Ingin Pahala Mengalir Tanpa Batas, Jangan Tinggalkan Amalan-amalan ini

- 23 April 2022, 01:41 WIB
Ilustrasi: Ada amalan-amalan saat Ramadhan yang sering ditinggalkan  padahal ganjarannya pahala mengalir tanpa batas
Ilustrasi: Ada amalan-amalan saat Ramadhan yang sering ditinggalkan padahal ganjarannya pahala mengalir tanpa batas /Tangkapan layar YouTube/Adi Hidayat Official/

PORTAL SULUT — Banyak kaum muslimin yang menyesal tidak memaksimalkan amalan ini.
Ada beberapa amalan yang sering ditinggalkan padahal ganjarannya pahala mengalir tanpa batas.

Tinggal beberapa hari lagi Ramadhan berakhir, masih ada waktu untuk mengerjakan amalan-amalan ini.

Seperti disampaikan Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com pada Sabtu 23 April 2022, dari Youtube Audio Dakwah, diunggah 4 April 2022.

Baca Juga: Anti Miskin! Inilah Doa Agar Rezeki Lancar Kata Gus Baha, Baca Sebelum Masuk Rumah

Dalam tayangan tersebut, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, berdasarkan tuntunan Rasululah ada amalan siang dan amalan yang dilakukan malam bulan Ramadhan.

Serta ada amalan berlaku umum bisa dilakukan siang maupun dilakukan saat malam.

Amalan Malam

Menurut Ustadz Adi Hidayat, pertama adalah amalan malam yang sering dilakukan yakni Qiyam Ramadhan.

“Amalan malam yakni Qiyam Ramadhan yang disebut tarawih. Saya tegaskan kata qiyam menjunjuk pada waktu yang sangat luas anda bisa laksanakan setelah Isya, yang kalau hari biasa disebut dengan Qiyamul Lail. Anda bisa kerjakan tengah malam setelah tidur dulu, kalu hari biasa disebut dengan Tahajud,” urai Ustadz Adi Hidayat

Kata Ustadz Adi Hidayat, amalan sholat malam tersebut, di bulan Ramadhan keduanya disebut dengan satu nama Qiyam Ramadhan.

“Dua-duanya ada di Alquran, Qiyamul Lail ada di QS 73 Al Muzzammil ayat 20, Tahajud ada di QS 17 Al Isra ayat 79-81. Di bulan Ramadhan keduanya disebut dengan satu nama Qiyam Ramadhan,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Kedua kata Ustadz Adi Hidayat, perbanyak membaca dan hafalan Alquran.

“Banyak pahala yang kita dapat jika memperbanyak membaca Alquran di bulan Ramadhan. Setiap huruf yang kita baca ada pahala yang Allah janjikan,” terang Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Astagfirullah! Inilah Gejala Alam Pertanda Imam Mahdi Sudah Muncul Kata Ustadz Zulkifli, Kiamat Semakin Dekat

Selanjutnya, memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan adalah salah satu amalan memperbanyak pahala.

“Sedekah dengan materi jika mampu, bisa sedekah dengan tenaga misalnya melakukan hal-hal yang bermanfaat,” katanya.

Kemudian, amalan selanjutnya memperbanyak istigfar di waktu Sahar. Amalan ini dilakukan usai makan sahur sebelum memasuki waktu Subuh.

“Waktunya disebut Sahar, aktivitasnya disebut Sahur, kenapa disebut dengan Sahur? Maksud dari Nabi SAW jangan terlalu awal makannya. Lakukan diwaktu Sahar. Lakukan 25 menit, 30 menit sebelum fajar tiba,” urai Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, sebaiknya waktu usai makan Sahur diisi dengan istigfar dalam rangka mengoreksi diri.

“Kalau Subuh jam 4 : 30 misalnya, maka antum silahkan makan sahur jam 4. Tapi jangan lupa, kita kan mau ikuti sunnah Nabi SAW, bukan sekedar beramal saja. Selesai makan paling 15 menit, anda masih punya waktu 15 menit menjelang fajar isi dengan istigfar. Itu perintah Alquran, ahli urg aitu sebelum datang fajar di waktu Sahar QS 51 ayat 18,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

QS. Az-Zariyat Ayat 18

وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ

Arab Latin: Wa bilashaari hum yastaghfiruun

Terjemahan : dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).

Baca Juga: Penangkal Penyakit, Tulis Kalimat ini di Setiap Bagian Rumah Kata Mbah Moen

Ustadz Adi Hidayat menerangkan, QS Az-Zariyat Ayat 18 menjelaskan tentang orang-orang yang memanfaatkan waktu Sahar untuk beristigfar bersama keluarganya.

“Tidak ada yang paling indah Ketika selesai sahur, masing-masing mengoreksi diri, beristigfar kepada Allah,”

Amalan Siang

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, ada beberapa amalan siang yang dilakukan saat Ramadhan yakni, puasa, sedekah, membaca Alquran.

“Pertama puasa, kita mulai keutamaanya puasa. Saya perhatikan keutamaan ini sering kita lalai dan manfaatkan sehingga, kita capek menahan lapar dan haus, tapi ketika Allah SWT memberikan sesuatu justru tidak kita ambil, itu sayang betul,” tutur Ustadz Adi Hidayat.

Lanjut Ustadz Adi Hidayat, saat bepuasa kita berkata yang baik-baik dan menahan yang buruk-buruk.

Namun, ketika selesai berpuasa, saat Magrib tiba kita tidak manfaatkan amalan satu ini, saat berbuka Allah memberikan sesuatu tapi kita tidak ambil.

“Seperti dalam Hadist Riwayat At Tirmidzi dari Abu Hurairah nomor Hadist 2249. Doanya Abu Daud nomor Hadist 2357,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Doa buka puasa

ذَهَبَ الظَّمأُ، وابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَبَتَ الأجرُ إِن شاءَ اللهُ

Latin: Dzahaba dhomau wabtallatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insyaa Allah.

Artinya: Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, dan telah tetap pahala, insya Allah. (HR. Abu Daud, Ad Daruquthni menyatakan sanadnya hasan, Al Hakim menyatakan sanadnya shahih menurut Syaikhain/bukhori muslim).

Baca Juga: Ternyata Ini Rahasia Malam Lailatul Qadar, Ustadz Adi Hidayat: Ini Tanda yang Harus Diketahui

Kata Ustadz Adi Hidayat, makna doa diatas adalah basah tenggorokan itu bukan poinnya, tapi poinnya adalah wa tsabatal ajru dan sekarang ditetapkan pahala, Insya Allah dengan kehendak Allah.

"Al ajru tidak disebutkan dalam Alquran termasuk dalam kalimat Bahasa Arab, kecuali menunjuk dua makna. Satu sesuatu yang lansung diberikan, ada kedua yang sifatnya ditangguhkan nanti tidak sekarang. Jadi Ketika Allah menyampaikan melalui lisan Nabi SAW Hadist ini, wa tsabatal ajru sekarang akan diberikan yang ditetapkan itu," urai Ustadz Adi Hidayat. 

Lanjut Ustadz Adi Hidayat, kalimat ini menunjukan dua makna ada yang diberikan langsung oleh Allah SWT saat kita berbuka, dan ada sesuatu yang ditunda yang lebih besar lagi saat kita di akhirat.

“Yang diberikan saat buka itu panjar dunia, apa yang diberikan Allah? Berdasarkan HR At Tirmizi dari Abu Hurairah nomor Hadist 2249,” kata Ustadz Adi Hidayat. 

Ustadz Adi Hidayat menerangkan, ada tiga golongan yang tidak mungkin ditolak doanya.
Pertama pemimpin yang adil, yakni bukan hanya presiden, bupati, melainkan para ayah juga pemimpin dan harus adil.

Adil bukan hanya poligami kata Ustadz Adi Hidayat, namun adil itu luas maknanya, misalnya bapak mencampurkan tugas di luar dengan seorang ayah, itu sudah tidak adil.

“Punya pekerjaan dikantor, kemudian selesai bekerja dibawa ke rumah, lalu masuk ke rumah orang rumah sudah menunggu seorang ayah, istri menunggu selama 8 jam. Anak-anak sudah menanti menceritakan kisahnya, hafalannya, lukisannya, tiba-tiba ayah datang dengan kedudukan kantornya,” terang Ustadz Adi Hidayat,

“Maka Ketika suami adil satu hal ini saja maka doanya tidak pernah di tolak Allah, begitu minta datang,” sambung Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Subhanallah! Inilah Cara Mendapat Malam Lailatul Qadar Ungkap Buya Yahya, Pahala Dilipat Gandakan

Kedua kata Ustadz Adi Hidayat, amalan berlaku untuk suami istri yakni orang puasa sampai dia buka.

“Orang berbuka doanya ditunggu oleh Allah SWT. Orang puasa sampai dia buka ditunggu oleh Allah SWT. Lihat Hadist Qudsi, Allah memuji orang puasa, sebab orang makan dia tidak. Orang minum dia tidak, orang melakuan hubungan seksual dia tidak, dan dia melakukan itu untuk-Ku saja kata Allah SWT. Saya akan berikan pahala tampa batas,” urai Ustadz Adi Hidayat.

Sebelum ke akhirat Allah SWT sedang menunggu. Sedang berbuka itu, Allah sedang menunggu mau minta apa hambaku. “Masalahnya kadang-kadang kita tidak minta, malah sibuk dengan makanan dan minuman, setelah kenyang sudah lupa berdoa,” tutup Ustadz Adi Hidayat.

Demikian ceramah Ustadz Adi Hidayat tentang amalan-amalan saat Ramadhan yang sering ditinggalkan.***

Editor: Randi Manangin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah