Khutbah Idul Adha Judul Manifestasi Nilai Kurban dan Pengorbanan Lengkap Dengan Takbir Arab dan Latin

- 8 Juli 2022, 13:52 WIB
 Hari Raya Idul Adha 1443 H
Hari Raya Idul Adha 1443 H /Pixabay

 
PORTAL SULUT - Artikel ini berisi khutbah Idul Adha berjudul manifestasi nilai kurban.
 
Khutbah idul adha ini dapat dijadikan referensi bagi Panitia hari besar islam (PHBI) di seluruh wilayah Indonesia untuk dibawakan khotib pada sholat ied Idul Adha 1443 hijriah.
 
Dilansir Portalsulut.pikiranrakyat.com dari kumpulan naskah Idul Fitri dan Idul Adha diterbitkan oleh Direktorat Bimbingan Agama Islam, Kementerian Agama RI pada 1 juli 2022.
 
 
Berikut khutbah Idul Adha berjudul Manifestasi Nilai Pengorbanan.
 
Arab: 
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتو 
Takbir Arab: 
الله أكبر ،الله أكبر ،الله أكبر  
لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ, اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً
لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّيْن    
وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن،
لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه،
وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ, وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه،
 لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ وَللهِ الحَمْ
 
Arab Latin:
Bismillahirohmanirohim.
Asalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
 
Takbir arab latin:
Allaahu akbar, allaahuakbar, allaahu akbar. 
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd.
Allaahu akbar kabiiraa, walhamdulillaahi katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa,
Laailaahaillallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu.
Mukhlishiina lahuddiin, walau karihal kaafiruun, Walau karihal munafiqun, Walau karihal musyrikuun.
Laailaahaillallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa a'azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah.
Laailaahaillallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahilhamd.
 
Isi khutbah Idul Adha:
Puji dan Syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. 
Serta sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW dan para sahabat dan keluarganya serta seluruh umat Islam generasi penerus yang mampu melanjutkan nilai-nilai kurban.
 
 وَللهِ الحَمْ ,الله أكبر ،الله أكبر ،الله أكبر  
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walilahil Hamd!!
Hari ini kita merayakan ldul Adha 1443 hijriah. 
Kita diajak untuk menyertai secara kejiwaan peristiwa haji di tanah suci dan kita 
yang berada di tanah air menyembelih hewan kurban. 
 
 
Berkurban bukan semata-mata dituntut untuk membahagiakan 
fakir miskin dengan daging yang dibagi-bagikan, 
 
namun hendaknya kita mampu mengambil 'ibroh tentang makna dan manifestasi nilai kurban dalam kehidupan pribadi dan 
sekitar.
 
Berkumpulnya kita di tempat ini pada hakekntanya 
sedang mengenang peristiwa yang bersejarah, 
 
Peristiwa ketika Allah SWT memerintahkan Ibrahim a.s untuk melakukan 
penyembelihan terhadap putra kesayanganya, Ismail a.s.
 
Peristiwa ini menakjubkan dan penuh dengan hikmah sehingga 
patut menjadi teladan sepanjang masa, karena perintah Allah SWT. ini tergolong lain dari pada biasanya, dan sulit diterima akal sehat.
 
Dari persitiwa ini, terdapat empat hikmah dari ajaran kurban :
 
Pertama, lbadah kurban menegakan ibadah tertua, seiring dengan 
perjalanan hidup manusia yaitu zaman era Nabi Adam a.s, 
 
kemudian berlanjut pada masa Nabi Ibrahim a.s dan 
diteladani oleh Rasullah Saw. sampai kiamat tiba.
 
Kedua, lbadah kurban menegakan ujian iman kepada Allah SWT., hal ini ditegaskan 
Allah dalam ai-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 124 :
 
Arab: 
۞ وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
 
Artinya: 
"dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan 
beberapa kalimat (perintah dan larangan), la/u Ibrahim 
menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku 
akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim 
berkata: "(Dan saya mahan juga) dari keturunanku". 
Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang 
zalim".
 
Ujian yang dilalui Nabi Ibrahim a.s. berawal dari kediktatoran penguasa pada zaman itu, yaitu Raja Namrudz. 
 
Kemudian pertentangan akidah dengan ayahnya yang musyrik, membersihkan ka'bah dari berhala dan ujian yang paling berat adalah ketika diperintah Allah SWT untuk menyembelih 
putranya Ismail a.s.
 
Ketiga, lbadah kurban pada hakekatnya mengandung dua makna yang berbeda nilai: 
Nilai makna pertama adalah Nilai llahiyah: 
Sebagai bukti ketundukan kepada Allah SWT (God Relation), hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an surat al-Hajj ayat 37:
Arab:
 
 
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ
 
Latin :
Lay yanālallāha luḥụmuhā wa lā dimā`uhā wa lākiy yanāluhut-taqwā mingkum, każālika sakhkharahā lakum litukabbirullāha 'alā mā hadākum, wa basysyiril-muḥsinīn
 
 
Artinya:
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. 
 
Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu, dan berilah kabar gembira kepada orang-orang 
yang berbuat baik.
 
Nilai makna kedua adalah Nilai lnsaniyah atau bukti kemesraan dengan sesama manusia (Human Relation), inipun ditegaskan ai-Qur'an dalam surat Al-Hajj ayat 36 :
Arab: 
 
وَٱلْبُدْنَ جَعَلْنَٰهَا لَكُم مِّن شَعَٰٓئِرِ ٱللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهَا صَوَآفَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْقَانِعَ وَٱلْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
 
Arab Latin:
Wal-budna ja'alnāhā lakum min sya'ā`irillāhi lakum fīhā khairun fażkurusmallāhi 'alaihā ṣawāff, fa iżā wajabat junụbuhā fa kulụ min-hā wa aṭ'imul-qāni'a wal-mu'tarr, każālika sakhkharnāhā lakum la'allakum tasykurụn
 
Artinya:
"Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu 
sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh 
kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah 
olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya 
dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). 
 
Kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang reladengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. 
 
Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.
 
Keempat, lbadah kurban sebenarnya sedang menghadapi kepastian pilihan, apakah kita mau berkurban atau jadi kurban. 
 
Ketika kita memilih pada pilihan cerdas yaitu mau 
berkurban berarti kita harus istiqamah pada pendidikan kita. 
 
Pilihan cerdas dan tegas itu akan membawa tiga konsekuensi lagi: 
 
Konsekuensi pertama, adalah Akidah tak kenal toleransi. 
 
Hal ini dikisahkan dalam ai-Qur'an surat Maryam ayat 45-48, yaitu dialog antara Ibrahim a.s dengan ayahnya yang berujung dengan pengusiran Ibrahim a.s dari rumah orang tuanya. 
 
Konsekuensi kedua, adalah Pentingnya pembinaan generasi. Ibrahim a.s adalah sosok orang tua teladan yang melahirkan generasi sukses.
 
Lantas kenapa dikatakan sukses? 
 
Karena dari isteri keduanya Siti Hajar melahirkan Ismail a.s. sebagai generasi Bani Ismail yang berakhir kepada Muhammad SAW. 
 
Begitu juga dari isteri pertamanya Siti Sarah melahirkan lshaq a.s. sebagai generasi Bani lsrail yang berakhir kepada lsa a.s. 
 
Konsekuensi ketiga, adalah hidup yang dihadapi penuh dengan pengorbanan.
 
Pengorbanan materi yang mampu menumbuh suburkan akidah, pengorbanan perasaan, agar terlepas dari perpecahan serta pengorbanan jiwa agar mampu mewariskan kebaikan kepada generasi penerus.
 
 وَللهِ الحَمْ ,الله أكبر ،الله أكبر ،الله أكبر  
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walilahil Hamd.
 
Dari uraian tentang hikmah ajaran kurban ini
sekiranya kita mampu memanifestasikan nilai-nilai pengorbanan itu dalam kehidupan kita. 
 
Andaikan saja dalam sebuah keluarga, ada ayah yang serupa dengan Ibrahim, dan ibu yang mirip dengan Siti Hajar dan Siti Sarah dan anak-anak yang menyerupai lsmai dan lshaq, niscaya keluarga itu adalah keluarga yang didambakan 
kemudian berkembang menjadi komunitas yang lebih luas, bagaikan menjadi suatu bangsa, akan dapat dipastikan bangsa hebat itu mampu mengatasi krisis multi dimensi.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah