Bukan 7 Tapi 9 Kelompok yang Diizinkan Tidak Berpuasa Ramadhan Menurut Gus Baha

5 April 2023, 07:36 WIB
Sembilan Orang yang Diizinkan Tidak Berpuasa Ramadhan Menurut Gus Baha /Berita Bantul/


PORTAL SULUT - Pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban bagi setiap umat Islam.

Akan tetapi, terdapat beberapa kelompok yang tidak diwajibkan untuk berpuasa dengan alasan tertentu.

Menurut KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, kelompok yang boleh tidak berpuasa.

Yang boleh tidak puasa Ramadhan tersebut adalah orang yang memang tidak mampu atau kuat untuk menjalankan puasa.

Baca Juga: Rezeki Seret, Kerja Ditolak, Hidup Susah! Kerjakan Satu Amalan Ini, Semua Tuntas, Menurut Ustadz Adi Hidayat

Gus Baha menjelaskan bahwa mereka yang sedang bepergian atau musafir diperbolehkan untuk tidak menjalankan puasa.

Meski demikian, mereka harus membayar hutang puasa pada waktu yang lain.

Gus Baha mengutip pendapat Ahmad Ibnu Hambal bahwa musafir adalah orang yang pergi ke tempat yang asing.

Sehingga tidak sama dengan supir atau pekerja lainnya yang sedang bekerja.

Oleh karena itu, orang yang sedang bekerja disarankan untuk berpuasa karena secara hakikat mereka tidak sedang bepergian.

Namun, selama menjalankan ibadah puasa, mereka diperbolehkan untuk berbuka di tengah jalan dan harus menggantinya di waktu yang lain.

Gus Baha juga menyebutkan beberapa kelompok lain yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadhan.

Seperti orang sakit, lansia, dan orang yang hampir meninggal dunia.

Namun, mereka wajib membayar fidyah. Ada sembilan kelompok yang diizinkan untuk tidak berpuasa Ramadhan menurut Gus Baha. Yaitu:

-anak kecil,

- orang gila atau hilang akal sehat,

- orang sakit,

- orang tua atau lansia yang kondisinya lemah,

- musafir atau orang yang sedang bepergian,

- perempuan hamil,

- ibu menyusui,

- perempuan yang sedang haid atau tidak dalam kondisi suci, dan

- perempuan nifas atau yang baru saja melahirkan.

Anak kecil yang belum baligh termasuk kelompok pertama yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadhan, demikian juga dengan orang yang gila atau hilang akal sehat.

Orang sakit juga termasuk kelompok yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadhan, namun dengan beberapa ketentuan.

Jika berpuasa akan memperburuk kondisi kesehatannya, maka orang tersebut boleh meninggalkan puasa.

Selain itu, orang yang telah berpuasa namun kemudian sakit dan tidak mampu melanjutkan ibadahnya juga boleh membatalkan puasa.

Kelompok keempat adalah orang tua atau lansia yang kondisinya lemah.

Tidak ada batasan umur untuk kelompok ini, selama mereka merasa bahwa puasa akan memberatkan.

Baca Juga: Sebelum Meminta yang Lain, Utamakan Dulu 1 Hal Ini, Kata Ustadz Adi Hidayat,

Kelompok kelima adalah musafir atau orang yang sedang bepergian, dengan syarat jarak perjalanan lebih dari 90 km.

Kelompok keenam adalah perempuan hamil, dan kelompok ketujuh adalah ibu menyusui.

Kelompok kedelapan adalah perempuan yang sedang haid atau tidak dalam kondisi suci, dan kelompok terakhir adalah perempuan nifas atau yang baru saja melahirkan.

Mereka semua harus mengganti hutang puasa yang tidak dilaksanakan pada waktu lain, kecuali orang yang sakit atau lansia yang kondisinya tidak memungkinkan.

Bagi orang yang tidak mampu berpuasa secara keseluruhan, mereka harus membayar fidyah atau membayar sejumlah uang sebagai ganti dari puasa yang tidak dilakukan.

Besaran fidyah yang harus dibayar adalah sebesar makanan yang cukup untuk satu orang miskin selama satu hari puasa.

Namun, Gus Baha menekankan bahwa tidak berpuasa tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan hal-hal yang melanggar agama.

Seperti makan dan minum di tempat umum atau tidak menjalankan shalat.

Puasa adalah suatu kewajiban dan pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam untuk membuktikan kesetiaannya kepada Allah.

Oleh karena itu, meskipun ada beberapa golongan yang tidak wajib berpuasa, mereka tetap diharapkan untuk memperbanyak amalan ibadah lainnya.

Dalam hal ini, Gus Baha memberikan contoh amalan ibadah lain yang dapat dilakukan oleh mereka yang tidak wajib berpuasa.

Yakni seperti membaca Al-Quran, melakukan shalat sunnah, atau memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan.

Menjalankan amalan-amalan tersebut dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.

Dalam Islam, puasa Ramadhan juga memiliki nilai sosial yang sangat penting.

Selain sebagai wujud penghormatan dan pengabdian kepada Allah, puasa juga dapat meningkatkan kepekaan sosial dan kepedulian terhadap sesama.

Dalam bulan puasa, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan kegiatan sosial seperti memberikan sedekah atau memperbanyak kegiatan amal dan sosial lainnya.

Secara keseluruhan, puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap umat Islam, namun ada beberapa golongan yang tidak wajib berpuasa dengan alasan tertentu.

Meskipun demikian, tidak berpuasa tidak boleh dijadikan alasan untuk melanggar agama atau tidak melakukan ibadah lainnya.

Selama bulan puasa, umat Islam diharapkan untuk memperbanyak amalan kebaikan dan meningkatkan kepedulian sosial terhadap sesama, serta menjaga kesehatan dan keselamatan.

Wallahualam.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler