PORTAL SULUT – Banyak orang yang mengatakan soal larangan makan sebelum usai sholat Idul Adha. Benarkah hal ini? Berikut penjelasan Ustadz Anas Burhanuddin.
Ustadz Anas Burhanuddin dalam salah satu ceramahnya menjelaskan mengenai larangan makan sebelum usai menunaikan sholat Idul Adha.
Larangan makan sebelum melakukan sholat Idul Adha ini hanya berlaku untuk orang yang ingin berkurban saja. Sementara bagi yang tidak berkurban, maka ia dibebaskan dari larangan ini.
Tentu saja perintah ini menyebabkan banyak orang bertanya-tanya mengenai hal tersebut.
Hal ini dikarenakan selama ini yang diumumkan di depan masyarakat adalah larangan makan sebelum melakukan sholat Idul Adha yang berlaku bagi orang yang berkurban maupun tidak.
Baca Juga: Ini Doa Niat Kurban Idul Adha Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain Dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya
Oleh karena itu, apakah memang benar larangan tidak boleh makan sebelum sholat Idul Adha ini hanya untuk orang yang berkurban? Berikut penjelasan Ustadz Anas Burhanuddin mengenai hal tersebut.
Pernyataan Ustadz Anas Burhanuddin ini beranjak dari salah satu penanya yang bertanya kepada Ustadz seperti ini:
“Saya pernah mendengar saat Idul Adha, kita disunnahkan untuk menahan diri dari makan dan minum sampai kurban itu disembelih,”
“Pertenyaannya, Apakah benar seperti itu Ustadz? Dan apakah menahan diri untuk makan dan minum berlaku untuk secara umum, baik yang berkurban, maupun yang tidak?” tanya jemaah kepada Ustadz Anas Burhanuddin.
Ustadz Anas Burhanuddin menjawab dengan mengatakan bahwa ini adalah salah satu sunnah dalam melaksanakan sholat Idul Adha.
“Yaitu, kita tidak disunnahkan untuk makan dan minum dahulu,” kata Ustadz Anas Burhanuddin.
Kenapa demikian? Karena di dalam sebuah hadits shahih Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Hal pertama yang kita lakukan pada hari ini adalah dengan sholat dahulu, baru kemudian setelah kita pulang, kemudian kita menyembelih,” terang Ustadz Anas Burhanuddin.
“Jadi menyembelih makannya baru nanti setelah sholat,” ucap Ustadz Anas Burhanuddin.
Kata Ustadz Anas Burhanuddin, ini mengisyaratkan bahwasanya sebelum sholat Ied, maka sunnahnya tidak makan terlebih dahulu.
Hal ini kata Ustadz Anas Burhanuddin berbeda dengan sholat Idul Fitri yang dimana sunnahnya adalah makan terlebih dahulu.
Baca Juga: Tak Bisa ke Masjid? Begini Tata Cara Shalat Idul Adha di Rumah
“Karena berguna untuk membedakan. Karena kita baru menjalankan puasa wajib selama bulan Ramadhan, maka di antara bentuk penegasan adalah segera berbuka pada hari itu untuk menandai bahwasanya hari itu kita sudah tidak berpuasa lagi,” ungkap Ustadz Anas Burhanuddin.
Adapun di hari raya Idul Adha ini kata Ustadz Anas Burhanuddin, tidak seperti itu.
“Justru yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah tidak makan terlebih dahulu,” ucap Ustadz Anas Burhanuddin.
“Dan ini berlaku untuk semua, termasuk yang tidak kurban,” lanjut Ustadz Anas Burhanuddin.
Ustadz Anas Burhanuddin selanjutnya menerangkan bahwa adapun yang berniat melakukan kurban, maka yang berlaku baginya adalah larangan yang lain.
“Yaitu larangan untuk memotong rambut atau memotong kuku atau memotong dari kulitnya,” jelas Ustadz Anas Burhanuddin.
Hal ini kata Ustadz Anas Burhanuddin berlaku kepada seseorang yang sudah niat untuk menyembelih dan larangan ini berlaku sejak masuknya Hilal Dzulhijjah.
“Sejak terlihatnya Hilal Dzulhijjah yaitu saat masuk tanggal satu Dzulhijjah sampai sampai dia menyembelih,” terang Ustadz Anas Burhanuddin.
Ustadz Anas Burhanuddin juga menerangkan bahwa larangan untuk makan sebelum Idul Adha ini tidak sampai pada derajat haram, melainkan makruh saja.
“Jadi kalau seandainya ada keperluan mendesak, mungkin karena haus sekali, atau lapar sekali yang bisa mengganggu ibadah kita hingga tidak khusyu, maka nggak masalah kita makan,” tutup Ustadz Anas Burhanuddin.
Penjelasan ini dikutip portalsulut.com dari kanal YouTube Rodja.***