong orang-orang yang ahli Tahajud akan tetapi rugi di mata Allah SWT.

Ada satu kisah menarik mungkin bisa menjadi pelajaran untuk kita semua saat mengerjakan sholat Tahajud

Ada seorang yang bernama Abu bin Hasyim, bertahun-tahun tak pernah absen melakukan sholat Tahajud.

Dikisahkan pada suatu malam, ketika hendak mengambil air wudhu untuk mengerjakan sholat Tahajud Abu bin Hasyim dikagetkan oleh keberadaan sosok makhluk yang sedang duduk di pinggir sumurnya.

Abu bin Hasyim pun bertanya "Wahai hamba Allah,  Siapakah engkau?

Sambil tersenyum itu berkata "Aku adalah Malaikat utusan Allah"

Mendengar jawaban tersebut, Abu bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu malaikat Allah.

Abu bin Hasyim lantas bertanya "Apa yang sedang kamu lakukan disini?"

Malaikat Itu pun menjawab "Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah"

Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu bin Hasyim lalu bertanya "Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa itu?"

Malaikat itu pun menjawab "Ini adalah buku kumpulan nama-nama hamba-hamba pencinta Allah"

Mendengar jawaban itu, Abu bin Hasyim berharap dalam hati namanya tercatat dalam buku yang dibawa Malaikat tersebut.

Lalu, Abu bin Hasyim kembali bertanya kepada malaikat tersebut "Wahai Malaikat,  adakah namaku disitu?"

Abu bin Hasyim beranggapan bahwa namanya ada dalam buku tersebut, mengingat amal ibadahnya yang hampir tidak pernah putus.

Selalu mengerjakan sholat Tahajud, berdoa dan bermunajat, kepada  Allah SWT di sepertiga malam dan lain sebagainya.

"Baiklah akan aku buka" Kata Malaikat sambil membuka buku besarnya.

Setelah dibuka dan dicari, nama Abu bin Hasyim tidak ditemukan dalam buku yang dibawa Malaikat tersebut.

Karena tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Malaikat itu, Abu bin Hasyim meminta Malaikat tersebut untuk mencobanya sekali lagi,

Lalu dicarilah sekali lagi, dan Malaikat itu pun berkata "Betul, namamu tidak ada dalam buku ini"

Ketika Mendengar namanya tidak ada dalam buku catatan yang dibawah malaikat tersebut, Abu bin Hasyim gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat itu.

Abu bin Hasyim menangis sejadi-jadinya sambil berkata :

"Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam Tahajud dan bermunajat, tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah"

Melihat hal tersebut, Malaikat itu pun berkata

"Wahai Abu bin Hasyim ! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain sedang tidur, bukan aku tidak tahu engkau mengambil air wudhu dan kedinginan saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi ketahuilah tanganku dilarang Allah untuk menulis namamu."

Abu bin Hasyim pun kaget dengan jawaban Malaikat tersebut, kemudian bertanya, "Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?"

Malaikat itu pun menjawab "Engkau memang bermunajat kepada Allah, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan dirimu sendiri, sedang di kiri dan kanan mu ada orang sakit dan kelaparan tetapi engkau tidak menengok dan memberinya makan.  Bagaimana mungkin engkau menjadi hamba pencinta Allah kalau kau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba ciptaan Allah ?"

Mendengar jawaban tersebut, hati Abu bin Hasyim seperti disambar petir.

Baca Juga: Area Kewanitaan Kendur? Lakukan Ini Dijamin Area Miss V Rapat Kembali

Abu bin Hasyim tersadar bahwa ibadah yang dilakukannya selama ini hanyalah untuk memperbanyak harta kekayaan tanpa memperdulikan orang orang yang butuh uluran tangannya,

Sejak kejadian tersebut, Abu bin Hasyim dalam sholatnya selalu memohon ampun kepada Allah dan mulai menyadari bahwa,  manusia diciptakan Allah memang untuk beribadah kepadaNya, selain itu juga untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan bantuan

Dari kisah tersebut dapat kita simpulkan hikmah dan pelajarannya, bahwa Allah menciptakan manusia agar saling menjaga silaturahmi dan saling berbagi di saat orang lain sedang membutuhkan.

Dengan menyadari hal tersebut,  rasa syukur kita kepada Allah akan semakin bertambah dan janji Allah kepada orang yang selalu bersyukur adalah ditambahNya nikmat dan dicukupkan segala kebutuhan.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah