Network
“Kenapa aku bawa kesana, yang ikut para pemimpin yang tidak beriman. Kenapa aku kau bawa ke sana, dia mengatakan kenapa kau mau juga, kenapa ikut aku, aku kan ngak tau jalan kenapa kau ikut aku,” jelas Buya Yahya, menggambarkan suasana saat itu.
Baca Juga: Bukan Istighfar, Permohonan Taubat Jadi Sia-sia Tanpa Membaca Kalimat ini, ungkap Gus Baha
Sehingganya, Buya Yahya mengingatkan, sebelum hal tersebut menimpa maka harus mengikuti syariat.
“Ayo ikuti syariat Nabi Muhammad. Saat ini nanti, ngak bertanggungjawab yang dituhankan di dunia, itu enggak bertanggungjawab. Tidak mau, aku sendiri mau cari selamat sekarang. Mau nyelamatin kamu, nggak. Jadi ribut begitu,” ucap Buya Yahya menegaskan.
Buya Yahya mengungkapkan, saat itu orang tua yang ternyata salah mendidik anaknya, akan dituntut anak tersebut.
“Semua orang itu akan jadi bermusuhan, kecuali orang bertaqwa. Saling menuntut naudzubillah, makanya persahabatan terjalin dalam majelis ilmu. Kalau persahabatan kita bukan karena Allah, bukan dalam kebaikan, merepotkan nanti nuntut,” ucap Buya Yahya.
Lanjut Buya Yahya, majelis ilmu, pertemuan bermanfaat dan ketaqwaan, ini indah.
“Nanti ketemu di sana menjadi sebab selamat, makanya kalau orang bertemu dalam kebaikan dalam ketaqwaan karena Allah, kalau seandainya temannya kepeleset dicari sama yang lainnya. Ini hikmah persahabatannya baik, dicari oleh sahabat,” ungkap Buya Yahya.
“Ya Allah, aku punya kawan baik dulu, angkat ya Allah dikabulkan. Makanya ayo kita punya persahabatan yang baik dengan siapapun karena Allah,” ucap Bua Yahya.
Wallahualam bissawab.***
