PORTAL SULUT – Semasa hidupnya Mbah Moen pernah menjelaskan pentingnya bulan Rajab.
Bulan Rajab 1444 H ini disebut dengan bulan yang penuh dengan pahala serta kebaikan.
Sayang sekali melewatkan bulan Rajab tanpa ijazah amalan dari Mbah Moen ini.
Baca Juga: Gus Baha Bingung Masjid Ramai, Sambil Kutip Nabi saw: Rumah Jadi Kuburan, Kenapa?
Akan tetapi apakah amalan bulan Rajab 2023 yang dimaksud? Ikuti uraian lengkap guru kesayangan Gus Baha di bawah ini.
Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan mulia dan agung dalam kalender Hijriah.
Bulan mulia atau bulan haram ini adalah:
- Bulan Rajab
- Bulan Zulhijjah
- Muharram
- Rajab
Keempat bulan dalam almanak Hijriah itu bisa menjadi ajang latihan atau pemanasan sebelum puasa Ramadan.
KH Maimoen Zubair yang karib disapa Mbah Moen memaparkan keistimewaan bulan Rajab.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-anwar Sarang Rembang tersebut pernah berceramah tentang suatu amalan.
Pasalnya bulan Rajab merupakan bulan paling tepat untuk memperbanyak amalan kita.
Banyak yang menyangka peristiwa Isra’ Miraj Nabi saw. yang membuat bulan Rajab istimewa.
Sedangkan Mbah Moen sendiri berkata bukan Isra Miraj yang membuat bulan Rajab spesial.
Bulan Rajab menjadi istimewa karena Rasulullah saw. berada di kandungan ibunya tepat pada bulan Rajab.
“Rajab kanggo wulan ibadah, Rajab Selo Besar, kangge nopo? Haji,” terang Mbah Moen.
Hal tersebut sebagiamana dinukil portalsulut.com dari Youtube ppalanwarsarang.
Dari video bertajuk Kemuliaan Bulan Rajab yang diakses pada 30 Januari 2023.
Amalan yang dimaksud untuk dikerjakan pada bulan Rajab itu sendiri adalah naik haji.
Bahkan lebih jauh lagi, Mbah Moen berkata bahwa bulan yang dimuliakan bukan hanya empat.
Kata guru kesayangan Gus Baha tersebut, bulan yang dimuliakan Allah ada 7 totalnya:
- Rajab
- Sya’ban
- Ramadan
- Syawal
- Dzulqo’dah
- Dzulhijjah
- Muharram
Pada bulan-bulan tersebut Nabi Muhammad saw. berada dalam kandungan ibunda.
Yang kemudian dilanjutkan dengan bulan Safar dan Maulud maka jumlahnya menjadi 9.
“La Rejeb makan sunah poso, posone tanggal 1 sampe tanggal 10, nak gak yo tanggal 1 utowo 10,” tutur Mbah Moen.
“Sebab Nabi dikandung (pada) tanggal awal,” lanjut sekaligus pungkas Mbah Moen.
Wallahualam.**