Polemik Soal Logo Halal, Gus Baha Beri Jawaban Menohok

- 18 Maret 2022, 07:51 WIB
Gus Baha
Gus Baha /


PORTAL SULUT — Belum lama ini masyarakat Indonesia, khususnya yang beragama Islam, dihebohkan dengan adanya perubahan logo halal.

Banyak masyarakat ramai-ramai menanggapi soal keputusan Kementerian Agama (Kemenag) yang mengganti logo halal.

Imbasnya, terjadilah pro dan kontra atas keputusan Kemenag yang merubah logo halal ini.

Baca Juga: Ternyata Gus Baha Tak Suka Diminta Ceramah, Meski Tetangga Ngundang, Saya Tak Pernah Datang

Di tengah polemik tersebut, seorang ulama muda kharismatik, Gus Baha, menjelaskan tentang makna dari konsep halal.

Dikutip Portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Kanal YouTube SANTRI GAYENG pada Jumat, 18 Maret 2022, berikut penjelasan Gus Baha tentang konsep halal.

Menurut Gus Baha segala sesuatu itu asalnya dari Allah SWT, termasuk urusan halal.

"Saya jelaskan tentang halal. Halal adalah sesuatu yang dihalalkan Allah SWT," kata Gus Baha.

Baginya, pendapat tentang halal ini harusnya tidak salah diartikan.

"Kalian tak usah bilang 'halal itu yang dihalalkan fikih'. Pokoknya yang dinamakan halal itu yang dihalalkan Allah SWT," ucap Gus Baha.

Bila salah diartikan, maka sesuatu itu tidak akan beraturan sebagimana yang telah ditetapkan Allah SWT.

"Kita tahu lewat fatwanya ahli fikih. Tapi jangan dibalik 'yang dihalalkan ahli fikih'. Sebab, kalau ulamanya liberal maka akan halal terus. Kalau ulamanya ekstrimis, maka akan haram terus," terang Gus Baha.

Gus Baha pun menyentil konsep halal sebagaimana yang sering terjadi dan dialami masyarakat.

"Sebab banyak bisnis halal, yang pasti menyerempet haram. Misalnya, kalian jual pulsa (kuota), terkadang yang beli dipakai selingkuh. Kalian jadi supir taksi, terkadang mengantar orang pacaran," tutur Gus Baha.

Di sisi lain, Gus Baha pun mengambil sebuah kalimat dari seorang ulama fikih dan dianggap sebagai salah satu wali dalam dunia tarekat dan sufisme, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, tentang konsep halal.

"Yang dinamakan halal itu yang dihalalkan Allah SWT. Yang dinamakan halal itu, yang halal hukumnya, bukan haram ain-nya (wujudnya)," terang Gus Baha mengutip kalimat dalam kitab Ghunyah, karangan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Sambil menyinggung konsep halal, Gus Baha pun menyampaikannya dengan cara yang unik.

"Misalnya, ada orang yang setelah bekerja jadi pelacur dan dapat upah lima puluh ribu. Setelah itu membeli beras di tempatmu. Saya tanya? Uang itu hasil dari mana? dari jadi pelacur. Kemudian membeli beras di tempatmu itu haram, tidak? Kamu menerima uang itu haram, tidak?" tanya Gus Baha kepada Jamaahnya.

Dengan demikian, Gus Baha pun menegaskan bahwa menyatakan konsep Halal ini pun tidaklah mudah.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber: Lakukan 4 Amalan ini di Hari Jumat, Niscaya Akan Dibangunkan Rumah di Surga Allah SWT

Artinya, harus memahaminya secara utuh dan harus punya ilmu.

"Kan halal. Sebab yang dimaksud halal itu dari segi hukumnya, hukumnya jual beli itu. Halal, sudah sampai situ saja. Kita tak perlu mengecek uang itu dari mana," ungkap Gus Baha.

"Jadi halal seratus persen itu susah sekali. Makanya yang dimaksud halal itu, yang dihalalkan hukumnya bukan ain-nya (wujudnya)," tegas Gus Baha.

Adapun penjelasan konsep halal ini bisa ditonton langsung di kanal YouTube tersebut. Semoga penyampaian ini akan bermanfaat bagi kita sekalian.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah