WAJIB TAU! Ingin Meraih Al Qadar, Kenali Jelas Tanda-tanda Alam ini, Dijamin Tidak Meleset

- 22 April 2022, 01:48 WIB
Adi Hidayat menjelaskan keistimewaan Lailatul Qadr serta tanda-tanda yang disebutkan oleh para ulama mengenai datangnya malam tersebut.
Adi Hidayat menjelaskan keistimewaan Lailatul Qadr serta tanda-tanda yang disebutkan oleh para ulama mengenai datangnya malam tersebut. /Youtube Adi HIdayat Official/

PORTAL SULUT – Alquran dan sejumlah riwayat Hadist, menerangkan keutamaan bagi siapa yang meraih malam Al Qadar atau lailatul qadar.

Satu malam yang diberkahi Allah SWT saat bulan suci Ramadhan.

Meskipun turunnya Al Qadar dalam riwayat hadist tidak dijelaskan secara spesifik malam keberapa Ramadhan, namun tanda-tanda Al Qadar banyak dibahas dalam riwayat Hadist sebagai petunjuk.

Baca Juga: Jika Mimpi Benda Ini Tanda Dosa Belum Diampuni, Syekh Ali Jaber: SEGERA BERTOBAT

Nah… bagaimana cara meraih malam istimewa yang disebut malam lebih baik daripada 1000 bulan?

Tanda-tanda Al Qadar yang tersebar dalam referensi Hadist - Hadist Nabi SAW, khususnya Hadist Riwayat (HR) Muslim, cenderung memberikan tanda-tanda di akhir Ramadhan.

“Dalam hadist Muslim, tidak memberikan tanda di awal Ramadhan melainkan lebih memberikan tanda di akhir. Tanda di awal yang saya maksudkan mejelangnya, itu tidak ada yang spesifik,” jelas Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya yang dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com, Jumat 22 April 2022 dari YouTube Audio Dakwah, unggahan 17 Mey 2020.

Ustadz Adi Hidayat mengulas, tentang satu riwayat Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW pernah bermimpi dan dalam mimpi tersebut diperlihatkan oleh Allah SWT malam Al Qadar.

“Nabi SAW pernah bermimpi ditampakkan oleh Allah SWT malam Al Qadar, terus keadaan setelahnya Nabi SAW dalam keadaan sholat dalam kondisi tahiyat, ketika salam, nampak ada lumpur di dahi Nabi SAW,” terang Ustadz Adi Hidayat.

Kata Ustadz Adi Hidayat, lumpur pada dahi Nabi SAW dikarenakan masjid di zaman Nabi SAW terbatas, alasnya masih tanah sedangkan tiang-tiang terbuat dari pelepah kurma.

Sementara, atapnya dari daun-daun kurma, sehingga saat hujan masjid menjadi basah.

“Sehingga ketika hujan dan basah, dahi kotor. Kalau panas, ya panas, ada sebagian sahabat yang sampai menghamparkan seperti sapu tangan agar bisa menahan panas saat sujud,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Jatuh Talak dan Zina Jika Hubungan Suami Istri Tinggalkan Kewajiban Ini Kata Syekh Ali Jaber

Poinnya adalah lanjut Ustadz Adi Hidayat, saat Nabi SAW bangun, Allah membuat keadaanya gaib dibuat lupa waktunya kapan, malam ke berapa. Apakah pertama, kedua atau terakhir oleh Allah SWT dibuat lupa.

“Tapi tanda lumpur di kening masih tampak. Kata Nabi SAW tampak dikening saya ada lumpur. Paling menarik, ketika keesokan harinya saat Nabi SAW sholat Subuh begitu salam, terlihatlah di kening Nabi SAW itu ada lumpur,” tutur Ustadz Adi Hidayat.

Melihat Nabi SAW, para sahabat baru menyadari jika tadi malam adalah malam Al Qadar.
“Dari sini ada sebagian yang mengambil kesimpulan bahwa, itu ditandai dengan hujan sebelumnya. Tapi sesungguhnya tidak ada narasi seperti itu. Dan narasi yang disampaikan, kebanyakan tanda-tanda setelahnya, bisa cuaca hujan, bisa cuaca cerah, bisa jadi,” urai Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, peristiwa spesifik di zaman Nabi SAW bisa saja saat itu keadaanya hujan. Boleh jadi, di masa-masa yang berbeda, tidak hujan. Mungkin keadaanya nyaman dan tenang.

Lanjut Ustadz Adi Hidayat, sebab digambarkan dalam Alquran bahwa pasca malam Al Qadar disebut dengan kalimat salam yang artinya tenang, damai.

“Bahwa malam pasca itu, oleh Alquran disebutnya kalimat salam, tenang, damai. Jadi ada rasa yang diberikan dalam perasaan kita, jadi perasaan kita beda. Lihat surah Al Qadar ayat 5,” tutur Ustadz Adi Hidayat.

Surah AL Qadr Ayat 5

سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Arab Latin: salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr

Terjemahan: Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar

Ustadz Adi Hidayat menerangkan, ayat tersebut menerangkan bahwa malam itu begitu begitu tenang, damai.

“Jadi ada suasana satu malam yang terasa bagi sementara orang itu, kok enak banget, ibadahnya enak nyaman. Berdoa itu, rasanya khusyuk. Ada yang menyebutkan itu, tanda yang diberikan oleh Allah SWT ke dalam jiwa kita,” urai Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Jauhi 3 Golongan Manusia Ini, Ustadz Adi Hidayat: Bisa Celaka dan Menyesal di Hari Kiamat

Kata Ustadz Adi Hidayat, keesokan harinya, digambarkan suasana alam, lebih tenang tidak terlalu mendung, tidak terlalu terang, kelihatan tumbuh-tumbuhan sejuk.

“Kenapa digambarkan begitu tenang? karena di Alquran, disebutkan dalam firman Allah SWT bahwa malaikat itu turun semua,” tutur Ustadz Adi Hidayat.

Lanjut Ustadz Adi Hidayat, saking padatnya bumi karena malaikat turun, alampun begitu tenang, tidak berisik tidak, angin berisik tidak ada, ribut-ribut tidak ada, teduh.

“Sehingga, ada yang mengartikan, kalau merasa tenag di malam Ramadhan ketenagan sendiri dan alam dalam keadaan tenang, kayaknya sejuk, maka cepat-cepat bergegas beribadah malam itu, boleh jadi itu malam Al Qadar,” terang Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, keesokan harinya tandanya akan tampak sejuk tidak terlalu terik, bulan juga nampak indah, dan rasanya bisa berbeda dengan malam lainnya.

“Tapi kalau ingin dapat secara singkat gampang, setiap malam Ramadhan ibadah saja, nanti salah satunya akan terasa kenikmatan dan Al Qadar kita bisa dapatkan,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Demikian ulasan Ustadz Adi Hidayat tentang malam Al Qadar yang diinginkan seluruh umat Islam agar meraih malam lebih baik dari 1000 bulan.

Semoga artikel ini bermanfaat, wallahu a'lam bish-shawabi.***

Editor: Randi Manangin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah