Network
PORTAL SULUT — Pelaksanaan Sholat Idul Fitri di Indonesia umumnya dilaksanakan di tempat terbuka atau lapangan.
Sholat Idul Fitri merupakan Sunnah Muakkad, yakni ibadah yang sangat ditekankan bagi umat Islam.
Nah.. dalam pandangan hukum syar’i dimanakah tempat terbaik pelaksanaan Sholat Idul Fitri?
Baca Juga: TERBARU! Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri 1443 H, Cocok Dibagikan kepada Keluarga dan Sahabat
Artikel ini akan mengulas tentang tempat pelaksanaan Sholat Idul Fitri, berdasarkan tuntunan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Ustadz Adi Hidayat mengatakan, pelaksanaan Sholat Idul Fitri dilangsungkan di tempat luas, kecuali jika ada halangan seperti hujan atau hal tertentu maka sunnahnya kembali kepada masjid.
“Hadist riwayat Al Bukhari nomor Hadist 956. Ini dari Abu Sa'id Al-Khudri disampaikan, adalah kebiasaan Nabi SAW kalau menunaikan Sholat Idul Fitri, beliau tunaikan di mushalla,” terang Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya dinukil portalsulut.pikiran-rakyat.com pada Jumat 29 April 2022, dari kanal YouTube Audio Dakwah diunggah 18 Mei 2020.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, mushalla tidak seperti pemahaman umunya masyarakat Indonesia tentang mushalla.
“Jangan salah tangkap, karena kalau disebutkan di Indonesia, mushalla itu tempatnya kecil, sempit. Ini hati-hati. Mushalla itu bukan tempat yang kecil. Mushalla itu tempat sholat, umum sifatnya bisa besar bisa kecil. Bisa luas bisa sempit dan ingat mushalla tidak pake huruf h. Sebab kalau pake h jadi mushallah. Jika mushallah artinya berbeda yakni tempat perempuan disholatkan,” urai Ustadz Adi Hidayat.
Kata Ustadz Adi Hidayat, jika pelaksanaanya disebutkan mushalla dalam ilmu Hadist dirujuk lagi di situasi Nabi SAW, kalau disebutkan mushalla berarti bukan masjid, tapi tempat di luar masjid.
Baca Juga: Kata Mbah Moen, Jangan Banyak-banyak, Cukup 4 Saja Minta kepada Allah, Apa Saja?
Lanjut Ustadz Adi Hidayat, lapangan mampu menampung semuanya, sehingga mudah mengatur banyaknya jemaah.
“Jadi dikapling, di sini untuk perempuan sholat. Ini untuk laki-laki. Perempuan yang sedang haid misalnya di sebelah sini. Jadi ada semuanya lebih mudah dan lebih fleksibel. Kan perempuan yang sedang haid tidak bisa masuk masjid. Ya makanya nunggunya sudah ada tempat yang disediakan,” urai Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, dimaksudkan mushalla adalah tempat lapang yang luas. Namun, dengan pertimbangan pertama masjid lebih sempit dibandingkan lapangan yang ada.
Akan tetapi jika masjid lebih luas dibandingkan lapangannya, dengan kata lain masjid cukup menampung jamaah sedangkan lapangan tidak kondusif, maka menggunakan masjid untuk Sholat Idul Fitri.
“Ada lapangan, ya tapi mohon maaf ya si bulbul (Hewan Anjing) suka main-main disitu ya bisa datang bolak-balik, terus gak diketahui dimana dia buang kotoran, buang kencingnya dan sebagainya. Kotor diduga najis ya diketahui sering banyak main disitu, dikhawatirkan ketika shalat tempatnya tidak terlampau bersih bahkan tidak Suci maka kembalikan kemudian ke mesjid ketika bisa menampung jamaah atau situasinya memang masjid lebih luas dibanding lapangan,” jelasnya.
Baca Juga: Bukan Cuma Selingkuh! ini Dosa Besar Suami Kepada Istri Kata Gus Baha, Sangat Dilaknat Oleh Allah
Sehingganya Ustadz Adi Hidayat menuturkan, jika di tempat-tempat tertentu masjid lebih luas, maka gunakan masjid dibanding lapangan.
“Jika masjid mampu menampung jemaah, maka gunakan masjid. Ini hadisnya jelas sunnah jelas begitu cara memahami sunnahnya, termasuk kalau terjadi hujan jangan dipaksakan,” kata Ustadz Adi Hidayat.
“lihat hadisnya. Hadist Abu Daud nomor Hadits 1162 dari Abu hurairoh. Ini Hadist sahih nomor 1162, dari sahabat Abu Hurairah namanya Abdurrahman Bin Sahar, kata beliau pernah terjadi di zaman nabi ketika akan kemudian dimulai Sholat Idul Fitri, terjadi hujan cukup lebat lalu Nabi memerintahkan balik ke masjid,” jelas Ustadz Adi Hidayat.
Demikian ceramah Ustadz Adi Hidayat tentang tempat terbaik pelaksanaan Sholat Idul Fitri.***
