“Kata Nabi, ulama itu pewaris Nabi,”
“Para Nabi itu tidak mewariskan Dinar dan Dirham, Tidak mewariskan materi, akan tetapi mereka mewariskan pengetahuan, maka ambilah pengetahuan itu dengan semangat,” terang UAH.
Jadi kata UAH, para Nabi itu mewariskan pengetahuan maka dari itu ambillah dan pergunakan sebaik mungkin karena itu warisan para Nabi.
Begitu sudah menjadi ulama, Kata UAH, maka akan jamak dari kata alim.
Maka dari itu kata UAH, ketika Anda memiliki anak, maka kirimkan anak tersebut untuk belajar di pesantren ataupun ke majelis ilmu untuk belajar warisan Nabi tersebut.
“Anak Anda kirim ke pesantren, kerim ke majelis ilmu, belajar. Belajar warisan Nabi,” terang UAH.
Begitu menjadi alim, kata UAH, berkumpul menjadi ulama, maka status mereka akan menjadi pewaris Nabi.
Maka berbangga dirilah kalian kata UAH, ketika ada salah satu dari keluarga kalian yang memiliki warisan dari Nabi Muhammad SAW.
“Di keluarga Anda ada yang menerima warisan Nabi Muhammad SAW,” terang UAH.
Dan ahli waris itu, kata UAH, pasti akan dicari oleh pewarisnya.