Lalu para ulama memberikan pemahaman, menghidupkan bulan Ramadhan bukan hanya 5 hari, tapi 30 hari Ramadhan, lalu setelah itu barulah dikenal istilah tarawih.
Nabi Muhammad SAW tidak menentukan bilangan angka berapa rakaat sholat tarawih, dan hal itu tidak perlu ada pertentangan karena Nabi tidak menentukan.
Tidak ada bid'ah, jadi tidak perlu dipermasalahkan, kata Buya Yahya.
Jadi entah 8 rakaat atau 20 rakaat mengerjakan sholat tarawih, itu sama saja yang penting kita sudah mengerjakan sunnah Nabi SAW.***