PORTAL SULUT – Gus Dur pernah suatu ketika bersandiwara dengan Mbah Moen.
Mbah Moen memang pernah bertemu dengan Gus Dur ketika ia masih menjadi orang nomor 1 di RI.
Saat itu Gus Dur selaku presiden RI datang ke Majalengka berkaitan dengan pertemuan bersama Mbah Moen.
Baca Juga: Ramai Bencana Gempa Turki, Gus Baha: Tak Boleh Berdoa Menolak Bencana, Waliyullah Saja Tak Berani
Memang KH Abdurrahman Wahid, nama lengkap Gus Dur, kerap berkeliling Nusantara untuk ziarah.
Gus Dur pernah berziarah ke makam para wali dan kyai yang ada di Majalengka.
Makam yang diziarahi Gus Dur di Majalengka adalah makam dari Kyai Abdul Chalim.
Makam Kyai Abdul Chalim berlokasi di Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.
Kedatangan Gus Dur untuk ziarah terjadi pada tahun 2003 silam.
Di samping gemar berziarah, banyak sekali misteri yang meliputi kehidupan beliau terungkap pasca wafat.
Muncul kisah tentang Gus Dur berhubungan dengan Mbah Moen Zubair yang kerap dikira berselisih paham.
Pernah terlihat ada silang pendapat antara Gus Dur dan Mbah Moen.
Akan tetapi kenyataannya ketika Gus Dur wafat, justru Mbah Moen yang berlaku sebagai pemimpin sholat jenazah.
Bahkan ketika peringatan 100 hari wafatnya Gus Dur, KH Maimoen Zubair juga memimpin tahlilan.
Ketika tahlilan, Mbah Moen pun berkisah tentang kenyataan sebenarnya di balik hubungan beliau dengan Gus Dur.
Baca Juga: Setelah 17 Tahun, Pasutri Ini Akhirnya dapat Momongan Berkat Amalan Ini Kata Syekh Ali Jaber
Mbah Moen menerangkan bahwa semuanya adalah sandiwara Gus Dur supaya kebaikannya tak dibicarakan orang ketika ia masih hidup.
Pernah Gus Dur menawarkan bantuan dengan catatan tak boleh ada sama sekali orang yang tahu.
Saking Gus Dur tidak ingin ada yang tahu dengan bantuannya, ia pun bersandiwara seolah-olah ada selisih paham.
Tak mengejutkan banyak yang mencibir Gus Dur dengan penilaian seorang santri tak taat kepada kyainya.
Padahal sesungguhnya tidak seperti yang diprasangkakan oleh banyak orang.
Demikianlah kehidupan Gus Dur yang banyak diliputi misteri semasa hidupnya.
Wallahu ‘alam bishowab. Al-Fatihah.***