Indikator Kiamat Sudah di Ujung Tanduk, Gus Baha: Binatang Ini Sudah Keliaran Bebas di Dunia

19 Desember 2023, 19:25 WIB
Indikator Kiamat Sudah di Ujung Tanduk, Gus Baha: Binatang Ini Sudah Keliaran Bebas di Dunia /youtube/

PORTAL SULUT - Dalam pandangan keagamaan, konsep kiamat atau hari kiamat menjadi salah satu aspek yang mendalam dan penuh misteri.

Gus Baha, dalam salah satu ceramahnya, menyoroti tanda-tanda yang mungkin menunjukkan bahwa kiamat belum terjadi dalam waktu dekat atau masih lama.

Menurutnya, hewan-hewan yang masih ada di bumi menjadi indikator penting yang mengisyaratkan bahwa hari akhir masih jauh.

Baca Juga: Ingin Rezeki Datang Sendiri Tanpa Dicari, Kerjakan 4 Amalan! Kata Syekh Ali Jaber

Pandangan Gus Baha ini menjadi bagian dari pemahaman keagamaan yang berkembang, dan melalui ceramahnya, ia berusaha membuka wawasan umatnya terhadap beberapa aspek yang mungkin belum mendapat perhatian cukup.

Dalam konteks ini, Gus Baha menyampaikan tiga hewan sebagai alasan bahwa kiamat masih jauh dari kenyataan.

Sebagaimana dilansir oleh Portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Santri Gayeng pada 1 Maret 2023, Gus Baha mengemukakan bahwa solusi untuk memahami tanda-tanda kiamat ini dapat ditemukan dalam tafsir Jalalain QS. Al-Mu’minun.

Menurut tafsir tersebut, keberadaan hewan-hewan tertentu menjadi penanda bahwa kehidupan manusia di dunia masih akan panjang.

Salah satu kutipan yang diambil oleh Gus Baha mengacu pada ayat tentang "dabbah," yang mencakup hewan-hewan yang menjadi sumber energi bagi manusia.

Dalam perspektif Gus Baha, kehadiran hewan-hewan ini menjadi bukti bahwa Allah belum menghendaki terjadinya kiamat.

"Selama masih ada dabbah, yakni hewan apa saja yang menjadi sumber energi manusia itu berarti Allah masih belum ingin kiamat," ungkap Gus Baha.

Dalam kajian ilmu fiqih, Gus Baha menekankan bahwa beberapa hewan yang menjadi asupan makanan manusia memiliki peran penting dalam menunda munculnya hari kiamat.

"Selama Allah masih menciptakan hewan yang bisa dimakan manusia, itu berarti Allah masih ingin manusia hidup," tambahnya dengan penuh keyakinan.

Pemahaman ini menciptakan narasi bahwa kiamat bukanlah suatu peristiwa yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa pertanda.

Gus Baha dengan tegas menyatakan bahwa selama hewan-hewan ini masih ada di bumi, Allah tidak akan menciptakan hari kiamat.

Dalam perspektif keagamaan, penggambaran ini menciptakan keterkaitan erat antara kehidupan manusia dan keberadaan makhluk lain di bumi.

Penting untuk dicatat bahwa interpretasi terhadap tanda-tanda kiamat dapat bervariasi di antara ulama dan pemikir keagamaan.

Gus Baha, melalui ceramahnya, memberikan pandangan khasnya sendiri yang mencerminkan tradisi dan pemahaman keagamaan tertentu.

Baca Juga: Dagangan Laris Rezeki Jadi Manis! Ikuti Tips Berdagang dari Habib Umar Bin Hafidz, Menurut Ustadz Abdul Somad

Hewan-Hewan yang Menunda Kiamat

Gus Baha memaparkan bahwa hewan-hewan tertentu, yang juga merupakan sumber makanan manusia, menjadi indikator bahwa Allah masih memberikan kesempatan bagi manusia untuk terus hidup.

Dalam konteks ini, kita dapat mempertimbangkan beberapa hewan yang menjadi fokus perhatian dalam ceramah Gus Baha.

Pertama, hewan-hewan yang menjadi sumber energi manusia, seperti ternak yang memberikan daging, susu, dan produk-produk lainnya.

Dalam pemahaman Gus Baha, keberadaan hewan-hewan ini mencerminkan rahmat Allah yang masih terus mengalir kepada umat manusia.

Kedua, hewan-hewan yang termasuk dalam kategori hewan yang dimakan oleh manusia. Konsep ini merinci bahwa selama masih ada hewan yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan, Allah tidak akan menghentikan kehidupan manusia.

Oleh karena itu, kehadiran hewan-hewan ini menjadi tanda bahwa hari kiamat masih belum terjadi.

Gus Baha mengingatkan bahwa pemahaman ini bersumber dari tafsir Jalalain QS. Al-Mu’minun, dan dalam konteks keagamaan, pemahaman terhadap ayat-ayat suci dapat menciptakan kerangka interpretasi yang khas dan khusus bagi setiap pemikir keagamaan.

Saran Gus Baha untuk Pemahaman Lebih Lanjut

Meskipun Gus Baha memberikan pandangan dan penjelasan mengenai tanda-tanda kiamat melalui keberadaan hewan-hewan tertentu, ia juga mendorong umatnya untuk terus belajar dan mencari pemahaman lebih lanjut.

Pengembangan wawasan keagamaan tidak boleh berhenti pada satu perspektif saja, tetapi harus melibatkan penelitian, kajian, dan dialog yang lebih mendalam.

Dalam konteks ini, Gus Baha menyatakan bahwa kajian ilmu fiqih dapat menjadi sumber pengetahuan yang berharga.

Pemahaman terhadap ajaran agama dan tafsir ayat-ayat suci dapat diperdalam melalui kajian yang komprehensif.

Saran Gus Baha untuk terus belajar dan mencari pengetahuan lebih lanjut menciptakan semangat intelektualisme dan penelitian di kalangan umatnya.

Baca Juga: Ustadz Zulkifli Bongkar 3 Tanda-tanda Dajjal Telah Muncul di Kehidupan Manusia dan Kiamat AkanTerjadi

Kesimpulan

Tanda-tanda kiamat menjadi aspek yang mendalam dalam pandangan keagamaan, dan Gus Baha memberikan pandangannya melalui ceramahnya.

Dengan menyoroti hewan-hewan sebagai indikator waktu, Gus Baha menciptakan narasi yang menghubungkan kehidupan manusia dengan makhluk lain di bumi.

Interpretasi Gus Baha menekankan bahwa keberadaan hewan-hewan tertentu adalah penunda kiamat, dan Allah memberikan kesempatan bagi manusia untuk terus hidup selama hewan-hewan tersebut masih ada.

Meskipun pandangan ini mencerminkan pemahaman keagamaan khas, penting untuk diingat bahwa interpretasi terhadap tanda-tanda kiamat dapat bervariasi di antara pemikir keagamaan.

Saran Gus Baha untuk terus belajar dan mencari pemahaman lebih lanjut menjadi panggilan untuk pengembangan spiritualitas dan keintelektualan umat.

Dengan begitu, umat dapat mendekati pemahaman yang lebih utuh tentang nilai-nilai keagamaan dan tanda-tanda kiamat.

Semoga artikel ini dapat membuka ruang diskusi dan refleksi lebih lanjut mengenai makna keberagamaan dalam konteks kehidupan sehari-hari.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler