Bagaimanakah Manusia Harus Bersikap, Merubah Takdir Atau Hanya Pasrah? Ini Penjelasan Quraish Shihab

- 29 Juni 2022, 01:21 WIB
Bagaimanakah Manusia Harus Bersikap, Merubah Takdir Atau Hanya Pasrah? Ini Penjelasan Quraish Shihab
Bagaimanakah Manusia Harus Bersikap, Merubah Takdir Atau Hanya Pasrah? Ini Penjelasan Quraish Shihab /

Peristiwa tersebut, kata Quraish Shihab, merupakan gambaran bahwa nabi dan sahabat-sahabatnya tidak bicara tentang takdir, dalam arti tidak menjelaskannya, dan tidak mendiskusikannya. Baik itu dalam cara pendiskusian ulama-ulama al-kalam, ataupun para teolog.

Baca Juga: Dalam Berdoa Sebaiknya Jangan Minta Masuk Surga, Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bersumber dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA, Nabi bersabda;

“Tidak ada seorangpun diantara kamu kecuali telah diketahui oleh Allah SWT, dimana tempatnya, di surga atau neraka”

Ketika nabi menyampaikan hal tersebut, sahabatpun bertanya: “Kalau begitu kita andalkan saja apa keputusan tuhan, semua sudah ditentukan.” Lalu nabi menjawab: Bisa jadi ada diantara kamu yang melakukan amal-amal yang dilakukan orang-orang baik. Tetapi pada akhir hidupnya dia melakukan amal buruk, sehingga dia masuk neraka dan begitupun ,p1sebaliknya.

Sahabat kembali berkata: Kalau begitu ya sudah kita tidak usah berusaha. Kemudian nabi bersabda kembali: Kamu harus berusaha. Semua akan dipermudah untuk melakukannya apa yang sesuai dengan pengetahuan Allah.

Nabi kembali berkata: Siapa yang mau member dan dia percaya kepada kalimat tauhid, maka Allah akan mempermudah jalannya. Adapun yang kikir, tidak mau percaya dia juga dipermudah jalannya menuju (kesusahan). Dalam Al-quran juga disebutkan tentang takdir, dan nabi sendiri menjelaskan bahwa salah satu dari rukun iman itu, harus percaya adanya takdir Allah SWT yang baik dan yang buruk.

Baca Juga: Setiap Bangun Tidur Jangan Buru-buru Beranjak, Lakukan Ini Dulu Biar Tak Mudah Sakit, Kata Gus Baha

Quraish Shihab kembali menuturkan, setelah zaman kekhalifaan berakhir dan masuk pada zaman pemerintahan Mu’awiyah, pemahaman tentang takdir menjadi berbeda dan mulai dicampur aduk dengan politik.

Sehingga itu lahirlah dua faham yang disebut dengan Faham Fatalisme (Jabbariyah) dan Faham Qadariyyah. Dimana Faham Fatalisme (Jabbariyah) artinya semua ditentukan oleh Allah SWT, sementara Faham Qadariyyah, manusia bebas menentukan segala sesuatu.

Halaman:

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x