Teks Khutbah Jumat Terakhir Bulan Syaban: Ikhtiar agar Ramadhan Penuh Makna

17 Maret 2023, 05:22 WIB
Teks Khutbah Jumat Terakhir Bulan Syaban: Ikhtiar agar Ramadhan Penuh Makna /Klik Mataram/Bambang Parmadi/


PORTAL SULUT - Tanpa terasa, umat Islam sudah berada di penghujung bulan Syaban 1444 H/2023 M dan akan segera menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Jumat 17 Maret ini adalah hari Jumat terakhir di bulan Syaban.

Berikut ini materi khutbah Akhir Syaban yang berjudul Ikhtiar agar Ramadhan Penuh Makna, dikutip dari Nu Jatim.

Baca Juga: Amalan Mustajab! Baca 2 Surah ini saat Subuh, Insya Allah Rezeki Besar Datang Kepadamu, Menurut Mbah Moen

Hadirin yang Dirahmati Allah SWT

Kini kita berada di penghujung bulan Sya’ban dan beberapa hari lagi akan memasuki bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Maka selayaknya kita tidak perlu menunda lagi untuk meningkatkan keshalihan. Ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Maka mulai sekarang marilah kita semakin mendekatkan diri dan semakin giat beribadah, serta kian jauh meninggalkan larangan-larangan Allah.

Juga senantiasa berdoa sebagaimana ajaran Rasulullah SAW:

أَللَّهُمَّ بَارِكْلَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: Ya Allah, berkatilah kehidupan kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah usia kami hingga bulan Ramadhan.

Kemudian ketahuilah wahai saudara-saudara seiman yang dimuliakan Allah, bahwa di antara nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah kepada para hamba-Nya adalah kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karenanya, para hamba mesti berbahagia menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh rasa syukur dan keridhaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Artinya: Bulan Ramadhan adalah diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. (QS Al-Baqarah, 2: 185)

Maka siapa pun yang masih dapat menjumpai bulan Ramadhan, maka hendaklah ia berpuasa. Sementara beberapa hari lagi kita telah memasuki bulan Ramadhan, maka marilah senantiasa menyongsong kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. Mempersiapkan segala potensi fisik, materi dan rohani untuk mengagungkan bulan Allah ini. Bila telah masuk awal Ramadhan, marilah berdoa kepada Allah, agar dikarunia keselamatan keimanan dan kehusyukan beribadah selama sebulan penuh.

Baca Juga: Inilah Waktu Penentu Nasib Seseorang, Akan Kaya atau Hidup Miskin Sepanjang Usia, Menurut Mbah Moen

Para ulama terdahulu mencontohkan bahwa, sejak mendekati hari-hari terakhir bulan Sya’ban, mereka senantiasa meningkatkan amalan-amalan kebaikan seraya berdoa: Ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini (Ramadhan) keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Berikanlah kepada kami, taufik dan i’anah-Mu agar kami mampu melakukan amalan-amalan yang Engkau cintai dan Engkau ridhai.

Dan bila telah datang bulan Ramadhan nanti, marilah kita ikuti sabda Rasulullah SAW:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ

Artinya: Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. (HR Ahmad)

Hadirin Ikhwanul Muslimin Rahimakumullah

Puasa pada bulan Ramadhan adalah wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam. Kewajiban puasa Ramadhan berdasarkan Al-Qur'an, sunnah dan ijma'. Landasan Al-Qur’an sebagaimana telah kita dengarkan bersama tadi dalam firman Allah yang tercantum di dalam surat Al-Baqarah ayat: 185.

Sedangkan landasan hadits, tak berbilang banyaknya. Salah satunya adalah sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

بُنِيَ الإسْلاَ مُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةُ أنْ لاَ إلَهَ إلا الله وَأنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإقَامِ الصَّلا ةَ وَإيْتاَءِ الزَّكَاةِ وَالحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Artinya: Islam dibangun atas 5 hal, yaitu bersaksi tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa di bulan Ramadhan. (HR Bukhari dan Muslim)

Lalu mungkin kita akan bertanya-tanya, bila manakah bulan Ramadhan datang, dan kapankah kita akan memulai berpuasa Ramadhan? Maka ketahuilah wahai saudara-saudara sekalian, datangnya bulan Ramadhan dapat ditetapkan dengan dua jalan, pertama dengan terlihatnya hilal dan yang kedua adalah setelah menggenapkan bulan Sya'ban hingga 30 hari. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

إذَا رَأيْتُمُ الْهِلَا لَ فَصُوْمُوا وَإذَا رَأيْتُمُوْهُ فَأفْطرُوْا فإنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُوْمُوا ثَلا ثِيْنَ يَوْمًا

Artinya: Apabila kalian melihat hilal (bulan sabit penanda awal Ramadhan), maka puasalah. Dan apabila kalian melihat hilal (pada awal bulan Syawal), maka berbukalah (lebaran). Apabila tertutup awan (mendung), maka berpuasalah 30 hari. (HR Muslim)

Baca Juga: Amalan Mendapat 3 Kunci Utama Dalam Hidup, Akan Diangkat Derajatnya Oleh Allah, Begini Kata Ustadz Abdul Somad

Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:

الصَّوْمُ يَومٌ تَصُوْمُوْنَ وَاْلفِطْرُ يَوْمٌ تُفْطِرُوْنَ وَالْأضْحَى يَوْمٌ تُضَحُّوْنَ

Artinya: Puasa itu adalah pada hari kalian semua berpuasa, dan lebaran itu pada hari kalian berbuka, sedangkan Idul Adha adalah pada saat kalian semua berkurban. (HR Tirmidzi)

Berdasarkan hadits ini kita dianjurkan agar menjaga persatuan dan persaudaraan sesama umat Islam, jangan terpecah belah dan saling bermusuhan, hanya karena perbedaan waktu penentuan awal Ramadhan dan hari raya.

Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia

Lalu siapa sajakah orang-orang yang diwajibkan untuk menjalankan puasa? Mereka adalah yang telah menetapi syarat dan rukun puasa. Yakni harus orang Islam, baligh yaitu cukup umur dan berakal dalam artian tidak hilang akal.

Sedangkan rukun puasa adalah, adanya niat yang harus telah dilakukan pada setiap malam bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّياَمَ قَبْلَ الفَجْرَ فَلا صِيَامَ لَهُ

Artinya: Barang siapa tidak berniat puasa pada malam sebelum fajar, maka puasanya tidak sah. (HR Nasai)

Sedangkan rukun berikutnya adalah menahan diri. Yaitu menahan diri dari segala yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan bersetubuh dari waktu mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Kemudian yang perlu diketahui adalah, hal-hal yang membatalkan puasa. Jika kita melakukan hal-hal berupa: makan, minum dan bersetubuh dengan sengaja atau terdapat sesuatu yang masuk sampai ke tenggorokan, baik berkumur ketika wudhu atau menelan sesuatu benda dan yang lainnya. Hal-hal tersebut tentu membatalkan puasa kita.

Hal lain yang membatalkan puasa adalah keluar mani dengan sengaja, seperti karena berlama-lama memandang perempuan, baik yang halal baginya maupun bukan, mengkhayal, berciuman atau bersentuhan dengan perempuan sehingga keluar mani. Juga muntah dengan sengaja. Sedangkan muntah tanpa sengaja, maka tidak membatalkan puasa.

Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ اسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْضِ

Artinya: Barang siapa muntah dengan sengaja, maka wajib mengqadha (puasanya). (HR Tirmidzi)

Tidak berniat puasa pada malam harinya juga membatalkan puasa. Keluarnya darah haid atau nifas. Murtad serta hilang akal atau gila adalah juga membatalkan puasa. Karenanya kita harus senantiasa bertindak hati-hati selama menjalankan ibadah puasa.

Baca Juga: Terbuka Semua Pintu Rezeki di Langit dan Bumi! Ustadz Abdul Somad: Kerjakan, 1 Amalan Pamungkas Di Pagi Hari

Sedangkan orang-orang yang diperbolehkan tidak menjalankan ibadah puasa ada beberapa kategori, yakni perempuan hamil berdasarkan petunjuk dokter. Demikian pula perempuan yang sedang menyusui, seperti haInya perempuan hamil. Termasuk musafir, yakni orang yang bepergian jauh bukan untuk tujuan maksiat, namun setelah itu wajib mengqadha puasa yang ditinggalkan. Selanjutnya yakni orang lanjut usia yang tidak sanggup lagi berpuasa. Sebagai gantinya dia harus membayar fidyah setiap hari dengan memberi makan kepada satu orang miskin.

Maka, setelah mengetahui segala hal yang terkait dengan puasa, marilah kita bersiap menyambut bulan Ramadhan demi menunaikan salah satu rukun Islam tersebut. Marilah kita sambut bersama bulan penuh berkah dan ampunan Allah ini dengan penuh rasa suka cita dan keikhlasan beribadah. Sebagaimana Allah dan Rasulullah telah menyatakan keagungan bulan Ramadhan dalam surat Al-Baqarah ayat 185 di atas. Serta sabda Rasulullah SAW:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِِ

Artinya: Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhaan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR Bukhari)

Sekali lagi, pengetahuan masalah puasa Ramadhan hendaknya kita kuasai dengan baik. Demikian pula niat demikian tulus kita tekankan dalam hati untuk menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai kesempatan langka sekaligus istimewa. Karena tidak ada jaminan bahwa tahun depan kita akan bertemu kembali dengan Ramadhan, meski tentu saja terus berdoa agar diberikan umur panjang sehingga dapat berjumpa dengan Ramadhan kembali. Amin ya rabbal alamin.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Sumber: NU Jatim

Tags

Terkini

Terpopuler